||

725 97 34
                                    

Lembar dua

Nyata yang Kembali Maya

Rasa sepi tak pernah lepas dari kota ini.

•°• ~

Kaca tampak buram ditutupi oleh rintik dan embun, namun samar-samar cahaya dari kota tampak dari balik jendela. Malam minggu membuat tempat Jisoo bekerja penuh. Jisoo sedang berdiri di bar itu dengan kedua tangan di atas meja.

Di tangah keriuhan, seseorang yang menjadi pusat perhatian Jisoo sejak lama adalah ia yang tidak lagi asing. Ia adalah gadis yang mencuri jaketnya tempo lalu. Gadis pirang itu kembali, bukan untuk pesan minum, namun ia berdiri di atas panggung. Ia akan melempar senyum kepada Jisoo setiap mata mereka bertemu. Apa yang ia lakukan di sana?

Gadis itu tersenyum puas saat melihat mikrofonnya terpasang sempurna pada penyangga. Lantas, ia menyalakan benda elektronik itu sehingga menghasilkan suara statis yang menyakiti telinga. Orang-orang serentak meringis dibuatnya.

"Maaf," ucap-bisiknya melalui mikrofon, senyum menyesal dilemparkan pada orang-orang.

Jisoo baru menyadari bahwa tak seperti biasanya, tidak ada musik yang berputar di latar belakang sejak tadi.

Di panggung itu, Chaeyoung mengangkat sebuah gitar yang entah dari mana, dan mendekatkan wajahnya ke mikrofon.

Jisoo tahu ia sedang gugup, melihat dari cara ia menarik dan membuang nafasnya sebelum tangan di bawahnya mulai bermain dengan senar. Dengan satu per satu, ia memetik senar itu sehingga menghasilkan sebuah melodi.

"I remember winter nights..
Being wrapped up in your eyes.."

Pupil Jisoo melebar, dan segalanya menjadi senyap sesaat ia mulai bernyanyi. Suaranya seringan awan, sangat halus sehingga membuat perasaan Jisoo berkecamuk tak karuan saat mendengarnya.

"In silence love, our distance grows..
Goodbyes don't hit the same way anymore..
And heaven knows..."

Gadis itu benar-benar menyita semua perhatian dengan suaranya yang menyebar melalui speaker di setiap penjuru bar. Jisoo sendiri, ia menemukan dirinya kesulitan untuk mengalihkan pandangannya dari panggung. Ia bernyanyi dengan menutup matanya, tampak sangat meresapi lagu yang ia bawa. Ke mana gugupnya tadi?

"I found her.. in the loneliest city on earth."

Menjadi bait terakhir yang semua orang dengar sebelum sang diva turun dari panggung kekuasaannya. Banyak yang menunjukkan apresiasi dengan menepuk tangan mereka. Penyanyi itu tersenyum, sesekali menunduk malu kepada penontonnya sembari berlari kecil ke arah Jisoo yang sedang melihatnya.

"Hei," ia menyapa duluan. "Bagaimana penampilanku tadi? Apa aku kelihatan gugup?"

Jisoo tersenyum. "Agak. Tapi suaramu lumayan."

Mereka berbincang banyak setelahnya. Tempat yang ramai perlahan sepi sampai hanya tertinggal beberapa insan yang terlihat. Tidak terasa waktu cepat berlalu. Di penghujung perbincangan mereka yang panjang, mereka bertukaran nama.

Park Chaeyoung adalah namanya.

Dan pada saat mulut Chaeyoung mengucapkan nama Jisoo, Jisoo tidak tahu kenapa ia bisa merasakan perasaan aneh yang tiba-tiba muncul dalam dirinya. Aneh namun terasa menggembirakan. Hanya itu yang bisa Jisoo deskripsikan. Ia melebarkan senyum di wajahnya.

"Baiklah. Sampai nanti, Chaeyoung!"

"Bye, Jisoo!" Chaeyoung mencerminkan ekspresi wajah Jisoo. Ia melambai-lambaikan tangannya sebelum benar-benar menghilang dari pandangan Jisoo sepenuhnya.

𝐇𝐞𝐫 || 𝐂𝐡𝐚𝐞𝐬𝐨𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang