PART 2

17 2 1
                                    

HAPPY READING-!!❤❤
Huhu dah lama ya, cerita ini gak update^^
5 vote and 5 komen untuk part selanjutnya!!
Thank you buat yang udah baca cerita ku ini!!



0o0

"Ada lagi yang harus dibahas, kak?" Lisya mengangkat tangan nya sambil bertanya pada Ketua Ekstrakurikuler yang berdiri di depan sana, mungkin bisa dibilang ini hanya pertemuan khusus anggota inti.

Seojun—pemuda keturunan Indonesia-Korea yang menjabat jadi ketua eskul itu menggelengkan kepalanya. "Mungkin itu saja, saya akhiri pertemuan anggota inti kali ini, mohon maaf menganggu jam pulang kalian! Sekali lagi, terimakasih."

Semua anggota inti langsung membubarkan diri, meninggalkan ruangan termasuk Lisya. "Kak, aku duluan! Kak Hen sudah menunggu di parkiran," pamit nya.

Seojun mengangguk, "Hati-hati dijalan, Lisya!" pemuda itu tersenyum.

Lisya mengangguk lalu berjalan menjauh, sungguh hari ini ia ingin sekali merebahkan tubuh nya yang lelah di atas kasur empuk miliknya. Sedangkan Kara—gadis itu sudah pulang terlebih dahulu dijemput oleh kekasih nya, karena ia dan kekasih nya itu berbeda sekolah. Ya maklum, orang kalau sedang di mabuk cinta akan melupakan semuanya termasuk dunia.

Berjalan seorang diri sudah menjadi kebiasaan untuknya saat Kara tak bisa pulang bersama. Langkah nya terhenti kala melihat Hendar yang tengah berbincang dengan seorang pemuda pemilik lesung pipi. Entah apa yang mereka bicarakan, hingga membuat kedua nya tertawa.

Tawa yang manis hingga lesung pipi nya terlihat itu membuat desiran aneh di tubuh nya. "Lisya!" Gadis itu langsung tersadar ketika Hendar memanggilnya, sontak membuat pemuda pemilik lesung pipi itu ikut menoleh ke arah nya.

Langsung menundukkan kepalanya, ia berjalan sambil menghadap ke bawah menghampiri kedua pemuda itu. "Oh, El! Perkenalkan dia adikku, namanya Lisya dan Lisya, dia Elard. Teman sekelas Kakak." ujar Hendar memperkenalkan.

Gadis itu menatap mata elang pemuda itu yang tengah menatap nya sebentar lalu kembali menunduk. "Ha-hallo kak, salam kenal."

"Hallo salam kenal juga," Elard membalas sambil mengusap kepalanya pelan membuat gadis itu membeku juga merasakan desiran aneh itu kembali datang. Kedua pipi nya kembali memanas, rasanya ia ingin bersembunyi, memeluk Hendar erat menyembunyikan wajah memerah nya.

"Kamu tidak sedang sakit, dek? Kakak lihat wajahmu memerah," tanya Hendar khawatir ketika melihat wajah adik nya memerah.

Lisya mendongak lalu menggeleng tegas, "Ti-tidak! Aa-aku tidak sedang sakit," matanya menatap Elard sebentar lalu menatap Hendar lagi.

"Ka-kak, ayok pulang." ajak nya dengan mengambil helm lalu memakai nya.

"Ah, baiklah. El, kalau begitu kita duluan, sayang sekali aku tak membawa mobil jadi tidak bisa memberikanmu tumpangan,"

Elard tersenyum manis menampilkan kedua lesung pipi nya. "Tak masalah, lagipula bus kota akan segera datang." ujar nya.

"Hm, baiklah, sampai jumpa!"

Elard tersenyum kecil, "sampai jumpa lagi dan sampai jumpa, Lisya." gadis itu terperangah sebentar lalu mengangguk.

"Sa-sampai jumpa lagi, Kak."

Motor milik Hendar mulai menghilang meninggalkan Elard seorang diri disana dengan pikiran yang berkecamuk.

0o0

"Jika sedang sakit cepat beritahu Kakak, jangan di pendam sendiri." ujar Hendar ketika mereka tiba di rumah.

"Iya kak, aku akan memberitahumu." balas nya sambil mendahului memasuki rumah.

Langkah kaki gadis itu melangkah cepat menuju kamar, karena ia tak mau di berikan pertanyaan lagi oleh Kakak nya itu. "Kak Lisya! Bisa bantu aku mengerjakan tugas ini?" langkah nya terhenti ketika Tarisa—adik perempuan nya memanggil di ruang belajar lantai satu rumah nya.

"Kakak akan berganti baju dahulu, kalau bisa kamu bisa menyusul nanti," Tarisa mendengus kesal, kalau sudah begini tadi saja ia menyontek pada teman sekelas nya.

"Kenapa kamu terlihat marah?" tanya Hendar yang melihat adik kedua nya terlihat kesal.

"Tidak ada," balas nya jutek membuat Hendar gemas sendiri. "Apa Ibu dan Ayah belum pulang, dek?" tanya nya.

Gadis itu mengangguk. "Mereka akan pulang telat, tadi Ayah memberitahuku,"

"Kakak semalam sudah membelikan eskrim cokelat kesukaanmu di kulkas," Tarisa menoleh cepat ke arah pemuda itu.

"Benarkah?"

"Benar, sayang." Gadis itu memekik tertahan karena saking bahagia nya.

"Apa aku boleh memakan nya? Berapa eskrim cokelat yang Kak Hen beli?" tanya nya.

"Kakak hanya membeli satu, jika kamu menginginkan nya lagi Kakak akan membelikan nya lagi nanti,"

"Kak Hen terbaik! Apa aku boleh memakan nya sekarang?"

"Boleh, asalkan habis itu langsung minum. Kamu tidak mau batuk, kan?" gadis itu memeluk pemuda dihadapan nya.

"Terimakasih! Aku menyayangimu!" Hendar tersenyum gemas, gadis itu berlari menuju kulkas dan benar ada satu buah eskrim cokelat kesukaan nya disana. Hendar memang tau apa yang bisa mengembalikan mood nya yang hancur.

0o0

"Apa kamu sudah memahami nya?" Tarisa mengangguk lemas, sungguh pelajaran matematika adalah hal yang terburuk. Dimalam seperti ini lebih enak bergelung di dalam selimut hangat, bukan menghitung ribuan angka yang membuat otak nya ingin meledak.

"Kadang aku berfikir, Kak." Lisya menoleh pada adiknya yang tengah tengkurap di kasur miliknya dengan beberapa buku dihadapan nya.

"Kenapa memang?"

"Dulu aku berfikir setelah membaca beberapa novel milikmu tentang sekolah menengah pertama itu akan seperti di novel, tapi aku merasakan nya dan itu berbeda. Sangat menyenangkan berada di sekolah ku saat ini,"

"Semuanya terlihat asik! Apalagi berbaur dengan teman yang berbeda, maksud ku dengan teman yang berbeda sekolah denganku, jadi aku merasa seperti memiliki pengalaman yang baru," Lisya tersenyum pada adiknya. Ia mengelus pelan pucuk kepala gadis itu.

"Syukurlah kamu menikmatinya, aku harap sekolah menengah pertamamu akan menyenangkan dan selalu menyenangkan!" jangan seperti diriku dulu, yang setiap saat selalu merasakan sakit. Lanjut nya dalam hati dengan tersenyum kecut.

"Baiklah sekarang kamu pergi ke kamar mu dan tidur, biar aku yang melanjutkan tugasmu. Supaya subuh besok kamu tinggal memindahkan nya,"

"Terimakasih banyak, Kak! Baiklah aku akan pergi tidur sekarang, selamat malam!" gadis itu pergi setelah memberikan kecupan singkat di pipi nya.

Semoga akan selalu menyenangkan, dek! Aku tak mau kamu merasakan apa yang aku rasakan dahulu, cukup aku saja, jangan kamu juga.

0o0

Tbc
Segini dulu ya hehe..
Sedang tidak ada inspirasi lagi, jadi insyaallah aku bakalan double update buat part selanjutnya..
Thank you udah baca😚❤

OUR STORY [REST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang