Sasuke mengambil tasnya, "aku berangkat, makananmu sudah kusiapkan semua, jadilah anak baik dan tunggu aku di rumah, ok?" Ujar Sasuke mengusap kepala Naruto yang setinggi dadanya.
Naruto mengangguk, ia melambaikan tangannya saat Sasuke keluar dari apartemen. Ini sudah seminggu semenjak Sasuke melihatnya berwujud manusia. Tidak ada yang berubah. Hanya Sasuke jadi lebih sering pulang cepat.
Mata bulat Naruto menangkap amplop coklat yang tadi di bawa Sasuke tertinggal di atas rak sepatu. Dan tanpa pikir panjang, dengan polosnya, dia mengambil amplop itu, dan meski sedikit ragu, Naruto pun keluar dari apartemen Sasuke setelah mengambil jaket berhoodie miliki Sasuke yang kebesaran ditubuhnya untuk menutupi ekornya juga telingannya.
.
.
.
.
Naruto mengedarkan pandangannya bingung, melihat keramaian yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Kakinya terus melangkah mengikuti bau Sasuke yang sudah mulai memudar. Tentu saja, Sasuke pergi menggunakan mobil, pastilah jejaknya cepat menghilang.Oke, Naruto sekarang panik. Ia menunduk takut saat melihat tatapan orang-orang yang menatapnya heran. Bagaimana tidak heran ? Orang gila mana yang keluar di hari yang cukup cerah menjurus panas dengan menggunakan jaket tebal dan tanpa alas kaki ? Naruto jawabannya.
Tubuhnye gemetar, ia memeluk amplop coklat dengan erat, dan segera beranjak menjauh dari sana.
.
.
.
"Naruto, aku melupakan dokumenku, apa kau melihatnya ?" Sasuke yang sadar dia telah meninggalkan dokumennya memutar balik mobilnya untuk kembali ke apartemennya.Keningnya mengernyit saat tidak merasakan kehadiran siapapun di apartemen.
"Naruto ?" Sasuke melepas sepatunya, berjalan menuju ruang keluarga, mencari keberadaan Naruto. "Tidak ada ?"
Dia kembali melangkahkan kakinya, menuju kamar tidur, dapur, kamar mandi, bahkan gudang.
"Shikamaru !" Sasuke langsung mendial nomer Shikamaru saat menyadari Naruto tidak ada di dalam apartemen. "Naruto menghilang!"
"Apa maksudmu menghilang huh ?"
"Dia tidak ada di apartemen. "
"Tenanglah Sasuke" ucap Shikamaru saat menyadari suara Sasuke yang sedikit panik. "Mungkin dia hanya keluar sebentar karena merasa jenuh di dalam apartemen. Aku akan menghubungi Kiba, kami akan membantumu mencarinya,"
"Hm.. terima kasih"
Setelah menutup telepon, Sasuke segera memakai kembali sepatunya dan berlari keluar untuk mencari keberadaan Naruto.
.
.
.
.
Naruto meringkuk di dalam sebuah mainan anak-anak yang berbentuk seperti gua di taman yang ia kenali. Tubuhnya bergetar hebat melihat keramaian di luar sana. Apakah dunia luar memang semenyeramkan ini ? Biasanya, saat ia keluar bersama Sasuke tidak semenyeramkan ini ?Di lain tempat Sasuke berlari ke arah taman di mana Naruto berada. Pandangannya ia edarkan ke sekeliling taman yang tidak terlalu ramai, dia ingat, dia sering membawa Naruto jalan-jalan dulu saat sore. Jadi intuisinya menuntunnya kemari.
Kakinya terus melangkah, membawanya mendekat ke arah Naruto.
"Naruto ?" Kepalanya ia masukkan ke dalam lubang tempat main itu, matanya membulat melihat Naruto berada di dalam sana, meringkuk dengan tubuh yang bergetar hebat. "Naruto !"
Mendengar namanya di panggil, Naruto mendongak, mendapati Sasuke yang berada di depannya, ingin masuk tapi tempat itu termasuk sempit untuk ukuran tubuh Sasuke yang cukup tinggi semampai melambai sampai ke langit, eh.
Tanpa ancang-ancang, Naruto merangkak kemudian melompat memeluk Sasuke, membuatnya jatuh kebelakang karena tidak siap menangkap tubuh Naruto.
"Ngg.. ungg .. ungg" Naruto terisak, menenggelamkan wajahnya di leher Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Life of House Cat
FanfictionYah... tulisan aneh lainnya dari Bluu Warning! Cerita dan judul agak keluar jalur. Cerita mengandung unsur boyslove. suka boleh baca, tidak suka silahkan minggat. kalo mau hate comment silahkan DM saja, jangan buat orang lain baca hate speech kamu...