Alan POV.
Alan Joseph Pradipta atau Alan, yup itu namaku, aku punya adik tepatnya saudara kembar yang sangat aku sayang dan memiliki nama yang persis dengan namaku, Alana Josephine Pradipta atau Ana.
Adik yang imut dan manis, tak heran karena kakak kembarnya juga keren hehe, ngga apalah memuji diri toh banyak yang bilang gitu.Weekend ini aku memutuskan untuk berlibur ke vila pribadi keluarga mengajak adikku dan beberapa sohibku, Dio, Jacob dan Geo. Tadinya aku mau mengajak Dea untuk menemani Ana namun karena dadakan jadi ngga sempat izin sama orangtua Dea.
Perjalanan satu setengah jam, ditengah jalan adik manisku tertidur
"Manis juga adek lo kalo tidur Lan" Jacob memperhatikan wajah adikku yang kebetulan tidur menghadapku sehingga dapat terlihat dari posisinya yang duduk tepat dibelakangku
"Gue jotos lu goda-goda adek gue mulu" ancamku pada Jacob, aku memang sering begitu padanya jadi hanya dianggap ancaman candaan, tapi tidak sepenuhnya bercanda karena aku serius menjaga adikku satu satunya ini walau itu sohibku sendiri yang mengganggunya.
Sesampainya di vila -setelah sebelumnya menjemput Geo- kami semua segera turun dari mobil kecuali aku dan Ana yang masih menikmati tidurnya.
"sayang" panggilku berusaha tak membuatnya terkejut, Ana hanya bergerak sedikit dan masih pulas.
Aku tak tega membangunkannya akhirnya memutuskan untuk menggendongnya masuk ke vila. Jacob sempat menawarkan diri membantu -menggendong ana- namun ku tolak mentah mentah, menggoda seenaknya aja aku jitak apalagi menyentuh sembarangan hehe.ngga heran banyak cowo yang ingin mendekatinya, aku akui sebagai kakak adikku ini memiliki face yang manis, kulitnya yang putih, matanya sedikit bulat, pipi chubby, badannya yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek dan bentuk tubuh yang ideal membuatnya terlihat imut, maka aku selalu menjaganya, aku ngga mau adikku tersayang ini jatuh ke cowo yang salah.
Malamnya kami pesta barbequ, aku ingin liburan ini ngga garing hanya dengan duduk mengobrol dan membahas lelucon lelucon.
Ditengah acara Ana nampak gelisah, aku coba hampiri dia, ia sempat terkejut, apa adikku ini tadi melamun? Pikirku, ia hanya memberikan alasan kalau dia lapar dengan eksperesi yang menggemaskan, baiklah akan segera kusiapkan makan malam untuk sweetyku ini.
Malamnya aku putuskan untuk tidur dengan teman-temanku, jarang bisa tidur bersama.
Ana tidak banyak bicara langsung pamit ke kamar, ia nampak sedikit lesu mungkin sudah mengantuk. Kuucapkan selamat malam dan mencium keningnya kemudian kami berpisah ke kamar masing-masing, tapi sepertinya ada yang aku lupakan, tidak tahu apa itu.Di kamar kami tidak segera terlelap, namun masih terus bercanda seolah besok kami ngga akan mengobrol jadi harus dikatakan semua malam ini.
Waktu tengah malam, kamar mulai sepi namun perasaanku mulai ngga enak kembali tapi belum tahu sebabnya, ingin keluar kamar namun kuurungkan akhirnya ku coba memejamkan mata.
Baru beberapa menit tertidur tiba tiba aku terjaga lagi, seperti ada suara aneh..
Ku cek jendela dan..
Astaga hujan!!
Dan yang dipikiranku adalah Ana, adikku ini takut tidur dalam keadaan hujan deras seperti ini, aku juga baru ingat ia tak pernah tidur sendirian kalau di vila ini,Ya Tuhan kenapa aku bisa lupa.. Ana
Segera ku raih gagang pintu dan segera keluar tanpa membuat kegaduhan karena seisi kamar sudah terlelap. Beranjak ke kamar Ana.
Ku buka pintunya perlahan dan benar Ana sedang meringkuk di bawah selimutnya menahan takut akan petir yang terus bersahutan diluar, nampak ia belum tidur badannya terlihat bergetar di balik selimut, ah dia menangis, adik kecilku pasti sangat ketakutan.
Segera aku hampiri dia, memegang bahunya, membangunkan dan memeluknya
"Tenang sweety kakak disini" bisikku menenangkannya
Terdengar isakannya mulai berkurang, sepertinya ia sudah terlelap.
"Maafkan kakak sayang" bisikku lembut ditengah tidurnya
Tak lama akupun tertidur dengan posisi masih memeluk adik tersayangku.
Aku mengerjapkan beberapa kali mataku mengumpulkan kesadaranku, sepertinya hari sudah pagi, Ana masih tidur memelukku mungkin dia lelah ketakutan beberapa waktu semalam, matanya sedikit bengkak karena tidur setelah menangis.
"Eeng.." sepertinya Ana mulai bangun
"Pagi sweety" sapaku pada adikku sambil mencium pucuk kepalanya
"Pagi kakak" ia berusaha mengumpulkan kesadarannya
Ana segera beranjak dari tempat tidur seperti orang linglung, mungkin belum 100 persen sadar, aku hanya diam menatap tingkahnya bingung, matanya masih sedikit sembab, diambil handuknya dan menghilang dibalik pintu kamar mandi. Akupun kembali ke kamarku untuk mandi juga.
Jam 9 semua sudah bersiap di meja makan untuk menikmati sarapan, kecuali Ana.
"Bentar yah gue panggil Ana dulu" segera aku ke kamar Ana sebelum mendapat jawaban dari yang lain.Tok tok tok
Tak lama aku ketuk pintu Ana segera keluar dari kamarnya, tersenyum sebentar lalu menutup pintu dan berlalu ke lantai satu.
"Eh?" Aku hanya mematung melihat sikapnya 'apa dia ngambek?' Pikirku bingung, segera ku kejar ke ruang makan."Lho Ana mana?" Tanya ku pada yang lain saat tak mendapatkan adikku di ruang makan
"Ke dapur" jawab mereka hampir bersamaan
"Eh Lan" panggil Dio sebelum aku menyusul Ana, akupun melihat ke arah Dio
"Lo apain Ana matanya sembab gitu kayak habis nangis" lanjut Dio dengan pertanyaan menyelidik"Kagak wei ga mungkin gue apa apain adek gue" langsung aku bergegas ke dapur dari pada makin aneh pertanyaan mereka.
Di dapur Ana sedang mencari sesuatu di kulkas ntah apa itu
"Ana ngambek sama kakak gara gara semalam?" Tanyaku sedikit ragu, aku memang ngga suka didiamkan oleh adikku ini.
"Hmmm" Ana bergumam sambil memandang ke arahku "ngga kok" lanjutnya
"Terus kok diemin kakak tadi?" Tanyaku lagi
"Ana nyari susu coklat" jawabnya polos
Astaga kenapa aku lupa Ana suka sarapan dengan susu coklat "ah iya sebentar kakak buatkan, Ana tunggu di meja makan dulu yah" iya mengangguk senang dan berlalu ke meja makan 'huh syukurlah ngga ada apa apa'
Setelah membuatkan susu coklat Ana, aku segera kembali ke meja makan dan bergabung dengan yang lain menikmati sarapan.
Banyak hal yang kami lakukan hari ini, bermain di danau yang tak jauh dari vila, naik perahu, berkeliling daerah vila, dan banyak sekali yang kami lakukan bersama hingga kami memutuskan untuk pulang malam ini karena besok sudah harus kembali ke sekolah.
Malam tiba kami segera berkemas, setelah selesai membereskan barang-barangku dan membantu Ana, kami pamit dengan penjaga vila ini yang memang tinggal disini untuk merawat vila keluargaku.
Setelah mengantar teman-temanku, tinggalah aku berdua dengan Ana dalam perjalanan ke rumah, belum terlihat mengantuk, ia masih fokus -mungkin melamun- ke jendela di sebelahnya.
"Sweety belum ngantuk?" Tanyaku pelan agar tak mengagetkannya, ia hanya menggeleng sambil tetap menatap jendela
"Maafin kakak ya kemarin ninggalin Ana sendirian bobo" ia manatapku sedikit bingung lalu memasang senyum termanisnya
"Iya ngga apa kak, Ana seneng kakak udah nemenin Ana bobo kok semalam" ah adikku ini menggemaskan kalau sedang senyum begini, ku cubit pipinya gemas seperti sedang berhadapan dengan anak bayi, ia hanya sedikit terkekeh.
Aku memang sudah janji pada Dad dan Mom serta diriku untuk selalu menjaga Ana sampai nanti ada seseorang yang bisa menjaganya lebih baik.
***
Haha part 2 kelar,
Semoga part ini ngga mengecewakan yah, para readers yang baik hati dan tidak sombong boleh kali ninggalin jejak atau vote sbelum lanjut part selanjutnya, biar semangat nih buat lanjutin hehe..
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me, Please
Romanceku pikir aku mulai menyukainya, wajah dinginnya, senyum kakunya dan semua hal tentangnya, aku tahu dia tak memandangku seutuhnya, namun dapatkah aku berharap mimpi indah itu menjadi nyata?