iₒ her favorite food

2.4K 246 127
                                    


— chapter one
27 . 12 . 21


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


· · ────── ❀ ────── · ·

"APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI?!"

Sakura menatap orang yang ada di hadapannya dengan sorot mata tajam. Kemudian gadis itu mengumpulkan chakra di kedua tangannya, bersiap jika orang yang ada di hadapannya itu menyerang secara tiba-tiba.

Orang itu, Otsutsuki Toneri, hanya tersenyum tipis. Ia lalu bangkit berdiri dan berjalan mendekat ke arah Sakura. "Hanya ingin mengunjungimu," jawabnya secara singkat, padat, dan jelas.

"Tidak mungkin! Apa yang sebenarnya kau inginkan?!" Sakura berjalan mundur ketika Toneri terus menerus berjalan mendekat ke arahnya. Tubuh gadis itu dipenuhi dengan keringat dingin, merasa takut dengan pria bersurai putih yang ada di hadapannya. 

Namun sebenarnya wajar saja jika Sakura merasa demikian. Seorang Otsutsuki Toneri adalah pria yang amat sangat berbahaya. Ia pernah menculik Hinata sekaligus Hanabi juga hampir menghancurkan bumi. Maka dari itu si gadis bersurai merah muda berusaha sebisa mungkin untuk menjaga jarak dari pria itu. 

"Bukankah sudah aku bilang? Aku hanya ingin mengunjungimu."

"Tidak mungkin! Kau pasti akan menculikku seperti kau menculik Hinata dan juga Hanabi, bukan?! Cepat katakan yang sejujurnya!" desak Sakura dengan nada tak sabaran. Bukannya merasa terlalu percaya diri, karena jika kita melihat dari kejadian 2 bulan yang lalu, maka Toneri memang kemungkinan besar memiliki niat untuk menculiknya. Memang sangat susah untuk kembali ke jalan yang benar setelah melakukan serangkaian kejahatan. 

Intinya, sekali iblis tetap lah iblis.

Toneri sendiri hanya mendengus guna menanggapi desakan Sakura. "Menculikmu dan hampir mati lagi karena si kepala kuning? Tidak, terima kasih," tolaknya.

"Kalau begitu cepat pergi dari sini atau aku akan meninjumu, shannaro!" Sakura mengarahkan kepalan tinjunya ke arah Toneri dengan cepat. Namun sayangnya pria itu memiliki refleks yang bagus dan dapat menahan tangannya dengan mudah.

"Baiklah, aku akan pergi sekarang juga. Tapi sebelum itu aku ingin bertanya tentang satu hal padamu. Apakah kau selalu memperlakukan tamumu dengan cara seperti ini?" tanya Toneri sembari melepaskan tangan Sakura dengan dahi mengernyit.

"Itu bukan urusanmu, Otsutsuki Toneri!" 

Toneri yang mendengarnya hanya terkekeh kecil. Kemudian pria itu menyerahkan sebuah kantong plastik pada Sakura. "Makan lah, aku tahu kau merasa lapar. Lagi pula rajin bekerja memang bagus, tapi kau harus tetap memperhatikan kesehatanmu," ujarnya sebelum menghilang dalam kepulan asap. 

𝐜𝐡𝐚𝐧𝐠𝐞𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang