"AARRGGHHH...sa..kit.. s..a..ki..t...sekali, Sa...sa...tri..a..tol..long..."raung Alvin.
Hingga....
Gelab mulai mengambil alih kesadarannya. Alvin teriak kesakitan dan tanpa sadar dirinya jatuh ke lantai. Alvin pingsan di atas lantai yang dingin itu sendirian tanpa ada yang membantunya membawa kerumah sakit.
*****
"Permisi presdir, ada orang yang ingin bertemu dengan anda" ijin sekertarisnya lewat sambungan telefon.
"Siapa?" tanya Satria. Ya, Satria adalah presdir tersebut.
"Beliau mengaku Ibu anda presdir" jawab sekertaris Satria yang bernama Alice.
"Baiklah. Suruh beliau masuk" suruh Satria kepada Alice dan mematikan sambungan telefon.
"Silakan masuk Nyonya" ucap Alice ramah dengan senyum yang terus terpatri di wajah cantiknya.
"Terimakasih" ucap beliau yang mengaku sebagai Ibu Satria. Setelah mendapat izin masuk, beliau memasuki ruangan yang bernuansa abu-abu tapi tertap terkesan elegan itu.
*****
Alvin akhirnya tersadar dari pingsannya. Waktu menunjuk pukul 09.00 pagi. Cukup lama dirinya pingsan atau lebih tepatnya tertidur, entahlah autor sendiri juga tidak tau.
Alvin merasa sekujur tubuhnya kaku akibat tertidur dilantai dingin dengan posisi tengkurap yang cukup lama. Alvin bangun dari posisinya dan ia langsung segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Alvin menatap dirinya lewat pantulan cermin dikamar mandi. Alvin merasa wajah dan tubuhnya yang dahulu berisi mulai menampakkan kekurusannya.
"Aakhh" rintih Alvin. Darah segar mulai keluar dari hidungnya, semakin lama kian banyak yang keluar. Dengan segera Alvin membasuh mukanya dan membersihkan darah yang keluar dari hidungnya.
"Hah...sebaiknya aku harus segera periksa lagi ke dokter tentang perkembangan penyakit ini" ucap Alvin pada diri sendiri.
Setelah selesai membersihkan tubuhnya, Alvin segera mengganti pakaiannya dan keluar apartemen tidak lupa untuk menguncinya. Setelah mengunci apartemen, Alvin berjalan menuju pemberhentian bus.
Tak seberapa lama menunggu, akhirnya bus yang ditunggu-tunggu datang dari arah kiri Alvin. Dengan segera ia menaiki bus tersebut dan memilih bangku paling belakang.
Bus yang ditumpangi Alvin sangat sepi akibat cuaca yang tidak terlalu mendukung. Ramalan cuaca mentafsir bahwa hari ini akan ada hujan badai. Padahal badai akan datang pukul 1 siang nanti, tapi dipagi ini cuaca sudah mendung.
Alvin merogoh ponsel di saku celananya dan menekan nomor seseorang yang sudah sangat dia hafal.
Tuut tuut tuut
Suara telpon tersambung. Akan tetapi sambungan tersedut tidak dijawab dari penerima sambungan. Sudah kesekian kalinya sambungan tersebut tidak juga dijawab. Dan untuk usaha terkhirnya Alvin mencoba untuk menelepon. Akhirnya sambungan tersebut terjawab juga.
"Halo" terdengar suara sang penerima sambungan tersebut.
"Siang ini sepertinya akan ada badai. Kamu sudah makan belum?" ucap alvin sambil mengeluarkan air mata yang kian deras. Entah apa yang sedang Alvin pikirkan hingga membuat dirinya menangis.
'suuut' terdengar samar, tapi masih bisa di dengar oleh telinga Alvin.
"Apa pekerjaan mu belum selesai, maaf tentang semalam jika membuatmu marah. Apa aku terlalu lancang?. Sebagai permintaan maaf, bisakah kita makan malam nanti?. Aku akan membuatkan ayam goreng tepung kesukaanmu" sambung Alvin.
"Tidak!!, tidak bisa. Nanti malam aku masih ada tugas jadi tidak bisa pulang. Mungkin seminggu ini aku akan sibuk dengan pekerjaan kantor jadi tidak bisa pulang ke apartemen" penolakan jelas tertera dalam pengucapannya. Alvin hanya bisa menghela nafas panjang dengan penolakan dari kekasihnya itu. Ya, yang Alvin hubungi adalah Satria kekasihnya.
"Hah, seharusnya kau meluangkan waktumu untuk kita. Apa kau juga belum mengerti jika waktuku tidak lama lagi" lirih Alvin sambil menahan air mata yang siap meluncur lagi.
"Hah! Apa katamu?. Coba katakan sekali lagi dengan keras, aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas?" jelas Satria.
"Tidak, bukan apa-apa. Sekarang kamu pasti sedang sibukkan, kalau begitu aku tutup dulu sambungannya" Alvin segera menutup sambungan ponselnya sebelum Satria membalas ucapan Alvin.
Alvin menutup sambungan ponselnya karena terdengar suara seseorang yang berteriak kepada Satria. Dengan jelas Alvin mengetahui siapa seseorang yang berteriak kepada kekasihnya tersebut.
"Hah...Alvin kamu harus semangat go go go!!!." Ucap Alvin menyemangati dirinya sendiri.
******
"SATRIA!!! APA MAKSUDMU DENGAN INI!!" teriak seorang wanita paruh baya yang masih terlihat muda tanpa kerutan di wajah cantiknya.
Decakan malas keluar dari mulut Satria.
"Ibu kenapa kesini?. Apa ada urusan penting?. Kalau tidak ada, tolong kembalilah ke rumah dan istirahat. Ibu pasti lelah dengan pekerjaan di butik" seolah mendapat usiran dari sang putra. Emila yang tidak terima akhirnya keluar dari ruangan Satria.
"Setelah kejadian ini, jangan sampai ada yang mengetahui nya. Bungkam semua orang yang melihatnya, kalo perlu musnahkan sekalian!!!!" ucap Emila kepada bawahannya.
"Aku pastikan kamu akan menyesali samuanya nanti" ujar seseorang lirih dan meninggalkan kantor tersebut.
TBC
--------------------------
Hay hay.....
apa kabar?
bagaimana hari kalian hari ini? menyenangkan kah?
aku hari ini tidak baik
tapi aku akan terus berusaha membaik...
seperti biasa jangan lupa tinggalkan kritik dan saran agar aku bisa memperbaiki dan semoga tulisan ini menjadi lebih baik
vote nya jangan ketinggalan cmiewiwiw :)
KAMU SEDANG MEMBACA
WISATA MASA LALU
RomanceTernyata cuma aku saja yang mati-matian memperjuangkan cinta kita itu. Kamunya enggak mau tahu. Untuk apa harus terus bersamamu. Kalau ujung-ujungnya kamu akan meninggalkan ku dan hatimu mulai tertuju ke sahabat ku. #mengandung BL, homophobic kalo...