prolog

190 20 7
                                    

Brakkk

Prangg

Plakkk

"Dasar anak tidak berguna. Mau jadi apa kamu ha!" ucap laki-laki paruh baya itu, kepada anak didepannya yang sudah menangis sejak tadi
"Bikin malu keluarga saja kamu. Lihat adik kamu berprestasi selalu juara satu. Tidak seperti kamu otak pas-pasan!" bentak wanita itu.
"M-maaf ma,pa"ujar gadis itu dengan sesegukan.
"Cih. Lebih baik kamu pergi dari sini daripada saya harus mengurus anak tidak berguna seperti kamu!" ucap laki-laki tadi. Setelah mengucapkan kalimat itu pria paruh baya itu melenggang pergi bersama istri nya, meninggalkan gadis itu yang masih setia menangis di lantai.
"Hiks hiks hiks ma,pa bukan ini yang aku mau dari kalian. Aku butuh semangat dan apresiasi atas usahaku dari kalian bukan membandingkanku dengan dia."

Dear diary.

Seperti hujan di malam ini.
Aku kembali bercerita tentang lara yang tak bisa ku tulis dengan aksara.
Hujan...
Jika menjadi sepertimu menyenangkan, bolehkah aku menggantikan tugasmu?.
Tugasku menjadi mentari terlalu berat.
Dari sinar mentari yang memancarkan ceria harus menjadi awan hitam yang abu.
Jika kau tak mengizinkanku tuk menjadi penggantimu, bolehkah aku pergi seperti burung yang terbang bebas di langit?
Apa sesulit ini menjadi cahaya bagi mereka yang suka gelap?
Apa sesakit ini menjadi kepompong yang akan berurah menjadi kupu-kupu?

~Altata~

Serpihan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang