WARNING!
ð This story just fiction, not real. There are action, and adventure. The rating for 16+.
DRAKE EFRON AND PEARLMERRY
Hamparan langit biru seketika menghitam. Awan-awan gelap bergerumul, menyelimuti pemandangan di atas bumi. Kilatan halilintar tak henti-hentinya menyambar, menciptakan suara gemuruh yang sanggup memekakkan gendang telinga. Pohon-pohon seolah akan tumbang saat tiupan angin kencang melintas tanpa kendali, menerbangkan ranting serta dedaunan yang telah lama tergeletak di atas tanah. Jeritan para hewan pun turut menghiasi suasana itu.
Para penduduk Pearlmerry berlarian menyelamatkan diri menuju sebuah benteng di dekat kerajaan. Langit tengah marah, hujan deraspun turun membasahi bumi. Para penduduk terus meringkuk ketakutan, badai sebentar lagi akan datang.
"Tuan Putri jangan kesana! Itu berbahaya!" seorang wanita paruh baya berteriak, ketika Putri Lucyana berjalan keluar dari ruangan dalam benteng. Ia terus menengadahkan kepalanya, mengarahkan pandangannya pada puncak gunung yang ada di ujung utara.
Tiba-tiba sebuah petir menyambar menara di atas benteng. Semua orang menjerit. Seketika itu juga gumpalan awan di atas gunung berputar membentuk suatu pusaran tepat di atas puncak gunung. Tidak hanya Putri Lucyana tetapi para penduduk juga melihat kejadian itu.
Sementara itu di langit tengah terjadi pertempuran. Betrick dan suaminya -Morto- yang merupakan Typhon tanpa sebab menyerang kerajaan Olympus. Namun sia-sia, mereka hanya mengantarkan diri pada maut. Mereka kalah dan saat ini Zeus tengah marah. Zeus menggeram memperlihatkan otot-otot rahangnya yang berkontraksi penuh. Kedua matanya terlihat memerah, memancarkan kilatan amarahnya.
Zeus memandang ke arah Morto, kemudian ia memunculkan petir dari tangan kanannya. Ia mengarahkannya ke atas. Saat itu juga muncul sebuah lubang di atas pusaran gunung tadi.
"Typhon! Kau harus membayar semua ini! Dengan kuasaku, kau akan dikurung dan disegel di bawah Gunung Etna untuk selama-lamanya." Kemudian Lightning itu berkilat memantulkan cahayanya ke arah Morto. "TIDAK...!" Betrick berteriak bertepatan saat Morto menghilang diiringi tembakan cahaya yang mengarah ke arah puncak Gunung Etna melalui pusaran awan gelap di atasnya.
Putri Lucyana dan rakyat Pearlmerry begitu terheran menyaksikan kejadian di atas gunung itu.
"Terkutuk kau Zeus!!!" Betrick berteriak menyalurkan amarah yang bermuruh di dadanya.
"Kau tidak bisa mengutukku karena aku seorang dewa. Kau adalah Echidna, Mother of All Monstres. Bersyukurlah, karena aku akan membiarkanmu dan anak-anakmu berkeliaran di luar sana." Ujar Zeus sementara Betrick hanya memandanginya dengan amarah di kedua matanya.
***
"I feel good... nanananananana, yeah~ so good..." Drake terus saja bersenandung sambil menggoyangkan kedua tangannya seperti sedang bermain gitar. Ia berjalan ke sana kemari mengikuti alunan musik yang keluar dari tape kesayangannya.
"Drake! Buka pintunya! Drake!" dari luar kamar terdengar ibunya yang terus menyuarakan namanya. "Drake, ayolah! Ibu hampir terlembat sayang." Keluhnya diluar sana. "DRAKE JAMES EFRON!"
"Haha iya bu, aku siap!" tiba-tiba saja pintu terbuka dan menampakan seraut wajah rupawan dengan setelan kaos serta celana jeans penuh sayatan di bagian lututnya. Mrs.Efron memandangi penampilan putera kesayangannya, lantas menggelengkan kepalanya. Sementara itu, Drake justru menyeringai "Sudahlah bu, aku tahu anakmu ini ganteng. Nggak usah dilihatin sampai kaya gitu, hehe :D". Mrs.Efron hanya bisa tersenyum geli melihat kepedean anaknya itu.
"Hey, brother!" Drake berseru setelah baru saja melemparkan bantal dari sofa yang akan didudukinya, ke arah adik lelakinya, Dave Stan Efron. Mendapatkan lemparan bantal dari kakaknya, Dave hanya bisa mendengus sebal. Ia tak mau membuat moodnya pagi ini menjadi buruk dengan membalas perbuatan jahil kakaknya atau hanya dengan sekedar menyemburkan kata-kata umpatan dari mulutnya.
"Aku berangkat." Ucap Dave seraya berdiri dari posisi duduknya. "Ngga mau bareng?" Tanya Mrs.Efron sambil menaikkan sebelah alisnya. "Bersama dia? Tidak! Terima kasih." Setelah berucap demikian, Dave dengan langkah tangkasnya beranjak meninggalkan rumah diiringi suara deruan mesin Ninja pada sepuluh detik berikutnya.
Sementara itu di dalam rumah, Drake dengan santainya bersiul sambil mengenakan sepatu talinya, seolah-olah jam dinding yang terpajang didekatnya telah berhenti menggerakkan jarum-jarumnya sehingga tiada waktu untuk terburu-buru. "Ehrmm..." Mrs.Efron berdehem sambil kedua bola matanya sibuk melirik aktivitas yang dilakukan Drake. "Ehrm..." sekali lagi deheman Mrs.Efron hanya bagaikan angin berlalu. Sedetikpun Drake tidak mengalihkan perhatiannya dari ikatan tali sepatunya.
Selang beberapa detik demikan, Drake mengangkat kepala lantas dengan wajah polos yang tampak dibut-buat ia memandang ibunya sambil berkata "Apa?". Untuk kesekian kalinya Mrs.Efron hanya bisa menggelengkan kepalanya, kemudian dia memberi tanda dengan menunjuk jam tangan putih yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Seolah tersengat gaya reflex, Drake langsung menolehkan kepalanya melihat kea rah jam dinding yang bertengger tepat di sebelah kiri sisi tubuhnya.
"Geez!" detik berikutnya, Drake mengambil langkah seribu menuju motor ninja kuningnya, tanpa sedikitpun menghiraukan panggilan dari Mrs.Efron yang terus menyuarakan namanya.
***
Para pengunjung mengucapkan kata-kata sial sambil mencoba menghindar dari kuda besi yang tengah dinaiki Drake. "Awas!" "Hey! Minggir!" Drake berteriak sekenanya, mencoba memperingati orang-orang yang sedang berdiam takjub, mengamati pemandangan luar biasa di depannya.
Hari ini, Drake memiliki jadwal mengunjungi museum The New Greek and Roman Galleries yang dikenal dengan patung-patung para Dewa Yunani di dalamnya. Drake berkendara terburu-buru untuk mencapai museum, sehingga ia nyaris saja menabrak puluhan pengunjung yang berada luar bangunan museum.
Drake memarkirkan sepeda motornya, lantas berlari tergesa-gesa menuju museum. Ketika ia tiba di ambang pintu, ia melihat para pelajar dari sekolahnya telah berkumpul mengerumuni salah satu patung Dewa Olympus. Drake merekahkan senyumnya saat melihat sosok gadis yang telah mencuri hatinya, Belysia Ducthman.
"Hey! Eforn!" diantara kerumunan terlihat seorang lelaki berambut blonde tengah melambaikan tangannya kepada Drake. Drake tak membalasnya, namun ia beranjak dari tempatnya berdiri lantas menghampiri lelaki itu. "Hei, dude." Sapa Drake setelah ia berada di dekat lelaki itu. Kemudian mereka melakukan tos ala pria dengan diakhiri cekikikan aneh diantara keduanya.
"Disini kalian bisa melihat sosok para Dewa Yunani, terutama tiga dewa tertua Olympus, Zeus, Poseidon, dan Hades." Sang pemandu tur menjelaskan tentang patung-patung yang ada di sana. Anak-anak lain terlihat serius memperhatikan tiap kata yang terlontar dari mulut sang pemandu, namun tidak untuk Drake. Itu terdengar sebuah omong kosong untuknya.
Drake memutar kedua bola matanya malas, lantas menyelipkan dua buah heatset di telinganya ketika sang pemandu mulai menjelaskan seluk-beluk tentang mitologi Yunani.
"... Zeus, Poseidon, dan Hades bersatu untuk menggulingkan ayah mereka, Cronos raja sang titan. Dengan kemenangan yang diperoleh, akhirnya kekuasaan pun dibagi. Zeus menjadi pemimpin para dewa yang bertahkta di Olympus, Poseidon menjadi penguasa lautan, dan Hades menjadi penguasa dunia bawah..." sang pemandu terus saja berbicara tentang mitologi yunani, meskipun hampir semua orang sudah tahu tentang mitos yunani tersebut.
"Apa kau percaya dengan semua yang dikatakan si rambut hitam itu?" Drake bertanya pada seorang gadis disebelahnya tanpa perlu repot-repot untuk meliriknya. "Yeah~ kau tahulah semua omongannya itu cuma bualan. Tidak ada yang namanya dewa di dunia ini. kalaupun ada sudah sejak dulu aku diangkat menjadi dewa mengingat ketampananku yang kelewat batas ini." Drake mengambil tawa pada kalimat terakhirnya, sementara gadis asing disebelahnya itu memberikan sebuah pandangan yang seakan-akan mengatakan 'Apa kau gila?'
"Maaf Mr.Efron, tapi aku sepenuhnya percaya dengan semua itu." Sontak saja tawa Drake berhenti begitu saja. Ia nampak terkejut. "Bagaimana kau tahu namaku?"
YOU ARE READING
Drake Efron and Pearlmerry
FantasyEchidna yang merana, berencana membebaskan Typhon suaminya yang disegel oleh Zeus di bawah gunung Etna. Untuk dapat melumpuhan segel tersebut Echidna harus bisa mendapatkan pisau terkutuk Poseidon, cincin permata biru Athena, dan setetes darah Zeus...