I.

16 3 0
                                    


Namaku Irene, yang baru saja memasuki usia 26 tahun. Aku bekerja sebagai ketua team penyunting naskah, sebenarnya aku baru saja pindah ke Jakarta sekitar 3 tahun.

Setelah lulus kuliah dan pindah ke Jakarta, aku langsung melamar kerja di perusahaan tempatku bekerja sekarang. Itu artinya, aku sudah bekerja sejak terhitung aku pindah ke Jakarta. Awalnya aku masih menjadi anggota team, tapi akhirnya Pak Kim mempercayai aku untuk naik jabatan sebagai posisi ketua team.
Walau sebenarnya, Papaku menyuruhku untuk meneruskan perusahaan keluarga, sementara aku memilih jalanku sendiri, itu karena aku hanya ingin membuktikan bahwa aku juga bisa mencari uang sendiri tanpa bantuan orang tuaku.

Selama aku menjadi ketua team, tentunya banyak sekali suka duka berada di posisi sekarang. Semakin banyak juga yang harus aku kerjakan, dan jika bukan karena bantuan para anggota team, aku tidak akan mungkin bisa menyelesaikan pekerjaanku.
Tapi, anehnya- ketika setiap kali ada anggota baru, mereka selalu mengundurkan diri, tanpa aku tahu apa penyebabnya. Terhitung sudah 8 orang yang telah mengundurkan diri. Kini, ada anggota baru yang sudah bekerja selama 3 bulan. Ku harap, ia akan betah berada di team bersamaku.

Ponsel Irene berdering, menampilkan nama pemanggil 'Mami'.

"Halo Mami, selamat pagi?"

"Pagi juga, Sayang."

"Ada apa, Mami?"

"Seperti biasa, Mami cuma ingin memastikan kamu sudah sarapan atau belum."

"Ohh, sudah kok. Sebelum berangkat pasti aku sarapan dulu."

"Beneran kan? Kamu nggak bohong kan?"

"Nggak lah, Mami."

"Bagus deh kalau begitu. Oh ya, Papi kamu tuh kangen sama kamu. Nanti kalau libur, katanya kamu harus pulang."

Irene terkekeh, "Papi kalau kangen, nggak pernah mau jenguk Irene sih."

"Ya, kaya kamu nggak tahu Papi kamu aja. Yaudah, pokonya nanti kalau kamu libur, pulang ke rumah ya! Mami sama Papi mau ajak kamu jalan-jalan."

"Asyik!!! Oke, aku pasti pulang minggu ini."

"Mi, aku lagi nyetir nih. Sudah dulu ya teleponnya, nanti aku telepon lagi kalau sudah pulang kerja."

"Hati-hati ya, Sayang!"

"Oke, Mami."

Telepon terputus.

"Mami, nggak boleh tahu, kalau aku belum sarapan."

Dan, seperti biasa.. setiap pagi, siang, sore dan malam, aku selalu teleponan dengan Mami dan Papi.
Mereka pasti masih tetap ingin aku tinggal di rumah saja. Sebab, mereka tidak ingin aku berjauhan dengan mereka dalam waktu yang sangat lama seperti ini.

Aku mulai pindah ke apartemen, karena aku merasa jarak dari rumah ke kantor sangat jauh sekali. Itu mengapa, aku memutuskan pindah ke apartemen, yang sekiranya hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk tiba di kantor.

***

Tiba di kantor,

"Selamat pagi, Mbak Irene?"

"Pagi, Mbak Irene?"

"Iya, pagi." Jawabnya sambil tersenyum.

"Eh, Mbak Irene sudah datang."

Irene menghargai semua sapaan yang diberikan oleh bawahannya. Ia benar-benar merasa dihormati setelah mendapatkan posisi sebagai ketua team.

"Hai, selamat pagi semuanya?" Sapa Irene

I HATE U SHAKA (JANGAN DIBACA, SEDANG REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang