"Uenoyama!"
Mendengar suaranya, aku berbalik badan. Langkah gadis itu berhenti, ia tersenyum simpul.
"Hei, kenapa kau meninggalkanku lagi?"
Aku tertawa pelan lalu kembali berlari. Tak lupa sambil melambaikan tangan ke arahnya.
"Hei! Tunggu aku!"
Kau tak akan bisa menyusul langkah kakiku, Yuki.
Tak terduga, Yuki berlari sekuat tenaga dan menyamakan langkahnya dengan langkahku.
"Hei, hei. Aku ingin bertanya perihal peristiwa bintang jatuh kemarin malam."
Ah, sudah kuduga dia akan mengatakan ini.
"Apa kau melihatnya ?"
Aku hanya tersenyum, tatapanku lurus menyusuri jalan.
"Aku melihat nya kemarin, sambil mengucapkan harapanku. Dan kau tahu? Bintang itu terlihat sangat indah. Aku harap kau melihatnya juga, Uenoyama."
Aku menghentikan langkahku, "Ya, bintang itu memang sangat indah. Aku melihatnya, dan aku juga mengucapkan harapanku."
Bola mata Yuki membesar, matanya berbinar. Ia menghalangiku dengan merentangkan tangannya.
"Apakah harapan yang kau ucapkan saat itu?"
YOU ARE READING
HOPE
Short StoryRealita tak selamanya indah seperti harapan. Namun, bolehkah aku memiliki harapan yang ditolak realita?