Abang, Kakak dan Adik

1.8K 262 63
                                    

Wanita berusia 30 tahun itu sedang memasak di dapur rumah mewahnya. Sesekali ia tersenyum saat melihat apa yang sedang dua putranya itu lakukan di halaman belakang.

"Mbak ini sebentar lagi mateng, nanti matiin kompornya ya? Saya mau ambil handphone sebentar sama ke kamar mandi. Sekalian tolong lihatin kakak sama adek ya mbak?" Ucap wanita tersebut pada seseorang yang sedari tadi membantunya memasak.

"Baik bu"

Setelah itu, wanita yang dipanggil mama oleh ketiga jagoannya berjalan menjauhi area dapur.

Sementara di halaman belakang, dua putra bungsu keluarga Atmajaya itu sedang bermain bersama. Kakak Jemy dan adik Jiel.

Jangan tanya kenapa si sulung tidak ikut bermain bersama kedua adiknya. Si sulung yang kerap dipanggil Abang itu sudah berusia 9 tahun dan saat ini masih bersekolah. Ia sudah kelas 3 SD, tentu saja pulangnya lebih lama dibanding kakak yang masih TK. Kalau adik memang belum sekolah.

"Kak mam cetobei" ucap adik yang masih terbata sambil menyodorkan sebuah stroberi ke mulut kakaknya.

"No adik, kakak tidak suka stlobelii" tolak kakak halus.

"Aaaa~ ctobei ennak kakak, nyam"

"Yaudah adik aja yang mam ya? Nanti kalo kakak ikut mam stlobelii nya habis, telus adik cuma dapet sedikit, segini~" kakak mempraktikkan apa yang dia maksud segini pada adiknya, jari telunjuk dan jemolnya ia dekatkan, tidak sampai menyentuh.

"Cegini? Kecil? Adek ndak cukaa"

"Nah, makanya yang mam adik aja oke?"

"Okayy" si bungsu tersenyum sampai memperlihatkan dua gigi depannya, membuat kakak yang melihat merasa gemas dan berakhir mencubit pipi gembil kemerahan milik adiknya.

"Aaa kakak, cakitt, kok cubit-cubit adek??" Adik mengadu kesakitan karena cubitan kakak.

"Bialin, adik lucu soalnya"

Adik yang tidak terima langsung melempari kakak dengan mainan bebek plastik warna kuning yang sedari tadi ia genggam.

"Ih adek?? Kok lempal-lempal kakak?"

"Kakak nakal cihh, pipi adek dicubit, nanti adek bilangin abang tau, wlek, kakak jelek" adik berlari sambil tertawa meninggalkan kakak yang terlihat kesal padanya.

"Adik, No lali-lali yaa!! Nanti jatuh" meski begitu, ia tetap ikut berlari mengejar sang adik.

Keduanya berlarian di halaman yang cukup luas tersebut. Suara tawa mereka juga sampai terdengar ke dalam rumah, membuat asisten rumah tangga yang sedari tadi mengawasi ikut tersenyum.

Setelah merasa kedua tuan mudanya baik-baik saja, asisten rumah tangga yang biasa disapa mbak itu kembali ke dapur untuk mematikan kompor.


Bruk..


"ADEK!!" Kakak berteriak histeris saat melihat tubuh mungil adiknya terjatuh ke depan dan ia pun menambah kecepatan larinya untuk menghampiri sang adik yang sudah dipastikan sedang menangis.

"Hiks kakak,, cakitt"

"Cup cup, mana yang sakit hmm? Sini kakak liat" ujar kakak seraya berjongkok di depan sang adik.

Triple JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang