00.

36 6 0
                                    

Tak ada yang bisa mengalihkan pandangannya pada sebuah batu yang ada di depannya saat ini. Mungkin lebih tepatnya ia sedang melamun. Lelah menangis, 2 kata yang dapat mengekspresikannya saat ini.

"Jaehyuk, pulang yuk?" ajak seorang pria dewasa sambil mengelus rambutnya perlahan.

Diam. Tidak ada jawaban.

Jaehyuk, Yoon Jaehyuk. Itu lah nama sang keponakan. Kini ia berumur 6 tahun.

Pria tersebut tahu betul keponakannya sangat terpukul akan kepergian kedua orang tuanya yang begitu mendadak. Kecelakaan maut yang mereka alami membuat Jaehyuk tidak bisa menerima kenyataan. Rasanya baru saja kemarin Jaehyuk kecil bercerita kepada orang tuanya bahwa bulan depan ia akan ikut drama dalam acara perpisahan sekolahnya. Senyum hangat, rasa bahagia, kalimat-kalimat dukungan itu terasa begitu sebentar ia rasakan.

Jaehyuk, Yoon Jaehyuk. Itu lah nama sang keponakan. Kini ia berumur 6 tahun.

"Kamu pasti laper, makan dulu ya. Abis itu kita pulang." Pria itu kembali membujuk Jaehyuk.

Kali ini Jaehyuk berhasil dibujuk. Bukan karena makanan, tapi rasanya percuma ia berada disini. Orang tuanya tidak akan kembali.

-----------------------------

"Jae, kamu mau makan es krim gak?"

Jaehyuk kecil hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata. Pamannya tersenyum lalu mengajaknya keluar dari mobil.

Sampailah mereka didepan toko es krim. Pamannya langsung memesan es krim kesukaan Jaehyuk. Jaehyuk hanya berdiri disamping sang paman dengan wajah datar tanpa senyuman.

"Ih balikin boneka aku!"

Fokus Jaehyuk seketika tertuju pada suara kencang dari seorang gadis kecil yang tidak terlalu jauh dari tempat ia berdiri.

"Gak, dasar anak manja!" ucap anak laki-laki yang sepertinya merebut boneka dari gadis kecil tersebut.

"Cepet balikin boneka aku! Aku mau pulang!"

"Pulang aja, paling bonekanya aku buang abis ini hahahaha"

Gadis tersebut sudah mulai berkaca-kaca, bibirnya sedikit bergetar, tanda ia akan segera menangis. Melihat hal tersebut, Jaehyuk merasa tidak adil. Dengan segera ia menghampiri kedua orang tersebut. Wajahnya sudah menyiratkan rasa tak suka pada anak laki-laki yang sudah merebut boneka tersebut.

"Siapa kamu?" tanya anak laki-laki tesebut.

"Balikin bonekanya, itu bukan punya kamu."

"Heh anak kecil, kecil-kecil kok pacaran sih."

Dengan emosi yang memuncak, Jaehyuk menendang kaki anak laki-laki tersebut sehingga anak tersebut mengaduh kesakitan. Boneka yang tadi ia pegang pun berhasil lepas dan jatuh dari tangannya. Segera Jaehyuk ambil boneka tersebut dan memberikannya kepada pemiliknya.

"Awas ya kamu anak kecil!" ancam anak tersebut kepada gadis yang ada didepannya dan pergi begitu saja.

Lega rasanya bisa menolong anak kecil tersebut.

"Jaehyuk, ayo pulang. Kamu tadi dicariin ternyata disini."

Mendengar namanya dipanggil, ia segera menghampiri sumber suara. Belum setengah jalan, anak kecil barusan menangis. Setelah Jaehyuk lihat, gadis tersebut terjatuh. Melihat dari jaraknya, sepertnya ia sempat menghampiri Jaehyuk namun jatuh duluan.

Jaehyuk melihat gadis tersebut masih mengeluarkan air mata lalu merasa kasihan. Ia mengeluarkan tissue yang ada di sakunya dan memberikan tissue tersebut sambil membantunya berdiri dan membersihkan tanah-tanah yang ada dilutut dan tangannya.

"Jangan nangis lagi ya, kamu gak boleh sedih juga kayak aku." ucap Jaehyuk secara spontan.

Gadis itu seketika melihat kearah Jaehyuk dengan ekspresi sedikit bertanya-tanya. Namun ia tidak sempat bertanya kenapa, karena sang Paman sudah memanggil Jaehyuk untuk kembali pulang. 

Tak lupa, Jaehyuk memberikan senyuman dan melambaikan tangan pada gadis tesebut. Seketika, rasa sedih gadis tersebut hilang. Rasanya ia ingin ikut tersenyum.

Tanpa sadar, ada rasa harap diantara keduanya untuk bertemu kembali. Satu yang gadis itu tau, nama anak laki-laki baik hati itu adalah Jaehyuk.

Don't Stop Me || JaehyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang