kehidupan awal

849 85 13
                                    

®Reader pov®

‹› Roficha / Rofikha Afima itulah namaku. Aneh ya? Kurasa sedikit.

Jangan bosan dengan flashback ku ini ya. Ok, mulai.

»»»»»»»

Ketika masih SD banyak sekali kesalahan yang kubuat dengan teman sekelasku, entah itu karena mereka atau diriku sendiri.

'Payah dan bodoh' setiap pulang sekolah aku selalu menggumamkan kata itu dan menangis ketika malam.

Orang tuaku? Mereka selalu bekerja jadi jangan tanya. Ketika anak lain bersenang-senang dengan keluarga mereka, aku malah diam dirumah dan menonton TV sendirian.

Aku sudah terbiasa dengan rasa sepi karena itu sudah seperti makanan sehari-hari ku.

Saat anime mulai tayang di TV aku langsung menyukainya, andai aku bisa masuk kesana dan berpetualang bersama para karakter utama, aku pasti bahagia.

Dimulai dari menonton anime entah apa saja yang berubah denganku.

Aku tak mempedulikan teman sekelasku yang asik mengobrol dikelas, istirahat di dalam kelas sendiri dan pulang sendiri.

Monoton banget. Saat orang tuaku pulang dan memberiku HP aku mulai menonton anime setiap hari dan tanpa ku sadari aku tiba-tiba mengenal homo/bl dan sangat menyukainya.

Dosa emang gampang banget dikumpulin ya.

Karena ayah dan ibu kerja, aku jadi bisa nonton anime dan baca bl dengan leluasa, definisi surga banget buat wibu dan fujo/fudan kan.

Kalo kalian khawatir sama nilai pelajaranku, tenang saja~. Meski begini aku itu termasuk anak yang pintar.

Aku selalu juara satu atau dua loh. Hebat gak, b aja sih.

Oh iya, apa kalian pernah merasakan dada kalian berdesir hangat dan merasakan perasaan yang belum pernah kalian rasakan ketika menonton anime?.

Mungkin tidak semua orang merasakannya dan aku salah satu dari orang yang merasakan perasaan itu.

Awalnya ku kira ini cuma karena rasa kesepianku ternyata tidak.

Apa jika wajahmu terasa memanas dan dadamu berdetak lebih kencang dari biasanya ketika melihat seseorang itu disebut jatuh cinta? Aku sangat bingung dengan perasaan itu.

Jika aku melihat dari anime jatuh cinta itu terasa berbeda dari apa yang kurasa itu.

Suatu saat, salah satu teman sekelasku bilang jika itu memang cinta dan itu membuatku gugup melihat 'dia'.

Aku sering memperhatikannya dari jauh, dia memang keren. Meski dia tak terlalu ekspresif dia itu baik.

Haaah~ aku jadi seperti stalker meski cuma diam-diam lirik atau perhatiin.

Aku ini cewek paling tua dalam kelasku tapi badanku lebih kecil dari cewek yang lain, aku juga jelek jadi aku cuma bisa simpan perasaan aja.

Aku tau kalau itu sangat disayangkan, aku tau aku ini payah, jadi jangan ungkit itu.

Bahkan ketika hari terakhir SD dimana aku akan menyatakan perasaanku aku diberi kenyataan pahit yang sudah susah payah kutepis jauh.

'Dia' menyatakan perasaannya pada cewek yang sudah aku anggap sahabat.

Dipagi hari sebelum murid-murid berada di sekolah, waktu dimana aku selalu datang dan menyendiri.

Tepat didepan mataku 'dia' menyatakan perasaan pada sahabatku dan 'dia' menciumnya.

[Boku no Atarashi Jinsei]  bnha x reader 💕~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang