H (ft. Jungwon)

1.1K 63 1
                                    

Sebotol air minum melayang terbang melintasi ruangan yang dengan cekatan ditangkap oleh pria berlesung pipi itu. "Berikan itu padanya Jungwon-ah, dia sudah latihan selama 8 jam dan belum berhenti sampai sekarang." ucap salah satu member enhypen, Park Sunghoon.

"sudah 8 jam?" Dengan tergesa leader dari enhypen itu bangkit dari duduknya dan berjalan keluar pintu. Dalam perjalanannya ke ruang latihan mereka, Ia bertemu dengan Ni-ki, sang maknae.

"Ni-ki ya, tadi ada heeseung hyung ga di ruang latihan?" Anggukan kecil Jungwon dapat dari maknae mereka itu, "Heeum hyung, aku baru aja latihan bareng heeseung hyung."
Mendengarnya membuat Jungwon menghela napas lelah, lalu lanjut berjalan setelah menepuk pundak yang lebih muda.

Setelah sampai di ruang latihan, dapat Ia dengar suara lagu debut mereka-given taken, mengalun dengan indahnya. Jungwon berusaha menata emosinya sebelum akhirnya membuka pintu itu.

Klek

Pintunya terbuka

Heeseung yang baru keluar dari ruang latihan terkejut melihat Jungwon yang sudah berdiri di hadapannya. Ya, sebelum Jungwon berhasil membuka pintunya, Heeseung secara kebetulan membukanya terlebih dulu dari dalam.

"Jungwon-ah" cicit heeseung menyadari betapa tajamnya tatapan Jungwon pada dirinya. "Hyung mau kemana?" tanya Jungwon datar dengan tatapan yang tak lepas dari hyung tertua di grupnya itu. "A-aku mau ambil minum. Aku sepertinya lupa minum jadi haus sekali" heeseung menjawab tanpa berani menatap mata Jungwon.

"Haah" helaan napas pelan terdengar dari bibir Jungwon. Dengan cepat, Ia tarik tangan hyungnya itu untuk kembali masuk ke ruang latihan. Ia membawanya ke salah satu sudut dan mendudukan dirinya di lantai sambil bersandar ke dinding.

Heeseung yang sadar bahwa sang leader sedang marah padanya, masih diam dan tak berani berkata apa-apa. Setelah 3 menit diam tak bersuara, Jungwon angkat bicara. "Minum hyung" sambil menyerahkan botol air yang sedari tadi dibawanya. Dengan gerakan pelan, heeseung meraih botol itu dan mulai meminumnya.

Jungwon mulai mengangkat tangannya untuk mengusap sisa peluh yang masih ada di dahi heeseung. "capek hyung? udah berapa jam latihan?" tanyanya lembut. Heeseung yang mendengar suara lembut itu mulai berani mengangkat kepalanya dan menatap tepat di mata Jungwon.

"Entahlah aku tidak tau" jawab heeseung pelan, "mungkin 3 jam? atau 4 jam?" lanjutnya. Sekali lagi, Jungwon menghela napas. "8 jam hyung. Kau sudah latihan selama 8 jam tanpa berhenti. Kau bahkan melewatkan makan malam, apa kau sadar?" Heeseung tersentak mendengarnya dan langsung mencari hp nya untuk melihat jam.

Deg.

Jam setengah 12 malam.

Menyadari hal itu, heeseung kembali menundukan kepalanya. Ia sadar Ia sudah berlatih dari sore bahkan lupa untuk minum dan makan malam. Heeseung takut dimarahi lagi oleh Jungwon.

Menyadari hyung kesayangannya itu bahkan tidak berani lagi menatapnya, Jungwon mulai merasa bersalah. Diangkatnya tangannya untuk mengusap kepala Heeseung pelan. Heeseung yang merasakannya beringsut mendekati Jungwon dan menyandarkan kepalanya di bahu adiknya itu. Tangannya Ia gerakan untuk memeluk pinggang Jungwon dari samping.

"Maaf" cicit heeseung. Jungwon menumpukan dagunya pada kepala heeseung yang bersandar padanya. Tidak mendengar respon apapun dari sang leader, heeseung melonggarkan pelukannya dan mendongakan kepalanya menatap sang adik tepat dimatanya. Dapat heeseung lihat, mata Jungwon bergetar saat melihatnya.

"Wae Jungwon-ah??" Heeseung panik melihat ekspresi Jungwon yang sendu sambil menatapnya. Tangan Jungwon kembali merapikan rambut heeseung sembari tangannya yang lain menarik kepala heeseung untuk kembali bersandar padanya.

"Hyung.." Jungwon mulai membuka suara, "aku tidak pernah melarang hyung untuk melakukan apapun, asalkan itu tidak membayakan kesehatanmu. tapi apa ini? 8 jam latihan tanpa henti, bahkan lupa makan dan minum? kenapa hyung?" suara Jungwon terdengar lirih saat mengutarakan isi hatinya.

Heeseung sadar betapa leadernya ini mengkhawatirkan dirinya tapi Ia hanya bisa diam menunggu Jungwon melanjutkan kata-katanya. "apa aku ini leader yang buruk hyung? apa aku kurang mendapatkan kepercayaanmu untuk debut stage kita nanti sehingga kau memaksakan diri untuk latihan seperti ini?"

Terkejut, Heeseung melepaskan dirinya dari rangkulan Jungwon. "Maksudmu apa, Jungwon-ah?? Kamu adalah leader terbaik yang pernah dan akan kami miliki. Aku tidak mau lagi mendengarmu bicara seperti itu" Heeseung menutup kedua telinganya dengan telapak tangan.

Perlahan, Jungwon menggerakan badannya dan menjadikan paha heeseung sebagai bantalnya. Matanya terpejam tapi mulutnya terus bicara,  "lantas kenapa hyung?" Heeseung mengusap pelan kepala adiknya itu sambil menatap lurus kedepan.

"Aku takut, jungwon ah. Aku takut melakukan kesalahan pada debut stage kita nanti. Aku takut membawa komentar negatif bagi grup kita nanti. Terlebih aku melihat sudah sejauh apa kalian semua berkembang, aku merasa hanya aku yang diam di tempat yang sama."

"Aku ini hyung kalian, tapi entah kenapa aku merasa aku tidak ada apa-apanya dibandingkan kalian. Aku tidak bisa menjadi contoh yang baik. Aku juga merasa tidak memiliki kontribusi apapun pada grup ini. Aku bahkan tidak bisa menjadi teman atau hyung untuk kalian bersandar, bukan?"

Jungwon meraih tangan hyung nya itu dan menggenggamnya diatas dadanya. "Taukah kamu hyung? Kami semua saat ini berlari untuk mengejarmu, karena kamu jauh ada di depan kami. Kami semua berusaha keras seolah tak ada hari esok, untuk memantaskan diri kami debut bersamamu."

Ibu jari Jungwon tak henti mengusap tangan heeseung yang ada di genggamannya. "Aku mohon, jangan pernah anggap dirimu rendah seperti itu hyung. Kau tau itu sangat menyakiti ku." Jungwon membuka matanya dan melihat mata heeseung yang masih menatap lurus kedepan mulai menitikkan air mata yang jatuh tepat ke kedua matanya sekarang.

Tangan Jungwon bergerak ke belakang kepala heeseung, memaksanya untuk melihat kebawah dan menatap kedua matanya. "Dan juga hyung, kau adalah tempat bersandar paling nyaman kau tau? Jay hyung, jake hyung, juga sunghoon hyung membutuhkanmu untuk selalu menyemangati mereka ketika mereka jatuh. Kau adalah satu-satunya tempat mereka mengadu dan bercerita hyung. Sunoo hyung dan Ni-ki selalu dapat menjadi diri mereka sendiri ketika ada di sekitarmu karna kau tau cara menyayangi mereka tanpa mengekang kebebasan mereka. Kau adalah hyung kesayangan mereka."

Jungwon mengusap sungai kecil yang masih terus mengalir dari kedua mata indah yang kini terpaku menatap matanya. "Dan aku? Aku membutuhkanmu hyung. Kamu selalu menjadi tempat ku untuk pulang. Tempatku membagikan semua suka dan duka yang kurasakan. Satu-satunya orang yang menjadi pegangan ketika aku terjatuh. Satu-satunya orang yang kujadikan tempat berbagi semua bebanku menjadi leader."

Jungwon bangkit dan duduk bersila berhadapan dengan heeseung yang masih menundukan kepalanya. "Jadi, jangan pernah berpikiran seperti itu lagi, heum?  Aku menyayangimu hyung. Kami menyayangimu. Kami membutuhkanmu."

Melihat heeseung yang masih belum merespon perkataanya, Jungwon menarik heeseung kedalam pelukannya. Tepukan pelan heeseung dapatkan di punggungnya. "Kau sudah melakukan yang terbaik hyung. Kau sudah menjadi hyung terbaik yang kami miliki. Jadi, istirahat ya hyung? Istirahat lah untukku."

Dapat Jungwon rasakan tangan heeseung yang mulai membalas pelukannya dan kepala heeseung yang jatuh ke bahunya. "Terima kasih Jungwon-ah. Terima kasih." Heeseung berkata lirih. Jungwon tersenyum dan melepaskan pelukannya.

"Ayo kita pulang hyung. Mendadak aku ingin tidur bersama hyung malam ini, hehe" ucap Jungwon sembari menarik heeseung menuju pintu keluar. Senyuman heeseung mengembang dan bersama dengan Jungwon, Ia melangkah keluar ruang latihan. Untuk pulang.

END

Heeseung adalah tempat jungwon untuk pulang dan mengadu sedangkan jungwon adalah sumber kekuatan heeseung.

ALL X HEESEUNG [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang