Apa yang ada di pikiran kalian tentang kata Biru? Mungkin hanyalah sebuah warna. Sebuah warna yang menurut filosofi memberikan ketenangan dan kedamaian. Tak heran jika banyak yang menyukai warna biru.
Namun, berbeda halnya dengan biru yang satu ini. Tak seperti warna, seseorang yang kerap dipanggil Biru bukanlah kesukaan banyak orang. Tentu saja itu bukan tanpa alasan, mereka punya banyak alasan kenapa mereka tak menyukai Biru.
"Ya kali aja ya Bir, gue udah nungguin itu dosen sampai lumutan dan dia asik-asik ngopi di kantin. Apa nggak kesel gue?" Biru duduk mendengarkan teman seangkatannya yang lagi-lagi curhat mengenai dosen pembimbingnya.
"Kalo lo nungguin dia sampai lumutan, mungkin dia juga nungguin Lo sampai jadi fosil. Yang butuh dia itu Lo, tapi lo malah ilang tiga bulan dan baru balik sekarang."
Itu adalah alasan pertama Biru tak disukai. Biru cukup pintar dalam membuat bungkam orang lain, dengan kata lain dia bermulut tajam.
"Gue ... gue ada masalah. Masalah keluarga." Biru tersenyum kecil kemudian menggeleng pelan.
"Bohong." Alasan kedua adalah lelaki itu mudah mendeteksi kebohongan orang lain seperti memiliki kekuatan supranatural mind reader. Tentu orang tak akan mau bicara banyak dengan Biru yang bisa menelanjangi pikirannya.
"Bir, gue ada alasan yang nggak bisa gue kasih tau. Tapi, serius gue emang ada masalah." Biru mengangguk tak peduli. Dan itu adalah alasan selanjutnya, Biru selalu acuh pada hal yang tak menarik perhatiannya.
"Lo dengerin gue nggak sih?"
"Nggak," jawabnya ketus sambil melirik pasangan kekasih yang melewatinya.
"Ada apa sih? Jangan bilang lo suka sama cewek itu? Heh! Dia masih punya cowok." Biru masih diam, memperhatikan pasangan itu.
"Gue tau. Tapi, gue yakin mereka bakal putus." Satu hal lagi yang membuat Biru dibenci adalah dia dikenal sebagai si pahit lidah, apa yang ia ucapkan sebagian besar terjadi.
"Kenapa? Temen setan lo ngasih tau Lo kalo mereka bakal putus?"
"Emang tadi lo ngasih tau gue?" Seperti biasa Biru tak julid maka dia bukan Biru.
"Lo kata gue temen setan lo gitu?" Biru hanya mengangkat bahunya kemudian membereskan semua benda miliknya dan memasukkan ke dalam Sling bag miliknya.
"Mau kemana?" tanya Rama.
"Mau take away kopi abis itu jemput Lara. Dia bilang capek, kasian kalo balik sendiri."
"Biar gue aja yang jemput Kak Lara."
"Kalo lo berani deketin kakak gue, gue doain skripsi lo nggak disetujui." Ini mungkin bukan salah satu alasan Biru dibenci, tapi mungkin khusus Sagar—teman Lara— akan menambahkan alasan ini. Mengingat sikap protektif Biru beberapa kali menyulitkan Sagar.
-🔵Lost In Blue🔵-
Sagar terus melirik ke kanan dan kiri mencari keberadaan Lara. Ia harus memastikan bahwa sahabatnya itu tak datang ke pesta pernikahan mantan Lara. Namun, mata lelaki itu tertuju pada Biru yang datang tak sendiri, ada Lara, mama Biru dan juga lelaki yang kemarin ditembak Lara.
"Embun," panggil Sagar pada Embun.
"Ayo." Sagar menyeret Embun mendekat pada Lara dan Keenan yang dibuntuti oleh Biru.
"Hai," sapa Sagar begitu mereka sudah berhadapan.
Biru awalnya ingin membalas sapaan Sagar dengan sarkas seperti biasa, tapi perempuan di samping Sagar membuat Biru mengunci mulutnya. Ia tak percaya bahwa ia bertemu dengan wanita yang ia lihat kemarin. Sekarang di dalam otak Biru sedang menanyakan apakah gadis di depannya ini salah satu pacar Sagar? Jika ia berarti sekarang Sagar terkena karmanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In Blue
RomanceDia bukanlah warna biru yang menjanjikan ketenangan dan kedamaian. Dia bukanlah warna biru kecintaan Embun Tapi dia adalah Biru, tempat paling nyaman untuk menghadapi kisah Biru dalam hidup Embun