|

1.2K 116 33
                                    

Nyata yang Berawal dari Maya

"Apa yang bisa kutemukan dalam sepinya kota ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang bisa kutemukan dalam sepinya kota ini?"


°•

Gerimis yang turun menyentuh sunyinya kota malam, siulan lembut dari sang angin menemani, serta dingin udara yang menyertai, membuat sosok yang semampai itu melangkah lebih cepat ke dalam gang yang bercahaya kelam.

Jisoo Kim adalah nama sosok-perempuan itu. Ia selalu berjalan sendirian, selalu hanya suara gemericik air yang setia menemaninya sepanjang jalan. Jisoo habis menyelesaikan shift malamnya dan sedang berjalan pulang saat ini.

Sesampainya di depan pintu rapuh yang familiar baginya, Jisoo menghela nafas panjang, merasa lega. Akhirnya, ia sampai di apartemennya. Ia melenggang masuk, lantas menyalakan lampu yang setelah beberapa kali berkedip baru memancarkan cahaya yang tidak begitu terang.

Dengan gontai dan letih, ia melepas asal sepatunya yang basah. Jaket kulitnya juga dilempar tidak beraturan ke sofa. Ia tak tampak perduli dengan kerapian di sekitarnya.

Jam segini, orang-orang seharusnya sudah terlelap puas, tetapi tidak dengan Jisoo. Ia tak kunjung tidur, dan memilih untuk duduk di samping jendela dengan sebatang rokok dan segelas whiskey untuk menghangatkan tubuhnya.

Matanya yang lelah tertuju kepada alun-alun kota yang sepi dan basah. Gedung-gedung menjulang tinggi dan menyala, menghiasi gelapnya kota di malam hari. Sesekali terlihat cahaya mobil berlalu lalang.

Melihat semua itu cukup membuat suasana hati Jisoo membaik. Hal terbaik yang bisa diberikan kota ini adalah hujan, dan suasana malamnya.

Jisoo menenggak alkohol itu sebelum ia mengambil pena dan kertas yang tergeletak asal di meja kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisoo menenggak alkohol itu sebelum ia mengambil pena dan kertas yang tergeletak asal di meja kerjanya. Ia lantas menuntun pena kesayangannya menari di atas permukaan kertas. Garis demi garis, corat-coretan itu dengan pelan semakin jelas.

𝐇𝐞𝐫 || 𝐂𝐡𝐚𝐞𝐬𝐨𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang