Sesampainya dirumah, Haikal langsung membantu Hanin dan bunda karena sebentar lagi acara 1 tahun kepergian bapak. Kepergian bapak meninggalkan jejak yang pahit bagi Hanin dan bunda, tidak luput Haikal dan anak-anak lainnya. Bapak dan bunda mendirikan panti asuhan sejak Haikal umur 4 tahun. Haikal ditemukan bapak ketika bapak menjadi relawan di suatu pengungsian. Haikal yang terus menangis ketika dia terpisah dari orang tua nya, seketika diam ketika digendong oleh bapak. Bapak yang tidak tega melihat Haikal yang sudah sebulan tak kunjung menemukan orang tua nya, sehingga bapak memutuskan membawa Haikal ke rumah. Menurut Haikal, bapak adalah sosok Superman yang selalu dia hormati dan banggakan. Kematian bapak yang mendadak merupakan suatu hari terburuk bagi Haikal, Superman yang dia banggakan sudah tiada. Dan sekarang Haikal harus melindungi bunda dan Hanin.
"Mas, mandi dulu. Ini udah dikit lagi beres, biar adek-adek yang selesain." panggil bunda.
"Baik bun."
"Iya, dah bau tuh. Takut nempel di makanan." sahut Hanin.
"Emang bau ya? Nih cobain Han. Wangi kok Han, hahaha." Haikal yang menyodorkan bajunya ke hidungnya.
"Astaga, keteknya bau terasi kal. Jijik tau." Hanin langsung menutupi hidungnya, kalau tidak bisa pingsan.
"Nih kalau disatuin ngga kelar nya. Mas cepet mandi. Kaka lihatin adeknya biar cepet selesai."
Acara bapak berlangsung lancar. Hanya menyisakan keluarga Bapak Hanan, dimana anak-anak sedang makan, dan Haikal dan Hanin duduk teras. Bunda selalu ke kamar ketika acara Bapak sudah selesai. Haikal dan Hanin tahu kondisi bunda belum bisa merelakan bapak, dengan membiarkan bunda sendirian. Mereka pun juga belum bisa merelakan kepergian bapak, dengan bercerita di teras sambil kembali mengingat kenangan yang indah bersama bapak.
"Kal?"
"Kenapa han?"
"Jadi inget kalo biasa nya abis makan malem pasti bapak suruh semua ngumpul. Sampe si Jay baru bapak cerita udah tidur dulu." Jay adalah anak panti sama seperti Haikal. Umurnya masih 4 tahun. Dia anak paling kecil di panti.
"Iya, han. Jadi inget pas kita masih SD, gara-gara kucing Hanin mati, kamu nangis ngga berhenti, terus bapak cerita tentang kematian. Kata bapak, kita boleh han menangis, menangis itu wajar kok. Yang ngga wajar kalau kita meratapi seseorang yang sudah tidak ada han."
"Iya kal, aku udah cape nangis mulu, ada yang lebih aku takuti kal.."
"Takut apa han?"
"Gimana kedepan sama panti ya? Apa bunda kuat ngadepin semuanya sendiri? Tanpa bapak, panti sekarang jadi sepi sama donatur
"Bunda cuma butuh untuk bisa adaptasi lagi dengan kehidupan yang baru lagi, tanpa sosok seorang Suami. Bunda kuat kok han. Jadi jangan menyerah dulu sebelum bertarung han."
"Tapi kalau ada bapak..."
"Han, coba ingat kata bapak. Coba belajar untuk memasrahkan kehendak, jangan malah memaksakan kehendak Tuhan, karena kalau kita bisa mengikhlaskan, semakin kita bisa tenang, dan Tuhan pasti bisa beri yang terbaik Han."
"Iya kal. Aku belum bisa tenang kalo belum ngiklasin bapak ya kal?"
"Iya han. Cukup doa yang bisa bikin bapak tenang disana. Udah jangan murung lagi. Yuk beres-beres, kasihan Jay sama yang lainnya."
YOU ARE READING
Our Universe
FanfictionCerita tentang Hanin, Haikal, dan Nathan yang mencari jati diri mereka. Pertemuan mereka bertiga bagaikan bumi, bulan dan matahari.