-Prolog-

25 8 0
                                    

Seorang gadis tengah berlari mengitari lapangan. Raut wajahnya sudah terlihat kelelahan dan berkeringat, Pak Ano-- guru biologi sekolah tersebut terus saja mengawasi gadis tersebut.

Namanya Auristela Candramaya, siswi kelas XI IPA 3 SMA Permata, gadis yang sekarang sedang dihukum mengitari lapangan akibat menjaili gurunya sendiri, ya--- guru tersebut Pak Ano, Ela menempelkan 5 permen karet dikursi guru saat pelajaran biologi akan dimulai.

Bisa dibilang Ela dan Pak Ano adalah musuh bebuyutan, aneh bukan?. Karena Pak Ano selalu saja mencari kesalahan pada diri Ela, padahal Ela itu kan anak baik-baik, menurut dirinya.

Ela identik dengan bando kupu-kupu diatas kepalanya, setiap saat, setiap waktu bando itu terus menempel dikepalanya. Menurutnya memakai bando itu ia akan terlihat seperti bunga yang disinggahi kupu-kupu, akan terlihat indah dan cantik.

"Berhenti!"

Langkah Ela berhenti dengan nafas yang tidak teratur, kemudian gadis itu menoleh kearah sumber suara, ternyata Pak Ano lah sumber asal suara tersebut.

"Kenapaaa pak?, bapak mulai kasian ya sama saya?, aduh bapak makasih loh udah nyuruh saya berhenti, kalau gitu saya duluan ke kelas ya pak, babai pak". Seru Ela dan pergi begitu saja meninggalkan Pak Ano yang terbengong heran.

"ELAAAAAAA BERHENTI KAMU!"

_______

TRINGGG.....

Lonceng berbunyi pertanda istirahat dimulai, Ela gadis tersebut memasuki kelasnya dengan santai seperti tidak terjadi apa-apa.

Saat memasuki kelas, kedua mata Ela langsung tertuju kepada pria berkacamata dengan buku ditangannya. Pria itu sibuk membaca buku yang berjudul "Memahami Fisika dan Kimia".

Ela berjalan mendekati kursi lelaki tersebut, Ela menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Ia sekarang sudah berdiri tepat disamping kursi lelaki tersebut dan sepertinya lelaki tersebut tidak peduli dengan kehadirannya. Kasihan sekali Ela.

"Askaaaa"

Panggilan pertama tidak dihiraukan oleh orang tersebut, Ela tidak menyerah dia akan berusaha.

"Askaaaa, yuhuuuu". Panggilan kedua juga tidak dihiraukan oleh orang tersebut, ia malah sibuk membaca buku yang menurut Ela dari judulnya saja tidak mengasikan.

Ela sudah bertekat untuk memanggil lelaki tersebut, oleh karenaa ituu...

"ASKAAAAAA YUHUUU, INI ELAA LOH DISAMPING". Teriak Ela cukup keras, yang membuat penghuni kelas hanya menggelengkan kepalanya.

Panggilan yang cukup keras itu tetap tidak membuat lelaki tersebut menghiraukan Ela, kalau begini caranya Ela akan membuat hal gila.

"Bismillah Ya Allah dengan restu mama papa, semoga Ela berhasil"

Cuppp..

Suara kecupan, ya--Ela baru saja membuat hal nekat, yang membuat semua penghuni yang ada dikelas memandang lurus kearahnya.

Ela baru saja mencium pipi lelaki tersebut, Adya Danadyaska, atau kerap disapa Aska. Aska yang mendapatkan serangan tiba-tiba tentu saja kaget dan langsung menoleh ke arah gadis yang sedari tadi mencoba menarik perhatiannya.

"Akhirnyaa setelah bulan purnama, Aska nengok juga ke Ela, tau ga dari tadi Ela manggil ga direspon sama sekali". Celoteh Ela.

"Berisik". Hanya satu kata yang keluar dari mulut seorang Aska.

"Astagfirullah, Aska bener-bener lo yee". Seru Ela dan pergi begitu saja.

Aska ini tidak tau apa ya, ia kan sudah mengumpulkan beratus-ratus keberanian didalam dirinya untuk melakukan hal gila tadi, tapi hanya dibalas satu kata. Ela emang gadis yang sabar dan pengertian.

"Lo waras, kan la?"

"Waras dong"

"Ga la ga, lo gila aja tadi lo ngapain Elaaaa, kaget gue ya ampum". Seru seorang gadis bernama Zanna, satu-satunya orang yang bisa menerima kewarasan Ela yang melampaui batas kewarasan.

Zanna dan Ela sudah bersahabat sejak tk, jadi Zanna sudah cukup paham dan memaklumi bahkan sudah sangat terbiasa akan kelakuan sahabatnya itu.

"Pokonya ya za, Ela ga akan nyerah untuk mendapatkan hati pangeran tampan bertopeng Ela".

"Laaaa cukup laaa, lo kok bisa si ampe segitu tergila-gilanya ama Aska, liat dia tuh masuk ke kategori cowo cupu yang ada disekolah kita".

"Gaaa zaa gaaaa, liatt dehh Aska itu gemesin bangettt, dari segi apapun dia tuh tampan mempesona za". Ucap Ela dengan mata lurus menatap Aska dengan penuh kedambaan.

"Mataa lo emang harus dibenerin, kakel seganteng Kak Axel lo tolakk, dia ketos, cakep, baik kurang apa lagi coba".

"Kurang Aska za". Ucap Ela

Zanna hanya bisa memutat bolanya malas, setiap hari setiap saat dipikiran seorang Ela hanya ada Aska dan Aska.

"YA AMPUN ASKAAA BACA BUKU AJA GEMESIN BANGETTT". Ucap Ela dengan girang.

Zanna yang sudah tidak tahan dengan kelakuan sahabatnya, yang hanya terus menatap Aska dan memuja Aska, langsung menyeret Ela keluar kelas.

"Ihhh zaaa, kita mau kemanaa, kasian Aska nanti kangen sama Ela gimana kalau ditinggal"

"Kantin, ga akan kangen la"

_________

Gimanaa seru ga kawan?.

.
maaf banget kalo ada kesalahan kata. Mohon dikoreksi ya gais:).
.
Jangan lupa vote dan komen ya gais
Luv yuuu 💚

AURISTELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang