reinkarnasi

1 0 0
                                    

Siang terik memancarkan panas yang menyengat, bahkan mungkin ini
musim panas terpanas tahun ini pikirku. Namaku Dylan kelas 12 Sma dan
sekarang aku dalam perjalanan wisata sekolah. Perjalanan ini melewati alas
perbukitan yang lumayan curam. Sebenarnya feelingku tentang perjalanan ini

sangat tidak bagus. Dari awal perjalanan seperti ada yang berusaha
memperingatiku, namun aku tidak menghiraukan gangguan seperti itu.

Mottoku
adalah ‘hidup sebebas mungkin’ dengan memakai itu hidupku jadi lebih mudah.
Perjalanan masih terus berlanjut, bis melaju kencang di atas perbukitan
yang curam, jalannya yang berkelok membuatnya lebih seram. Namun tidak
sampai disitu kengeriannya. Hal yang tidak terduga datang dari arah sebaliknya.
Sebuah truk besar juga melaju kencang. Saat berada di tikungan menanjak kedua
kendaraan tidak bisa saling melihat. Alhasil bis terlempar kedalam jurang,
teriakan para siswa terdengar bersahutan, saling adu suara. Dalam keadaan itu
aku hanya bisa diam menatap terjunnya bis.

Semua siswa saling memegang erat kursi mereka, hanya aku yang tidak
memegang apapun. Dalam sepersekian detik bis terguling, menggulung isi bis
memporak porandakan barang yang ada didalam bis. Seluruh siswa yang
berpegangan terlempar kemana-mana.
Aku juga jatuh kebawah kursiku sambil memegang erat tiang kursi bangku
belakang. Sesuatu yang panas seperti menusuk bagian punggungku, rasanya
terlampau sakit untuk di deskripsikan. Melihatnya pun tidak akan sempat, rasa
ingin mual pun terjadi aku memuntahkan sesuatu, muntahan itu berwarna merah
kupikir itu darahku.

Tak sampai beberapa detik kesadaranku pun berangsur hilang, rasa pusing
yang sakit tak tertahankan, juga rasa sakit di punggung yang begitu sakit. Rasanya
seperti ditarik keluar dari badan sendiri. Dalam beberapa detik akupun menutup
mataku kesadaranku sudah hilang sepenuhnya, bahkan adrenalin tadi sepertinya sudah hilang digantikan oleh sesuatu yang begitu dingin.
Aku seperti tidak dimanapun, lalu seperti badanku tersedot oleh suatu.
‘apakah aku sedang ditarik seseorang?’ pikirku. Setelah beberapa saat yang agak
panjang. Rasa hangat menyelimuti, angin berhembus dapat kurasakan lagi.
‘apakah aku sudah mati?’ pikirku lagi.

Cahaya terang menyilaukan mataku, retina
mataku terlalu sakit jika dikejutkan cahaya seperti itu.

“syukurlah bayinya sudah selamat Nyonya Sky, dia lelaki! Selamat
Nyonya Sky atas kelahiran putra anda” seorang perempuan mengucapkan selamat kepada perempuan bernama Sky.

“ah... iya terima kasih Tia atas bantuanmu”

“tidak mengapa Nyonya, sudah tugas saya sebagai pembantu turun temurun keluarga Sky untuk mengabdi”

“Lalu ingin diberi nama siapa putra anda Nyonya Sky?”

“Aku akan memberi nama dia Lorian....”

“Wah sungguh nama yang sangat menawan, kuharap dia tumbuh menjadi
anak yang baik hati dan pemberani”
Sesuatu mendobrak pintu, seseorang datang dengan keadaan panik.

“ba..bagai.. huh..huh..huh, bagaimana keadaanmu Nayla!!!?” tanya
seorang lelaki itu dengan keadaan terengah-engah.

“hey... Howard tenang saja, keadaanku baik-baik saja, sungguh”

Dalam keadaam ini aku tidak bisa berpikir jernih, walau sekarang aku sudah Sma, aku mencoba menggerakkan tanganku, memegang sesuatu
menggenggamnya dengan erat.

“wah! Dia memegang tanganmu Howard, nak.. itu adalah papamu”
Seseorang membisikkan sesuatu ditelingaku tentang seorang papaku.

Mataku tidak bisa terbuka aneh rasanya, apa karena cahaya terang yang menyinari?
Entahlah apapun itu aku tidak tau. Yang ku tau ada dua orang perempuan dan
seorang lelaki sedang berbicara.

“ahaha.. boleh kugendong dia?”

“tentu Howard, tapi dengan lembut dan hati-hati”

Tubuhku seperti dipindahkan kepada tangan yang lain. Aku kemudian
menangis dengan kencang, tunggu dulu Aku? Menangis? Kenapa aku
menangis? Ini aneh. Ada yang salah dengan tubuhku, aku tidak bisa mengontrol
tubuhku sendiri, sialan.

“ah... dia menangis, aku harus bagaimana?” dengan nada panik.

“tenanglah Howard, kemarikan bayiku”
Tubuhku dipindah tangan lagi,

“cup cup cup sayangku papa tidak akan memakanmu kok”
Aku kembali tenang dan tidak menagis lagi, ada apa dengan perasaan tenang ini? Berbeda sekali dengan yang tadi.

“lalu sudah kau beri nama bayi kita?” lelaki bernama Howard bertanya.

“sudah, aku memberinya nama Lorian” seperti yang diharapkan oleh
ayahku dulu.

“aah... nama itu ya, baguslah jika begitu aku juga menyukai nama itu sebenarnya, nama itu terlalu bagus, mungkin dia akan jadi seorang pemimpin
yang cerdas”

“yah, kuharap sifat kakumu tidak menurun kepada Lorian”

“hehehe, well kuharap juga tidak”

“baiklah sekarang tidurkan dia di kamar bayi Tia” ucap Nayla kepada Tia

“segera saya laksanakan Nyonya”
Tubuhku berpindah tangan, aku dipindahkan ke ruangan sebelah.
Sepertinya jendela dibiarkan terbuka agar angin bisa masuk kedalam ruangan.
Lalu setelah membaringkan tubuhku perempuan bernama Tia pergi
meninggalkanku sendirian.

Sepertinya aku terlahir kembali kedalam tubuh bayi ini, dan sekarang
namaku adalah Lorian, hmm sungguh nama yang aneh menurutku.
Dan sepertinya nama ayah dan ibuku sekarang adalah Howard dan Nayla selebihnya pembantu bernama Tia menyebut bahwa Sky adalah nama keluarga ini.

Aku tidak berharap kejadian rumit akan terjadi dalam hidupku, namun jika aku terlahir kembali karena kecelakaan bis, mungkin satu-satunya jalan adalah bersyukur diberikan kesempatan hidup kedua oleh Tuhan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LorianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang