Day 1 : Mata Mahesa

630 82 20
                                    

Mahesa Prama Argantara, Sulung dari dua bersaudara telah lama kehilangan penglihatannya, terhitung 5 tahun sudah ia memandang dunia dengan satu warna, hitam.

Ia dan Adiknya menjadi yatim piatu diusia yang masih muda, dengan Mahesa berumur 17 tahun dan Adiknya, Haiyan Argantara yang berusia 16 tahun.

Keduanya di asuh oleh sang nenek namun tidak lama kemudian, saat Mahesa menginjak usia 20 tahun sang nenek telah dipanggil yang kuasa.

Setelahnya keduanya tinggal berdua, karena mereka sudah tidak memiliki keluarga, kedua orang tua mereka anak tunggal, jadi tidak ada sanak saudara yang akan datang membantu mereka.

Beruntung baik mahesa maupun haiyan, keduanya anak yang cerdas, walau sedang dalam posisi kekurangan Mahesa masih bisa menghasilkan uang dengan karyanya.

anak itu sangat suka bermain musik sejak kecil, dan seperti yang disebutkan Mahesa anak yang cerdas dan beruntung kedua orang tuanya mendukungnya dan memberikan apa yang ia butuhkan untuk membuat lagu.

Sang nenek semasa hidupnya juga terus memanjakan Mahesa dan memberikan apapun yang anak itu butuhkan.

Menjadi kan Mahesa seorang composer yang cukup terkenal di usia yang masih muda.

Haiyan sang adik juga turut membantu dirinya, Adik mahesa itu sangat mandiri, dia tidak kalah dengan sang kakak, haiyan menghasilkan uang sejak ia masih kelas 1 smp, ia bekerja paruh waktu.

Mahesa sempat melarangnya, namun anak itu berkata "aku tidak ingin nenek terbebani, Bang. setidaknya aku bisa membantu sedikit" begitu katanya.

setelah sang nenek tiada, yang mengurus Mahesa adalah Haiyan.

Hingga saat Mahesa menginjak usia hampir 23 tahun, Haiyan datang dengan suara ceria dan berteriak riang dan tertawa bahagia.

"ABANG AKU BERHASIL NEMUIN DONOR MATA BUAT ABANG!" pekik anak itu dengan ceria.

Kata itu berhasil membuat Mahesa terdiam dengan lidah kelu, perasaan bahagia yang sulit didefenisiskan sedang ia rasakan hingga pelukan hangat dari Haiyan menembalikkannya ke dunia nyata.

"Bang, setelah ini abang bisa melihat. Abang bakal lihat indahnya dunia lagi, Abang bisa lihat Haiyan" kata anak itu senang sembari memeluk Mahesa.

Mahesa menangis terharu, mengeratkan pelukannya pada Haiyan.

"Terima kasih, terima kasih" kata Mahesa.

Haiyan masih tertawa, "Apasih Bang, Haiyan tuh yang harus bilang makasih. Terima kasih sudah bertahan" kata anak itu.

Kedua saudara itu saling berpelukan menyalurkan rasa hangat dalam pelukan, memberikan rasa aman satu sama lain.

Kedua saudara itu saling berpelukan menyalurkan rasa hangat dalam pelukan, memberikan rasa aman satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bismillah, dengan ini cerita "Day by Day" resmi di publish.

Semoga cerita ini menarik ya, dan semoga kalian suka.

Masih ada satu lagi, tapi entar dulu lah yang itu, ini dulu sama puzzle piece.

Kalau Kyuu mulai luang, mungkin ada tambahan cerita biar lapak Kyuu punya banyak book yang bisa kalian nikmati.

Jadi ditunggu aja ya,

See you in next chapter dan tolong jaga kesehatan kalian ya^^

- Kyuu -

Day By Day | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang