One shot.

21 1 2
                                    

Everything reminds me of you
The wind is as cold as the edge of your heart
When I open the window, you blow in
When this time passes
Will this break up be over?
Will I forget you?

Sinar mentari pagi memasuki celah jendela sebuah ruangan yang sunyi dan terasa hampa. Seorang lelaki mulai terusik dalam tidurnya karena ulah sinar mentari yang menyinari kedua mata tertutup nya. Ia sedikit meregangkan badan nya yang kaku karena tertidur 8 jam lama nya dengan posisi yang sama.

'Hah..'

Helaan nafas nya keluar begitu Ia membuka kedua mata nya. Hari yang berbeda, aktivitas yang berbeda namun tetap dengan perasaan gusar yang sama. Perasaan rindu yang menghantui lelaki itu kembali lagi. Ia lelah, setiap pagi Ia selalu berpikir "Kapan semua perasaan ini akan berakhir?"

Lelaki itu memutuskan bangkit dari kasur nya lalu mengambil ponsel yang Ia letak kan di atas laci yang tak jauh dari kasurnya. Melihat beberapa notifikasi pesan, namun tak ada notifikasi pesan yang ia harapkan. Ia tersenyum miris, Ia sudah tahu bahwa Ia tidak akan lagi mendapatkan nya, namun kenapa hati nya masih mengharapkan hal yang sudah jelas tidak akan bisa Ia dapatkan kembali? Bodoh.

Like a strange flower that blooms between seasons
Like the morning star that hangs between days
All of this, some day, will pass.

Ia termenung sejenak, raga nya memang sedang duduk di sebuah kafe bersama teman-teman nya. Namun pikiran nya sedang melambung jauh entah kemana.

"Abrisam!" Buyar. Pikiran nya langsung kembali ke dalam raga nya saat seorang teman memanggil nama nya.

"Kenapa sih lu bengong aja? Kesambet lu." Tegur seorang lelaki tinggi dengan mata tajam yang duduk di seberang Abrisam.

Abrisam tertawa renyah, lalu mengambil segelas Ice Espresso miliknya. Menoleh ke arah teman-teman nya dan menggelengkan kepala nya.

"Pusing gue, biasa banyak kerjaan. Dikit lagi mulai gila." Bohong. Abrisam berbohong pada teman-teman nya. Abrisam selalu menyukai hal yang dia kerjakan, walau lelah Ia akan tetap senang dengan hasil kerja keras nya.

"Eh ngomongin kerjaan, gue juga mau curhat. Argh, gue stress banget sama atasan di kantor baru gue." Sambung teman Abrisam yang lain nya. Abrisam tersenyum, sedikit mendengarkan celotehan teman nya namun mata nya mengelilingi seluruh penjuru kafe tersebut. Mengenang yang pernah Ia lalui di kafe tersebut. Ia pernah menghabiskan waktu nya dengan seorang gadis yang Ia cintai di tempat ini. 

'Cukup. Cukup Abrisam. Sampai kapan lu mau begini terus?' Batin nya berbicara. Bahkan batin nya sudah mulai lelah dengan diri nya sendiri.

Menghela nafas lalu menggelengkan kepala nya kuat-kuat adalah hobi baru Abrisam. Seperti membantunya kembali sadar atas kenyataan yang ada.

Everything finds its place and leaves
You took all of me and left
But like the two hands of the clock in my heart
I keep lingering in the same place
I believe I'll be over you.

Abrisam kembali ke rumah nya setelah seharian menghabiskan waktu bersama teman-teman nya. Ia banyak tertawa hari ini. Satu hal yang harus Ia syukuri. Satu hari telah terlewat dengan penuh kebahagiaan.

"Abrisam, makan dulu. Bunda ada ayam goreng tuh di dapur." Sapa wanita paruh baya saat melihat anak lelaki nya baru masuk ke dalam rumah. Abrisam menghampiri wanita tersebut, yaitu Bunda nya. Meraih tangan sang Bunda lalu memberi kecupan di tangan nya.

"Buat besok pagi aja ya, Bun. Abrisam udah kenyang tadi jajan sama temen." Balas Abrisam, tak lupa memberikan senyum tipis. Lalu beranjak pergi ke kamar nya.

Abrisam telah membersihkan tubuh nya yang kotor karena seharian berada di luar rumah. Ia duduk di tepi kasurnya dengan rambut yang masih sedikit basah. Mengambil ponsel nya dan tersenyum, sesekali tawa nya keluar melihat beberapa foto di galeri ponsel nya.

Ia melihat foto gadis itu, dengan senyum yang sama. Senyum yang selalu membuat Abrisam ikut tersenyum melihatnya.

"Cantik.. selalu cantik." Gumam Abrisam.

Perlahan senyum Abrisam mulai pudar, mata nya mulai terlihat sendu dan suram. Jari nya tak berhenti menyentuh layar ponsel nya. Kini ibu jari nya mulai mengarah ke sebuah tulisan 'Hapus.' Terlihat ragu, Abrisam hanya menatap layar ponsel yang tertulis 'Hapus 1 album dari galeri dan cloud?'

'Sulit. Aku kesulitan. Aku harus gimana? Kenapa kamu cuma senyum? Jawab aku.' Batin nya seperti berbicara pada sebuah album foto di galeri nya dengan judul "Her." Album yang dipenuhi foto gadis tersenyum dengan banyak pose yang gadis itu berikan.

Abrisam menutup kedua mata nya erat-erat sambil menggigit bibir bawahnya. Seperti seseorang yang ditimpa runtuhan tebing yang keras. Abrisam mengumpulkan seluruh keyakinan yang Ia miliki di hati terdalam nya. Hingga akhirnya secara sadar tidak sadar, ibu jari nya telah meng-klik tulisan 'Hapus' pada layar ponsel. Kini, album gadis itu telah hilang. Menghilang dari tatapan Abrisam ketika Ia mulai membuka kedua matanya.

Will this break up really over?
Can I believe that I'll be over you?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Her. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang