1

100 15 1
                                    

derap langkah kaki terdengar memenuhi ruangan minim cahaya tersebut.

"Du~du~du~du~"

terlihat seorang perempuan dengan hoddie hitam yang tudungnya menutupi wajahnya itu bersenandung pelan sesekali tertawa kecil melihat sang tawanan yang terlihat tak berdaya di kursi dengan tubuh terikat dan karung yang menutupi kepalanya.

langkahnya mendekati sang tawanan yang ketakutan.

sret!.

dilemparkannya karung yang menutupi wajah itu membuat senyum lebar menghiasi wajahnya.

"ah~ imutnya~"

mata yang tadi terpejam kini terbuka lebar ketika melihat perempuan gila yang berada di depannya.

mulutnya yang disumpal membuat dirinya tak bisa berteriak.

matanya sedari tadi tak henti-hentinya mengeluarkan cairan bening karena rasa sakit di sekujur tubuhnya akibat disiksa oleh perempuan gila itu.

sudah 3 hari semenjak perempuan itu menculik dirinya dan mengurungnya ditempat ini membuat rasa trauma yang besar menyelimutinya.

dan selama 3 hari itu entah kenapa tidak ada satupun pihak kepolisian yang mencari dirinya padahal dia berasal dari keluarga yang terpandang.

"akh!!!"

ia menjerit kesakitan ketika perempuan itu menekan luka yang ada di lututnya dengan keras.

"hmmmmm......" perempuan itu tertawa.

wajahnya ia majukan membuat sang tawanan membelalakkan matanya takut.

"ou~.... pasti kau tengah memikirkan kenapa para polisi belum juga menemukan mu ya~"

jari mungil itu menarik paksa dagu sang tawanan agar ia bisa melihat ekspresi ketakutan yang terpancar di wajah itu.

"aah~ sayang sekali para polisi itu terlalu bodoh nona... yang difikiran mereka hanya ada uang jadi karena itulah mereka tak bisa menemukan mu~"

ia mencengkram dagu sang tawanan lalu dengan kasar ia mendorongnya membuat kepala sang tawanan terhuyung kebelakang.

ia bersiul pelan, berjalan mengambil linggis yang tergeletak di lantai.

"sebenarnya aku ingin berlama-lama denganmu tapi... kau sangat menyebalkan nona... "

tangannya melepas tudung yang menutupi wajahnya. mata hitam itu menatap tajam sang tawanan. membuat sang tawanan ketakutan setengah mati.

tangannya yang memegang linggis itu terangkat.

ia tersenyum lebar. "maka dari itu! susulah pacarmu yang menyebalkan itu!"

BRAK!.

"TIDAK!!"
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



























GEDUNG KEPOLISIAN TOKYO- SHIBUYA 19.08 PM.

tangan kekarnya menggulung kemeja berwarna biru itu sebelum ia menjatuhkan tubuhnya di kursi kebanggaannya.

ia menarik nafas dalam-dalam.

sudah setahun lamanya kasus pembunuhan berantai di sekitar Tokyo yang sampai saat ini belum ditemukan motif ataupun sang pelaku pembunuhan itu.

sial!. umpatnya didalam hati.

ia memijat pangkal hidungnya pelan.

padahal ia sudah mengarahkan anak buahnya yang sangat bertalenta namun tetap saja hasilnya sama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Enemy [Nanami x y/n]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang