part 14

3.1K 231 17
                                        

Seminggu kemudian singto kembali dari luar kota, ia membawa banyak oleh-oleh untuk krist.

Singto masih bersikap biasa saja pada apple. Mungkin karna mereka berteman lama jadi ia semudah itu memaafkan perlakuan apple, singto juga memilih untuk tak membahas mengenai minuman itu.

Singto memasuki pekarangan rumah dan keluar dari mobil, ia sudah tak sabar ingin bertemu pujaan hati-nya saat ini.

Singto masuk ke kamar krist, dilihat-nya krist tengah tertidur pulas.

Singto duduk di pinggir kasur melihat krist, saat ini krist menggunakan kemeja-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Singto duduk di pinggir kasur melihat krist, saat ini krist menggunakan kemeja-nya. Mungkin krist juga sangat merindukannya.

Singto mengusap pelan rambut krist, hingga krist terbangun. Krist membuka mata-nya.

"Daddy, daddy kapan pulang?"

"Baru saja, apa krist begitu merindukan daddy hingga krist menggunakan kemeja daddy?"

"Hmm, krist sangat rindu daddy"

Singto merebahkan tubuhnya di samping krist dan memeluk krist, ia juga memberikan satu kecupan kecil di bibir krist.

"Dad, jika nenek tahu apa nenek akan menyetujui kita?"

"Hmm, kita harus membuat nenek setuju, idak boleh menyerah"

"Krist sangat menyayangi daddy"

"Daddy lebih menyayangimu krist, sepertinya daddy mengantuk, daddy lelah menyetir jauh tadi" gumam singto sambil memejamkan matanya.








****
Hari kelulusan krist telah tiba, hari ini hari terakhir krist ke sekolah-nya.

Setelah acara perpisahan selesai krist dan singto kembali pulang ke rumah mereka.

Disepanjang jalan singto berpikir keras, dia berniat ingin menikahi krist saat ini, tapi apa orang tua-nya akan menyetujui niat-nya nanti.

Keesokan hari-nya singto mengatakan akan pergi keluar kota sehari pada krist untuk urusan perkerjaan.

Hingga disinilah singto berada, dia pergi ke rumah orang tua-nya.

" krist mana, apa kamu ke sini sendiri?" Tanya mama singto.

"Krist tidak ikut, aku ingin berbicara serius dengan mama dan papa"

Mereka duduk diruang tamu saat ini, jantung singto berdetak kencang, jujur ia takut mengatakan itu, namun singto sangat mencintai krist.

"Ma, pa aku ingin menikah dengan krist"

"Singto!! Kamu sadar apa yang kamu ucapkan!! Sadar sing!! Krist anakmu, bagaimana kamu bisa ingin menikah dengannya! Bukankah kamu juga sudah ada apple!"

"Aku tak mencintai apple ma, aku hanya mencintai krist, ku mohon restui kami"

"Sampai kapanpun mama tidak akan merestui kalian!!"

"Paa...."

"Papa ikut mama mu sing, cobalah untuk melupakan perasaanmu pada krist, dia anak mu apa kata tetangga nanti jika kamu menikahi krist"

"Kita sudah membahas ini berulang kali dan semua tetangga kita tahu krist bukan anak ku"

"Tapi itu hal yang tidak wajar sing"

"Aku akan tetap menikahi krist"

singto beranjak dari duduknya dan pergi dari sana, ia masuk ke mobilnya dan mulai menjalankan mobilnya pergi dari rumah orangtuanya, ia kembali dengan perasaan kecewa karna tak bisa mendapat restu.

Sedangkan krist saat ini juga tengah melamun dikamar-nya, dia memikirkan kakek neneknya, benar semua terasa aneh jika krist memanggil mereka dengan sebutan mama papa.

Tak lama bell rumah berbunyi, krist turun kebawah dan melihat siapa yang datang.

"Tante apple, daddy tidak ada"

"Kemana?"

"Keluar kota, katanya ada perkerjaan"

"Jika ada perkerjaan tante pasti di ajak, bukankah tante sekertaris daddymu"

"Benar juga" gumam krist.

"Krist, apa benar kalian berpacaran?"

Krist menganggukan kepalanya.

"Krist kalian tau apa yang kalian lakukan itu salah, biar bagaimana pun singto itu daddy mu, walau kalian tak ada darah tetap saja itu salah, bagaimana nanti jika daddy mu di hujat habis-habisan oleh karyawan kantor, oleh tetangga kalian, oleh masyarakat, tante hanya memberi saran, pikirkan lagi sekarang, tante pulang dulu" ucap apple.

Apple pergi meninggalkan krist yang masih terdiam bergelut dengan pikirannya sendiri.


****
Singto baru saja menginjakkan kakinya di rumah mereka, ia mencari krist ke kamarnya.

"Sayang, kamu kenapa?"

"Daddy dari mana?"

"Bukankah sudah daddy katakan tadi, jika daddy berkerja?"

"Bohong!"

"Maaf, sebenarnya daddy dari rumah orang tua daddy, daddy minta restu untuk menikahi kamu"

"Benar kata orang-orang, hubungan kita tak sehat dad, walau kita tidak ada hubungan darah sekalipun tetap saja ini bukan hal yang wajar" ucap krist.

"Maksud kamu apa krist" tanya singto.

"Krist ingin kita putus, daddy bersikap seperti seorang ayah saja, jangan seperti pacar" ucap krist.

"Krist, apa kamu sadar apa yang kamu ucapkan?"

"Krist sadar"

"Bukankah kita saling mencintai? Lihat daddy, daddy akan menikahi kamu, daddy serius dengan ucapan daddy sekarang krist"

"T-tapi orang-orang"

"Jangan pikirkan ucapan orang-orang, yang menjalani kita bukan mereka"

"Kakek dan nenek bagaimana? apa mereka menyetujui kita?"

"Bagaimana jika kita menikah diam-diam?"

Krist menatap singto, apa tidak masalah jika mereka menikah diam-diam, dia juga sangat mencintai singto.

Singto menautkan bibir mereka, menyesapnya lembut krist juga membalas ciuman mereka.

Keduanya saling melumat, menyesap dalam waktu yang lama, singto menahan tengkuk leher krist dan memperdalam ciuman mereka, lidah singto masuk kedalam mulut krist dan bermain didalam sana, saling memutar dan membelit dengan sempurna, bermain-main dengan lincah mengabsen tiap inci didalam sana, hingga stock oksigen mulai berkurang krist menyudahi ciuman mereka.

Singto mengusap lembut bibir krist yang sedikit membengkak akibat ulahnya tadi dan membawa krist masuk kedalam pelukannya.




















Tbc.

Hot DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang