Bagian Tiga!

66 12 2
                                    

Aku berajalan dengan tenang dan bahagia menikmati udara sejuk yang menerpa wajahku, berjalan sendiri di trotoar sambil melihat ke sekitar. Saat aku melewati Taman kota aku dapat melihat beberapa anak kecil sedang bermain bersama orang tua mereka, yang dapat ku lakukan melihat pemandangan itu hanya tersenyum kecil. Aku beristirahat dibawah pohon lalu ku raih tas dan ku ambil buku diary setelahnya aku berkutat dengan bukuku.

Dear diary

Andai aku tau apa salahku
Dan andai waktu bisa ku putar kembali ke masalalu
Mungkin aku bisa memperbaiki semua kesalahan yang ada dimasalalu
Tapi....
Sayangnya itu tidaklah mungkin untuk terjadi
Tuhan....
Bahkan aku tidak tau apa salahku dan apa yang hatus ku lakukan saat ini
Tolong beritahu padaku apa kesalahanku?
Hingga mereka bisa berbuat seperti itu padaku.

Tes

Satu tetes air bening keluar dari mataku mengenai buku diaryku, setelah menyadari hal itu segera ku hapus air mataku dan menutup kembali buku diary ku lalu memasukkannya ke dalam tas. Aku berdiri dari bawah pohon dan berjalan meninggalkan tempat itu untuk pergi ke tempat kerja.

Sesampainya di tempat kerja aku langsung masuk dan menyapa beberapa orang setelahnya aku ke ruang ganti untuk mengganti pakaianku dengan pakaian kerja. Lalu aku keluar dan menuju ketempat teman-temanku berada.

"Yes Yuhuuuuu." seru nereka
"Kalian kelihatan senang banget ada apa memangnya?." tanyaku kebingungan melihat tingkah mereka seperti orng menang lotre.
"Jadi gini ta kita pada seneng itu karena hari ini kita pulang cepet trs besok kedai tutup." jelas salah satu dari mereka
"Oh. Tapi kenapa?." tanyaku
"Karena Pak boss mau liburan sama Bu boss." jawab seseorang seraya merangkul pundakku. Suara itu membuatku menoleh ke sumber suara dan yang kudapati senyum seseorang yang sangat menyebalkan. Jika kalian menebak bahwa itu Bang Aldi maka maaf jawaban kalian benar.
" Memangnya mau liburan kemana?."
"Hah sudahlah lo tuh ya banyak tanya kaya dora." setelah mengatakan itu  Bang Aldi melepas rangkulan tangannya dibahuku dan berjalan pergi. Aku mengikutinya dari belakang.
"Banyak bertanya itu malah bagus Bang kalau gak bertanya bisa sesat dijalan."mendengar jawabanku Bang Aldi berhenti berjalan dan membalikkan badannya secara tiba-tiba membuat kepalaku terbentur dada bidangnya yang lebar.

Awwww  ringisku

Dengan raut khawatir Bang Aldi mengusap-usap kepalaku dan meniupi kepalaku "Aduhhh dek mana yang sakit? Mana lagi?." tanyanya dengan raut khawatir.
"Kepala Tata sakit Bang pusing." adu ku padanya.
"Ssstttt maafin abang. Abang gak sengaja dek, kita kerumah sakit aja ya."ujar nya dengan rasa sesal.
"Gak usah bang gak perlu, lagian ini paling juga cuman pusing biasa. Abang gak perlu khawatir ya, Tata udah maafin abang kok."
"syukurlah kalo gitu, tapi beneran gak papa?."
"Iya bang gakpapa kok." ucapku meyakinkannya
"Yaudah kalo ada apa-apa bilang abang aja ya. Abang mau ganti baju terus pulang." ucapnya seraya mengelus rambut panjangku dengan lembut setelahnya Bang Aldi pergi berganti pakaian, aku hanya bisa melihat kepergiannya dengan senyuman.

Aarrghhh

Kepalaku sakit sekali, benturan tadi tidak keras tapi mengapa kepalaku begitu sakit sekali? Batinku

"Eh? Tata lo kenapa kok kaya kesakitan gitu?." tanya kak vera salah satu karyawan yang juga dekat denganku.
"Gakpapa kok kak,cuma sakit kepala biasa aja."
"Serius? Kita kerumah sakit aja yuk." ajak kak vera padaku.
"Gak perlu kak, kalo gitu aku pergi bersih-bersih bantu yang lainnya ya kak."
"Gak usah deh jangan dulu mending lo pulang istirahat biar sembuh masalah bersih-bersih itu biar jadi urusan kita-kita."
"Tap...." belum sempat kuselesaikan ucapanku kak vera sudah memotongnya terlebih dahulu.
"Kalo lo bantah perintah gw,gw gak mai deket lagi sama lo."dengan nada serius kak vera mengatakan hal itu.
"Ya udah kak, aku pulang terus istirahat." tapi aku gak janji kak, untuk istirahat mungkin saja mereka akan melakukan hal seperti biasa lanjutku dalam hati.

Serpihan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang