MENGUBAH TAKDIR

488 44 16
                                    

Malam ini udara terasa berkali lipat lebih dingin, pasalnya Bangkok diguyur hujan deras sejak sore hari. Kebanyakan orang memilih bergelung di rumah masing - masing bersama selimutnya, namun sebagian yang lain sedang melakukan aktivitasnya di luar rumah, ada yang masih bekerja atau sekedar menikmati weekendnya.

Seorang lelaki berbalut kemeja putih, yang dipadukan dengan jas hitam, celana bahan dan sepatu pantofel dengan warna senada memandang keluar jendela cafe, ia melirik jam di pergelangan tangan kanannya dimana waktu yang ia tunggu hampir tiba.

Lelaki dengan tubuh semampai itu menyesap kopi yang ia pesan sebelum bangkit dari duduknya. Dibukanya pintu keluar cafe dan mulai berjalan di bawah payung merahnya agar tak kehujanan. Ia menghela nafas berat merasa lelah dengan misi yang harus ia selesaikan.

Angin dingin berhembus disetiap langkah lelaki itu, membekaskan aroma cendana bercampur aroma dedaunan dan bunga gugur ketika musim semi walaupun malam sedang hujan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin dingin berhembus disetiap langkah lelaki itu, membekaskan aroma cendana bercampur aroma dedaunan dan bunga gugur ketika musim semi walaupun malam sedang hujan.

"New Thitiphoom Techaapaikhun, 30 Januari 2021 pukul 20.07. Meninggal di umur 24 tahun", ucap sang lelaki misterius.

"Kasihan sekali dia, kenapa harus di hari ulang tahunnya?", lelaki itu bermonolog sendiri memperhatikan sosok lelaki berkulit putih pucat yang sedang menangis di dalam mobilnya.

Dari kejauhan ia dapat melihat mobil truk yang melaju kencang ke arah mobil sport hitam lelaki itu. Tampaknya sang empunya mobil tak menyadari dirinya dalam bahaya, belum lagi jalanan yang sepi dan gelap.

"Semoga di kehidupan selanjutnya hidupmu akan lebih baik. Maaf, aku hanya menjalani tugas terakhirku".

"5", ucapnya mulai menghitung mundur.

"4"

TET! TET! Sang supir truk membunyikan klakson berusaha memberi tanda bahaya karna remnya blong. Lampu mobil truk itu menyoroti penglihatan New.

New kalut, walaupun hidupnya menyedihkan ia belum mau mati sekarang! Ia yang panik tak tau harus berbuat apa, tangan dan kakinya seolah membeku bahkan hanya untuk sekedar menyalakan mesin mobilnya.

Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar, berharap ada orang lain yang bisa menolongnya.

"3" DEG!

New memandang orang di ujung jalan itu memohon pertolongan.

"2", tenggorokannya tercekat, netra elangnya terkunci dengan bola mata cokelat caramel milik New, benar - benar membuatnya goyah. Ini bukan pertama kalinya ia menjemput ajal seseorang karna ia adalah Dewa Kematian. Ia merasa sedih setiap menyelesaikan tugasnya, tapi entah kenapa kali ini terasa beribu kali lebih menyedihkan.

Darah mengalir dari dalam hidung New, sebelum kesadarannya benar - benar hilang ia berkata lirih, "tolong aku".

"1", lelaki misterius itu pun memejamkan mata setelahnya sayap hitam keluar dari bahunya dan ia pun pergi.

FATE  I  TAYNEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang