how are they now

3.2K 395 92
                                    


Umm, sepertinya sudah setahun sejak terakhir kali Jihoon dan Hyunsuk tersorot di cerita yang lalu. Kini, keduanya sudah berstatus mahasiswa.

Ketenaran yang mereka dapatkan saat SMA dulu, rupanya masih terbawa sampai kuliah. Yang membedakan keduanya, jika dulu mereka terkenal karena selalu bertengkar, kini Jihoon dan Hyunsuk justru dikenal sebagai couple goals, mahasiswa-mahasiswi sana biasa menjuluki mereka 'campus' boyfriends'.

Tentu saja hal itu tetap tidak mengubah kebiasaan mereka untuk bertengkar perihal masalah kecil sekalipun.

Yang baru terjadi pagi ini hanyalah salah satu contoh dari sekian banyaknya.

Jihoon, Hyunsuk, Yeonjun, juga Soobin dengan kerennya berjalan beriringan keluar dari pintu besar rumah mereka seperti karakter utama drama korea Boys Over Flowers—F4.

Omong-omong soal rumah, mereka berempat kini berbagi satu atap. Di dalam rumah besar bertingkat yang dihadiahkan Papa Choi saat kelulusan mereka, keempatnya berbagi suka, duka, drama, dan rahasia. Seperti insiden rumah hampir kebakaran akibat dua pria dominan yang bermain dengan kompor beberapa bulan lalu.

Dua mobil mewah yang terparkir di halaman depan menyambut dua pasangan itu. Mobil putih milik pasangan Choi-Choi, yang hitam punya Park-Choi.

"Siapa yang nyetir hari ini?" Jihoon mengangkat kunci mobil berlogo kuda yang menggantung di telunjuknya.

Hyunsuk mengangkat tangannya, "Aku."

Jihoon menggeleng tak setuju, "Ngga si, aku aja. Berhubung kuncinya udah ada di tanganku."

Hyunsuk menggertakkan giginya, tatapannya menajam, namun kemudian malah merengek, "Jiiii, kan kamu udah kemarinnn."

Melihat perdebatan yang terjadi, Yeonjun memutar mata jengah, "Berantem lagi kayak anak kecil. Kenapa sih ngga bawa mobil sendiri-sendiri aja?"

"Chevrolet abu-abu lo belum ada 3 tahun udah dianggurin tuh di garasi." Chevrolet camaro rs grey yang dihadiahkan Papa Choi sebelum kelulusan SMA lalu, bahkan sudah jarang dipakai setelah mereka pindah ke rumah baru ini. Hyunsuk lebih suka menebeng di mobil pacarnya, atau mobil alphard yang biasa digunakan mereka berempat untuk jalan-jalan bersama.

Mobil ferrari hitam Jihoon sudah seperti mobil bersama.

"Suka suka gue." Hyunsuk mengedikan bahunya.

Soobin cukup lelah memperhatikan keributan yang semakin melebar itu, akhirnya menghentikan kekasihnya yang terus-terusan ikut campur urusan pasangan sebelah, "Udah sih, Jun. Kayak ga pernah liat mereka berantem aja."

"Justru karena itu, Bin. Aku udah muak banget liat mereka ribut terus."

"Yaudah, kalo gitu gausah diliatin terus." Soobin menutup kedua mata Yeonjun dengan tangan besarnya, kemudian menarik lengan kekasihnya untuk segera masuk ke dalam mobil, "Ayo berangkat, keburu telat."

"Duluan ya Ji, Kak Suk!" Pamitnya sebelum menyusul ke dalam mobil, duduk di kursi penumpang sisi kemudi.

Mobil putihnya segera melaju, meninggalkan rumah dan HoonSuk yang masih saja berdebat tentang siapa yang menyetir pagi ini.

"Ayo suit, Ji!" Tantang Hyunsuk.

Jihoon langsung berlagak, menggulung lengan kemejanya sedikit, "Siapa takut," balasnya angkuh sambil tersenyum miring.

Hyunsuk merasa harga dirinya agak terinjak—karena menurutnya Jihoon meledeknya, jadi semakin menggebu-gebu, tanpa tahu rencana usil yang telah Jihoon siapkan dengan sengaja.

Terjadilah saat tangannya mengeluarkan batu, Jihoon malah membentuk mini heart dengan ibu jari dan telunjuknya.

"Cinta bisa mengalahkan segalanya, jadi aku yang menang." Jihoon menjulurkan lidahnya, meledek.

Rasa malu dan kesal bercampur dalam diri Hyunsuk, semakin mewarnai wajahnya menjadi merah.

"Tapi karena cinta bikin Jihoon bucin, ngalah deh, kamu aja yang menang."

Hyunsuk tertawa geli, rona merah di wajahnya memudar perlahan bersamaan dengan merenggangnya senyum di bibir.

"Jadi aku yang nyetir?"

Jihoon mengangguk, "Hu'um! Yuk, berangkat, nanti telat loh." Mendorong pelan bahu kekasihnya, menuntunnya ke kursi kemudi. Dengan gentle memayungi kepala Hyunsuk menggunakan tangannya supaya tidak terbentur atap mobil, lalu mengusak rambut beraroma mint itu gemas.

Ya, itu dia yang dimaksud 'couple goals' oleh banyak orang. Submissivenya gemes, dominannya bulol.

Sebenarnya tidak ada yang spesial dari hubungan mereka, selain dari fakta bahwa sebelumnya mereka saling memaki, kini menjadi saling melemparkan kata-kata manis penuh cinta. Mereka yang sebelumnya saling memukul, kini berbagi pelukan hangat.

Enemies Becomes Soulmates selalu menjadi cerita yang menarik bagi banyak orang. Tentang bagaimana Tuhan memutarbalikkan keadaan, bagaimana hati mempermainkan perasaan, dan bagaimana kedua belah pihak menurunkan ego untuk berdamai dengan keadaan.

• • •

[A/N]
Pendek dulu ya hehehehe aku masih bingung:((

Gapapa gapapa, we still have 6 days & 6 chapters, aku janji bakal make this story better day by day. Semangat! 💪😾💗

18-10-2021
©hoonsukers

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Enemies Becomes SoulmatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang