Mengenang adalah pekerjaan paling duka. Bersamaan dengan lirihnya hati dan dukanya lara, bening mataku tumpah seketika.
Mengotak atik gawai adalah pekerjaan tak berbayar yang sering dilakukan para kaum muda. Apalagi jika sedang bosan. Mencoba menghibur diri dengan media sosial. Berbalas pesan dengan beberapa orang.
Namun jemariku terhenti kala album foto kusentuh pada layar gawaiku. Foto-foto berderet seolah memancing kenangan lama. Mataku terhenti pada satu foto. Senyum lebar yang tergambar jelas di lengkung bibir kedua insan. Jelas sekali. Bahkan seolah memutar ulang kenangan di masa lalu.
Mataku menjatuhkan air yang bersumber dari sanubari. Tak terelak, hati merugi merindu. Aku mengusap kasar air mataku. "Cukup, Sa. Cukup!" Tak butuh waktu lama, aku justru terlelap dengan mata yang bengkak bekas tangisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cipta Cinta dengan Karsa
RomanceApa yang begitu sulit dipahami? Gerak gerik seseorang tidak cukup mudah ditebak. Asumsi semata justru membawa malapetaka bagi dua insan yang rindu hidup bersama. Dijejali harap yang tak kunjung terbalas. Akankah waktu merestui dua insan tersebut?