CHAPTER : 1

39 6 1
                                    

.        D  I  S  C  L  A  I  M  E  R
    ───────────────────

          Semua cerita murni pemikiran saya dan hanya fiksi belaka, jika terdapat kesamaan alur cerita, tokoh, karakter, atau peristiwa, semua murni atas ketidak sengajaan.

         Penggunaan tokoh tidak dimaksudkan untuk melecehkan atau merugikan pihak mana pun, saya hanya menggunakan sebagai tokoh dalam cerita.

         Tokoh nyata yang digunakan dalam cerita di channel ini adalah milik naungan mereka sendiri, saya hanya menggunakan sebagai pengagum mereka saja.

   ───────────────────

Sosok pria  berperawakan gagah itu sedang melihat susunan peta yang memisahkan 3 kerajaan yakni goguryeo, Silla dan Baekje. Mata elangnya menatap pada titik - titik yang sudah ditandainya sebagai tempat yang akan menjadi Medan perang untuk menghadapi prajurit Silla.

Ia menyenderkan punggungnya pada kursi, pandangannya kosong menatap langit - langit ruangan dan tak lama helaan nafas panjang  dengan sedikit cibiran keluar dari belah bibir nya, merasa sedikit kesal karna jebakan yang di buatnya untuk para perajurit dari kerajaan Silla selalu berakhir gagal.

Menurut kabar, putra mahkota dari negara Silla memiliki kepintaran yang sudah diakui oleh seluruh Anggota kerajaan bahkan rakyat Silla sendiri. Pantas saja jika starteginya selalu dapat di baca oleh pihak lawan, sepertinya dia harus belajar lebih banyak .

Suara dari pintu kayu membuat sosok pria itu menolehkan kepalanya ke arah pintu dan mempersilahkan seseorang di balik pintu untuk masuk.

"PANGLIMA!!" Seru pria yang baru saja memasuki ruangan dengan nada keras dan membuat sosok pria berperawakan tinggi itu menoleh kearahnya dengan mata memicing tajam, serta tangan yang mengisyaratkan pria di hadapannya untuk menjaga ucapannya.

"Aah maafkan aku tuan" ucapnya lagi lalu sedikit memukul bibirnya pelan dan memasang wajah merasa bersalah.

"Ada apa?" Tanya pria yang di panggilnya panglima itu dengan suara berat nya dan mata elangn yang tak pernah berhenti menatap waspada, seolah sedang mengamati garis perbatasan wilayah kerajaan yang sarat akan perang.

"Panglima, maksudku taehyung ssi, bisakah kau sedikit merubah tatapan mu itu? Kau terlihat terlalu waspada untuk seorang yang sedang berlibur." Ucap pria itu pada sosok pria yang baru saja di ketahui namanya sebagai Taehyung.

Mendengar perkataan bawahannya Taehyung pun menatap sang bawahan dengan   bingung "Katakan!" Ucapnya dengan nada menekan.

Sang bawahan pun menatap Taehyung dengan bingung dan sedikit ngeri dengan nada yang di gunakan oleh tuannya "Maksud anda Tuan? Saya sedikit tidak mengerti "

Taehyung mendekap tangannya di depan dada "Apakah wajah ku terlihat menyeramkan?" Tanya pria berperawakan tampan, bak pahatan patung dewa Yunani tersebut dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kenapa mereka terlihat ketakutan saat melihatku? Apa wajahku menyeramkan?" Tanya pria itu sekali lagi, kini manik hitamnya menatap langsung menuntut jawaban memuaskan pada sang bawahan yang mendadak gugup dan berkeringat dingin.

Sang bawahan terlihat sedikit bingung ingin memulai dari mana, Tatapannya yang terlihat selalu waspada dengan rahang mengeras tentu saja akan menakuti siapapun yang baru saja baru di temuinya.

"Anuu.. tuan bisakah sedikit mengendurkan tatapan mu, maksud ku berusaha sedikit lebih santai, sedikit tersenyum akan membuat mu terlihat 10 kali lebih muda." Ucapnya sambil memamerkan senyum 5 jari andalannya pada taehyung yang justru menatapnya seperti sedang menatap orang gila.

"Apa aku harus tersenyum layaknya orang gila seperti mu agar orang² tidak takut padaku?" Ucap Taehyung sarkas sedikit tidak setuju dengan permintaan bawahannya. Matanya memicing tajam, sebelum akhirnya kembali mendudukkan dirinya di kursi dan menatap langit² ruangan dengan tatapan kosong sambil mengingat kenapa dia berada di sini sekarang.

#𝐃𝐄𝐒𝐓𝐈𝐍𝐘𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑1

Flashback :

Taehyung baru saja akan kembali ke paviliunnya saat sang kaka yakni Kim Taeyong berdiri di depannya dan menghalangi perjalanannya.

Taehyung menghentikan langkahnya, lalu menundukkan kepalanya dengan penuh hormat pada sang kakak "Selamat siang putra mahkota" ucapnya dengan suara khasnya yang dalam.

Tak ada jawaban sesaat sebelum akhirnya sosok putra mahkota yang dipanggilnya membuka suara "Berdirilah dengan tegak Taehyung -ah"

Mendengar kalimat tersebut, taehyung segera menegakkan badannya dan menatap tepat ke  dalam netra sosok pria yang di panggilnya putra mahkota.

Tidak ada kata di antara keduanya untuk beberapa saat. Sampai akhirnya Taeyong pun membuka suara kembali "Taehyung -ah bisa kah kau datang ke paviliun ku sebeentar?"

Taehyung bergeming ia tahu tujuan Taeyong memanggilnya karna ini sudah terjadi berkali-kali. Taeyong sangat tidak suka jika Taehyung mengungkit sejarah kelam keluarga kerajaan dan ia yakin jika taeyong pasti ingin membicarakan soal itu.

Taehyung mengangguk pelan lalu mengikuti langkah Taeyong dari belakang menuju paviliunnya.

                **
Saat ini Taeyong dan Taehyung tengah duduk saling berhadapan, kedua nya tampak tidak ada yang mau mengalah dalam adu tatap yang terlihat sengit, Taehyung yang menatap tajam dan Taeyong yang menatap tanpa ekspresi sampai beberapa saat kemudian Taeyong memutus perang dingin tak resmi tersebut setelah meminta dayang membawakan minum untuk taehyung.

"Kasim Oh tolong tuangkan teh ke cangkir pangeran Taehyung" ucap Taeyong dengan nada pelan

"Putra mahkota "

"Hyung.. panggil aku Hyung Taehyung - ah saat ini aku sedang berbicara sebagai saudaramu" Taeyong memotong perkataan Taehyung  yang seolah memberi jarak diantara mereka padahal mereka keluarga.

Menghela nafas pelan, Taehyung mengambil teh yang dituangkan oleh Kasim Oh dan meminumnya dengan perlahan setelah di persilahkan. Namun disela itu ia tetap menggunakan kedua netra nya untuk menatap Taeyong yang masih tanpa ekspresi.

"Hyung.. sudah ku katakan jika aku tidak akan menyerah untuk membenarkan sejarah kelam kerajaan" Ucap Taehyung tegas setelah meletakkan cangkirnya sambil menatap Taeyong dengan tegas.

Taeyong mengulas senyum tipis, "aku sedang tidak ingin membahas itu, denganmu" ucapnya dengan suara khasnya.

Sedikit heran karna tidak biasanya Taeyong mengajak nya bicara untuk hal yang tidak penting? Sepertinya.

"Lantas kenapa engkau memanggil ku kesini ?"

Taeyong mengulurkan tangannya yang berisi sebuah gulungan di genggamannya.

"Ambilah! ini titah raja untukmu."

Taehyung mengulurkan tangannya dan mengambil gulungan tersebut kemudian membukanya. matanya bergerak dengan lincah membaca tiap baris kalimat yang berbunyi .

        "Pangeran Kim Taehyung! Aku raja goguryeo, menugaskan mu untuk pergi ke negara Silla dan mencari informasi secara langsung, aku memberimu waktu selama 3 bulan dan berangkat lah esok pagi² sekali"

Taehyung tampak menatap Taeyong sekilas, sebelum akhirnya menggulung perkamen tersebut kembali dan menghela nafas untuk kesekian kalinya. Dia tau kalau ini semua rencana Taeyong agar tidak ada yang mengganggu upacara penobatannya menjadi raja, apalagi saat ini kondisi raja sedang sakit parah.

"Baiklah aku mengerti, aku akan berangkat esok pagi" ucap taehyung dengan nada jelas tidak suka  "Kalau begitu sekarang aku permisi." Setelah mengucapkan itu Taehyung beranjak bangkit dan hendak berjalan keluar namun suara Taeyong menghentikan langkahnya saat sudah sampai di pintu tanpa membalikkan badannya.

"Pergi lah dengan Seokjin dia bawahan kepercayaan ku, dia yang akan menemani perjalanan mu."

Tanpa menjawab, taehyung membuka pintu dan berjalan keluar tanpa berbalik sedikitpun.

END FLASHBACK

TBC



Heheheh udah berapa tahun gua gak nulis ya, bukannya nyelesaikan malah bikin work baaru 😅😅 ya soryy ya (;

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang