Prologue

60 7 3
                                    

________•0•________

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.

________•0•________

Siang ini hujan turun sangat deras. Jay yang menggunakan motor kawasaki kesayangannya terpaksa harus berhenti di halte bus untuk berteduh.

Sudah sekitar 30 menit Jay menunggu hujan berhenti, namun selama itu juga hujan semakin deras mengguyur jalanan.

Karena sangat bosan menunggu, Jay berfikir untuk menerobos hujan, tetapi kembali ia urungkan niatnya. Cukup berbahaya jika berkendara pada saat hujan deras seperti ini, apalagi jalanan sudah pasti akan sangat licin.

Bagi Jay, keselamatan nomor satu.

"Sial, tau gini tadi pake mobil aja." Seru Jay kesal. Ia menghela nafasnya sejenak guna untuk menenangkan dirinya.

Jay melihat arloji yang ia pakai, jam sudah menunjukan jam 2 siang. "Bakal bacot nih pasti anak-anak entar." Gumamnya dengan gerutuan kesal.

Pada saat yang bersamaan juga terlihat seorang gadis berlarian menuju halte, fokus Jay teralihkan pada gadis itu.

Dilihat dari penampilannya yang masih menggunakan seragam, Jay menebak bahwa dia adalah seorang siswi SMA.

Gadis itu memilih duduk di samping Jay. Jay melirik sebentar ke arah gadis yang tengah mengeluarkan earphonenya.

Rambutnya panjang dengan warna hitam legam, dengan pipi gembulnya, tingginya kira-kira 165 cm, kulitnya seputih salju.

Jay suka mata gadis itu, matanya indah, mempunyai lipatan ganda, tatapannya tajam dan tegas. Hidungnya tak begitu mancung juga tak begitu pesek, bagi Jay itu sangat pas. Bibirnya tebal berisi, warnanya seperti cherry, bentuk bibirnya sangat indah bagi Jay, begitu sexy.

Di tambah dengan kaca mata bulat yang sangat cocok gadis itu gunakan, semakin cantik dan menggemaskan pada waktu yang bersamaan. Di lihat dari kacamatanya sepertinya gadis ini minus.

"Sial, cantik sekali." Inner Jay dalam hatinya mengagumi kecantikan gadis yang duduk bersebelahan dengannya.

Jay ingin mengetahui nama gadis itu, tetapi ia ragu menanyakannya. Terlihat gadis itu yang sedari tadi seperti tak melihat kehadiran Jay, sangat cuek. Ingin melihat lewat nametagnya, tetapi sayangnya gadis itu menggunakan hoodie.

"Ekhem," Jay berdeham guna untuk mengalihkan atensi gadis yang sedang memainkan ponsel pintarnya, tetapi gagal gadis itu tak melirik Jay sama sekali.

"Hai?" Sekali lagi, Jay mencoba menyapa gadis itu.

Berhasil! Gadis itu melirik dengan ekor matanya. Damn it!!

Gadis itu melepas earphonenya. Ia menatap ke arah Jay.

"Maaf, ada apa?" Suara gadis itu membuat Jay terpana. Dengan tatapan tajamnya yang teduh, dan intonasi suaranya yang tegas semakin membuat Jay terpana.

Si gadis hujan ; jay.Où les histoires vivent. Découvrez maintenant