chapter 6

132 17 0
                                    

saat ditanya mengapa ia membenci Josheniel, atau mengapa ia selalu melimpahkan kesalahan pada Josheniel, jawabannya adalah Elliott tidak tahu.

sesekali pernah Elliott membayangkan, mengapa mereka sangat bertolakbelakang, mungkin saja saat ruh-nya saat ditiupkan rupanya salah tempat. seharusnya Elliott menempati raga orang lain, seperti seseorang yang sangat benci Josheniel atau sekedar saingan bisnisnya.

satu kandungan, dan berasal dari satu tetes darah yang sama, namun tak pernah merasa ada kecocokan sama sekali.

they're, misfit never fit in.

kemarin, tepatnya satu hari setelah pulang dari pesat pernikahan Jaimerson, ibunya meminta Elliott untuk mengantarkan dessert dalam boks untuk Josheniel. ia tiba di apartemen Josheniel pukul 9 AM, ia sengaja datang di jam Josheniel sudah pergi ke kantor. hell, tentu saja ia tak mau bertemu Josheniel lagi.

didalam apartemen Josheniel, saat Elliott sibuk meletakkan kotak-kotak dessert kedalam lemari pendingin milik Josheniel, netranya tanpa sadar melirik botol bulat berwarna putih tanpa label apapun. tentu saja ia sangat penasaran.

segera Elliott meraih botol kecil yang terbuat dari plastik dan berwarna putih gading, ini adalah botol obat, Elliott tahu. namun yang mengganjal, mengapa tidak ada label di luarnya. seharusnya ada label stiker di luarnya yang berisi nama atau kandungan obat di dalamnya.

karena rasa penasarannya, Elliott tidak peduli kalau nantinya Josheniel tau botol obatnya tak lagi tersegel, ia tidak peduli dan membukanya.

matanya membulat saat melihat butiran pils yang tak asing lagi baginya.

rasa penasaran kemudian menyelimuti pikirannya, bahkan setelah ia sampai dirumah dan hingga hari ini 'pun ia masih penasaran. apa yang terjadi pada Josheniel? Elliott tentulah tak asing dengan alprazolam ataupun benzodiazepine. namun sekali lagi egonya menekan kuat rasa penasaran Elliott dengan keras.

dengan kelopak mata tertutup, otaknya tetap berpikir mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menggamang. hidupnya tertata dan tubuh serta wajah Josheniel selalu terlihat bugar, sama sekali tidak menunjukkan ia sakit ataupun ia mengalami kecanduan akan obat-obatan.

ditengah rumitnya isi kepala Elliott, satu pesan masuk berhasil merebut atensinya.

Cassiopeia O'Leary

| ok
| clover café pukul 3 PM

senyumnya mengembang sebelum ia membalas pesan untuk Cassiopeia.

breakeven brotherhood

Elliott datang tiga puluh menit lebih dulu, ia memesan rosemary tea untuk menenangkan pikirannya. clover café adalah tempat yang cocok untuk pribadi sepertinya, cafe dengan tema gardenia terlihat sangat sejuk dan menenangkan.

tidak dapat dipungkiri ia sedikit rileks saat ini, meskipun tentu saja pikiran tentang ada apa dengan Josheniel masih saja berputar di kepalanya.

"Elliott?"

ia menaikkan pandangannya, menatap lekat pada seorang wanita yang berumur hampir sama dengannya tengah menggenggam tangan mungil anak laki-laki disampingnya.

"Jeanne Geraldine?"

"kau pulang? wah ku dengar kau menjadi tumbal persembahan di Decreasnowy."

Elliott merenggut kesal, ia berdiri untuk sekadar berjabat tangan dengan Jeanne. sedangkan Jeanne masih juga belum menghapus raut geli diwajahnya.

"pendengaran mu bagus Jeanne."

Jeanne tertawa mendengar jawaban sarkas dari Elliott. "ah, ngomong-ngomong perkenalkan, ini putraku."

BREAKEVEN BROTHERHOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang