Beres-beres

8 2 4
                                    

Terlalu banyak kata yang ingin aku ucapkan padamu. Terlalu banyak ekspetasi yang aku taruh pada kita, nyatanya semua itu cuma ekspetasi dan mimpi. Susah untuk sadar dan menatap realita, karena realita kita dan ekspetasi sungguh berbeda.

"Aku sayang kamu. " Kataku berkaca-kaca. Sedangkan kamu, hanya berdiri disana. Terdiam dan tidak bergidik.

"Aku.. harus pergi, gapapa ya? " Lucu. Kamu berkata seperti itu, bodoh. Rasanya sesak melihatmu menatapku enteng. Tidak merasa bersalah dan pergi. Pergi dari dua tempat, hatiku dan lingkungan ku.

Kalau aku bilang jangan? apa iya kamu bakal tetap disini dan bersama ku? tidak kan. Iya, karena semua itu cuma angan-angan yang tidak akan terjadi.

"Mau beres-beres ya? aku bantuin. "

Ga cuma kamu, ga cuma kamu yang pergi kok. Aku juga, yang akan meninggalkan hatimu. Walaupun nantinya bukan aku lagi yang ada disini, aku akan membuat dia. Nyaman duduk di tahta ini, menyempurnakan dirimu dan juga diriku tentunya.

"Ga usah, aku nanti. Aku aja yang bantuin kamu, biar nyaman. "

Manis dan asin haha. Senyumku manis, katanya. Bercampur dengan tangis, yah dikit banget kok. Dikiitt banget, tapi asin banget banget hehe.

Suara yang daridulu aku benci, suara koper. Rodanya berputar karena bergerak.

"Hehe, dadah. See u when i see u ya? " Tanganku bergetar saat melambai ke arahmu, mengundang warna biru datang. Sepertinya beberapa hari kedepan set up laptop ku akan berwarna biru, persis seperti hari ini.

Wajahmu yang sangat menawan tersenyum, sama seperti kamu yang tersenyum membawa buket bunga tahun lalu. Saat itu kamu datang, tapi kali ini pergi.

"Can i have a hug? "

"Sure, selalu ada dan tetap ada kok. " Tanganku terbuka lebar. Iya, kapanpun dan dimanapun pelukan kita akan selalu aku rindukan. Karena nyatanya peluk mu dan pelukku jika disatukan akan secandu itu.

"Terimakasih pernah datang, maaf harus pergi. "

Begitu ya? kataku dalam hati saat kamu mengucap itu tepat di telinga kanan ku. Mau pergi ya? tapi sayangnya hujan. Apa ini yang kamu rasakan, ingin pergi tapi tidak?

"Mau singgah? " Kataku tersenyum, meraih gagang pintu dan membukanya. Seperti hatiku yang sedang menahanmu pergi kali ini dan berusaha mengundang mu kembali.

Mau singgah?.

The End ; short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang