Melihat senja di sore hari, sembari menikmati semilir angin. Mengusir rasa sesak yang lagi dan lagi datang pada hati seorang gadis yang saat ini sedang duduk dibangku taman itu.
Bibir nya terus tersenyum seolah ia sedang bahagia, tidak dengan matanya yang melihatkan rasa sakit yang ia alami.
"kenapa kakak dan ayah benci sama aku? Aku udah berusaha yang terbaik buat mereka. Tapi kenapa mereka selalu bersikap kasar sama aku?" lirih nya dengan suara bergetar sebab menahan tangis.
Kata-kata itu yang terus ada dipikiran nya.
Hingga malam menjelang ia memutuskan untuk berdiri dan segera pulang, takut ayah dan kakak nya akan memarahi ia karena tak ada dirumah.****
Dirumah
"DARI MANA SAJA KAMU?!, KENAPA JAM SEGINI BARU PULANG!"
Dengan tega, ayahnya menampar dan memukuli gadis yang bernama Pelangi tersebut dengan kayu.
"Sakit ayaah, jangan pukul akuu. Hiks.. aku cuman pergi seb-bentarr hiks.."
"KAMU TIDAK INGAT BESOK ADA ULANGAN DISEKOLAH?! BELAJAR! JANGAN BIKIN SAYA MALU!!"
"iya ayah, aku ga bakal bikin ayah malu.. maafin akuu hiks.. jangan pukul aku ayah.. hiks."
Dipukul dan ditampar ayah nya sudah menjadi makanan sehari-hari pelangi, tapi itu tetap melukai hati dan fisik nya.
Entah apa kesalahan nya, tetapi ayah dan kakak nya sangat membenci pelangi.
"JANGAN SAMPAI NILAI KAMU RENDAH!" teriak ayah gadis itu kemudian pergi setelah memukul habis-habisan Pelangi.
"Badan aku sakitt bangett Hiks.."
Setelah itu ia berjalan ke kamarnya di lantai atas dengan tertatih-tatih dan meringis menahan sakit.
Setelah mandi dan memakai baju, Pelangi mengobati luka nya yang bisa dibilang banyak dan cukup parah.
Luka lama dibadannya yang sudah mengering, dan perkataan menyakitkan yang sering ayah dan kakak nya ucapkan membuat hatinya sakit.
"Gapapa Pelangi!! Kamu harus kuat, ga boleh lemah!"
Setelah menyemangati diri sendiri ia pun tertidur sembari memeluk boneka kesayangannya.
→_→←_←