"Nah heeseung hyung!! Truth or dare?" mata Ni-ki menggerling jenaka.
Heeseung kalah lagi. Bagaimana bisa Ia kalah 3 kali berturut-turut?! "Ahh sudahlah aku tidak mau main lagi." Heeseung merenggut sembari membuang muka, enggan menatap maknae grupnya itu.Tawa lepas keluar dari bibir Ni-ki. Dengan cepat ditariknya kepala heeseung masuk kedalam pelukannya. "Aigoo siapa hyungnya sekarang heumm?" Heeseung menulikan telinganya dan makin merangsek masuk dalam pelukan sang adik. "Ayolah hyung, kita bermain fair. Aku janji ini yang terakhir. "
"Huft baiklah, ini terakhir. Aku pilih dare." ucap heeseung akhirnya. Ni-ki tersemyum menang lalu mendekatkan bibirnya pada telinga heeseung dan membisikkan tantangan untuknya.
"APA?!"
————
Jay berjalan memasuki ruang kamar pribadinya dengan langkah gontai. Semua barang yang ada ditangannya, bahkan handphone nya, dihempaskan begitu saja ke lantai.
Kakinya membawanya menuju tempat tidurnya dan segera merebahkan diri disana. Matanya menatap nanar atap polos kamarnya. Perlahan, Ia membawa tangannya untuk menutupi kedua mata yang mulai berkedut lelah itu. Helaan nafas berat lolos begitu saja dari bibirnya.
flashback on
"Heeseung hyungg!!" Jay berjalan dengan langkah cepat menuju Heeseung hyungnya yang sedang duduk sendiri di pojok ruang latihan. "Aku sudah booking restoran untuk pukul 7 malam, jadi bersiaplah lebih cepat ya hyung."
Mata elang Jay menatap lekat wajah Heeseung. Senyum lebar terlukis di bibirnya."Aa Jay-ah, maafkan aku. Aku sedikit merasa tidak sehat sejak bangun tadi. Sepertinya aku tidak bisa pergi denganmu hari ini." Heeseung tersenyum kecil sembari mengangkat tangannya untuk mengusap kepala adik kecilnya itu.
Senyum lebar di wajah Jay pun hilang dalam sekejap. Sorot matanya berubah khawatir dan dengan cepat Ia meletakkan tangannya di dahi Heeseung. "Kamu sakit hyung? Apa kamu sudah makan? Pasti kamu kelelahan karena sudah terlalu banyak latihan dari kemarin. Bukankah aku sudah bilang untuk jangan memaksakan diri? Setidaknya kamu harus istirahat yang cuk..."
Racauan Jay terputus oleh Heeseung yang mengusap pelan bahu bergetar adiknya itu, mencoba menenangkan. "Shhh.... Aku tidak apa-apa Jay. Hyung baik-baik saja. Aku hanya sedikit kelelahan dan cuaca sudah semakin dingin. Sepertinya aku sedikit flu. Maafkan aku ya, tidak dapat menemanimu." Heeseung berusaha menjelaskan situasinya kepada pemuda di hadapannya itu.
Jay terdiam. Tangannya dengan pelan mulai merayap naik ke punggung sang kakak. Deru nafasnya mulai melambat, dan debaran jantungnya mulai kembali normal. Kepanikan yang sejenak melandanya membayangkan orang yang sangat disayanginya sedang sakit lantas sirna bersamaan dengan masuknya suara lembut Heeseung ke pendengarannya.
Hari ini merupakan peringatan ulang tahun pernikahan kedua orangtua Jay yang meninggal 2 tahun lalu dalam sebuah kecelakaan. Sejak saat itu, setiap tahunnya, pada hari ini, Jay selalu mengajak Heeseung untuk pergi makan bersama dengannya. Hari ini merupakan hari yang penting bagi Jay untuk mengenang kedua orang yang selalu dikasihinya, bersama orang yang dikasihinya.
"Aku tidak apa-apa, hyung. Tapi tolong... jangan sampai sakit..." lirih Jay.
Heeseung menatap Jay yang ada dihadapannya dan mengusak lembut rambutnya. "Aigooo, bukankah kamu sedikit berlebihan Jay-ah?? Aku hanya sedikit flu, bukannya aku hendak mati." Heeseung berusaha menaikkan suasana dengan sedikit bercanda. Namun sepertinya pilihannya salah, karna dapat dilihatnya bahu Jay kembali menegang mendengar ucapannya.
"Do not even joke about that, hyung."
————
Jemari Jay bergerak naik merapatkan mantel bulu yang memeluk tubuhnya. Musim dingin segera datang, dan semua orang harus bersiap dengan hawa dingin yang menusuk tubuh hingga ke tulang. Di tangannya terdapat sebuah kantong plastik berisikan beberapa obat-obatan yang baru saja Ia dapatkan dari klinik terdekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL X HEESEUNG [ENHYPEN]
RomanceJust some random stories about my favorite boy, Lee Heeseung, cause I know he deserves all this love.