3. Sekolah

0 0 0
                                    

Mereka berkumpul di meja makan untuk sarapan.
Bahkan formasi keluarganya kali ini lengkap, ya Casa ada disana.

Tadi Arcellon memaksanya dengan menarik tangannya untuk ikut sarapan bersama.
Anggota keluarganya yang lain hanya melihat datar, Casa sudah biasa dengan ini. Dan hal inilah yang membuat ia malas satu meja dengan mereka.

Sarapan berlangsung khidmat tanpa keributan seperti biasanya.
Tiba-tiba Alvion, sang ayah membuka suara.

"Vano, kamu hari ini lembur? "

Alvano kakak tertua mereka yang tadi fokus memakan sarapannya pun menjawab pertanyaan dari sang Ayah.

"Hmm, begitulah. Vano hari ini juga ada meeting sama kolega di bandung. Jadi pagi ini ke Bandung dulu, mungkin siang atau sore baru nyampe kantor"

"Jangan terlalu maksain diri, kalau udah capek pulang", Ujar sang ayah mengingatkan.

" Iya, pa"

Lalu wanita cantik yang hampir menginjak usia setengah abad, ibu mereka Celia Erlangga bersuara menambahkan peringatan dari sang suami.

"Jangan lupa makan siangnya, nanti sakit lagi"

"Iya ,ma"

Alvano menjawab seadanya sesuai dengan sifatnya yang cuek.
Lalu sang ayah mengalihkan tatapannya kepada Arvino dan Arcellon.

"Kalau kamu vino, sibuk ga buat hari ini"

"Ga terlalu pa, ga ada jadwal yang berat. Kayaknya bakalan pulang cepet"

"Oke, yang semangat kerjanya"

Setelah Arvino menjawab pertanyaannya, Sang ayah langsung mengalihkan pertanyaan ke Arcellon.

"Kalo Cello, gimana. Udah mulai sibuk belum sama profesi baru kamu ini? " .

"Lumayan sih pa,sampe stres sendiri kadang ngelayanin Orang-orang yang mau konsultasi"

"Jangan terlalu stres,kamu disana mau bantu mereka sembuh nanti kamu lagi yang ikut stres"

Semua ketawa kecuali Casa, Casa hanya diam tak merespon dan tak juga menanggapi obrolan mereka.

Celia menanggapi perkataan Suaminya.

"Udah ihh, anaknya kok digituin pa"
Arcellon mengadu ke Sang ibu dengan pura-pura merajuk karena Ayah nya.

"Tau nih ma, papa parah banget masa bilang gitu"

"Pokoknya kesehatan semuanya dijaga, jangan lupa makan, jangan lupa istirahat, terus vitamin itu dimakan teratur biar ga Drop kaliannya. Dengerin mama ga"

Hanya Arvino dan Arcellon yang menjawab.

"Iya ma"

Lalu, tatapan Alvion jauh kepada Casa yang sejak tadi hanya diam dan fokus sarapan.

"Casa, hari ini kamu masih ujian kan?", Tanyanya Datar.

" Iya pa "

Arvino dan Arcellon mendadak tegang melihat Alvion berbicara dengan adiknya.

Sedangkan Alvano biasa saja, dan ia juga sudah terbiasa dengan suasana ini.

Sang ibu juga hanya menatap datar Casa.

"Nilai kamu buat ujian kali ini harus memuaskan. Ga ada kurang dari 80 kalo kurang lagi dari 80 kamu tau kan konsekuensinya? ".

"Iya pa", Casa menjawab seadanya.

Kemudian Sang ibu bersuara Menimpali perkataan Sang suami.

" Yang papa kamu bilang itu bener Casa, kalau nilai ujian kamu itu selalu rendah gimana bisa kamu masuk ke Universitas favorit di kota ini"

CASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang