"kak Axel ngapain di sini" ujar elvino melihat Axel yang sedang duduk di sofa kamarnya, tadi Daddy nya pergi setelah memberikan makanan dan di gantikan oleh Xavier dan Axel yang menjaga elvino di kamar takutnya kalau elvino sendirian lagi di kamar ia akan melakukan hal yang sangat tidak diduga seperti kabur.
"Memang tidak boleh?" Jawab Axel menatap Elvino tajam, elvino sebenernya sedikit takut tapi ia masih kesal jadi ia menatap kakak nya balik, lagian di sini juga ada xavier yang akan membela nya kalau-kalau ia terkena marah.
"Tidak boleh El masih marah sama kak Axel" kesal elvino dan membuang mukanya, ternyata lama-lama menatap kakak pertama nya itu membuat bulu kuduknya merinding seketika.
"Kenapa el marah sama kakak?" Bingung Axel sambil menaikan salah satu alisnya, Axel tahu persis kenapa elvino marah cuma ia ingin sedikit menggodanya.
"Tadi kakak gak Inget udah bantuin kak Rei, jadi kakak itu ada di kubu kak Rei bukan kubu El, dan kita musuhan" ujar elvino melototi Axel, bukan nya takut Axel malah terkekeh gemas, oh ayolah kenapa yang di lakukan elvino selalu gemas, Axel jadi bingung bundanya waktu dulu ngidam apa sih sampai anak terakhir nya ini begitu lucu.
"Kalau begitu kakak boleh ikut kubu Elvino tidak" ujar Axel sambil mendekati Elvino yang duduk di atas ranjangnya.
"Tidak di kubu El hanya ada Daddy dan kak Xavier"
"Memang kak Xavier mau masuk di kubu El?" Ujar Axel meremehkan elvino, setelah Elvino berfikir lagi benar juga apa yang dikatakan kakak sulungnya ini, karena sedari tadi pagi ia baru bertemu dengan Xavier sekarang, kalau Xavier tahu perbuatan elvino tadi mungkin kakak terakhir nya ini juga akan seperti Axel.
"Kak Xavier masuk kubu El kan?" Tanya Elvino berharap.
"Tidak kak Xavier masuk kubu papah saja, karena El nakal hari ini kakak tidak mau membela el" ujar xavier tersenyum kearah elvino, elvino yang mendengar itu menjadi kesal ia langsung turun dari ranjangnya tapi langsung mendapatkan tatapan tajam dari Axel.
"Apa liat-liat" tantang elvino ia tidak peduli kalau dirinya dimarahi nanti karena ia sudah terlanjur kesal sekarang, elvino ingin mencari Delvan untuk meminta perlindungan dari kedua kakak setan nya ini, eh sepertinya semua juga setan kecuali Daddy ia adalah manusia terbaik bagi Elvino tapi elvino tidak tahu saja kalau Daddy nya ini adalah salah satu dalang dari semuanya, bahkan sebenernya Delvan itu lebih kejam dari David, elvino belum tahu kedok Daddy nya itu yang suka menyiksa orang.
"Pakai sendal mu El" ucap Xavier dingin, suasana yang tadinya cukup mencair sekarang menjadi menegang lagi cuma Karena elvino turun dari ranjangnya, elvino sebenernya jengah sungguh cuma karena ia turun dari ranjang tanpa alas kaki saja mereka marah seperti elvino sedang membunuh seseorang.
Dengan kesal elvino memakai sendal nya dan berlalu ke pintu keluar tapi saat ia ingin membukanya ternyata pintunya terkunci, elvino baru ingat kalau yang bisa membuka kuncinya hanya keluarga dan beberapa maid saja, elvino ingin meminta bantuan tapi ia Sangat gengsi masa iya baru tadi dirinya marah kepada kedua kakak setan nya itu sekarang malah meminta bantuan mau dibawa kemana harga diri Elvino.
Elvino berusaha membuka pintu menggunakan kata sandi tapi tidak bisa, menggunakan sidik jarinya pun juga tidak bisa, akhirnya elvino menyerah dan ia mendatangi kedua kakaknya nya itu yang masih asik melihat Elvino sedari tadi.
"Bukain pintu nya" ujar elvino sambil membuang mukanya ia tidak mau menatap wajah kakaknya itu.
"Meminta yang benar El" ujar Axel dingin.
"Kak Axel tolong bukain pintunya El ingin bertemu Daddy" ujar elvino dengan benar sekarang.
"Kau ingin bertemu Daddy?" Tanya Axel, elvino yang mendengar itu mengangguk ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVINO
Teen Fictionelvino Alexander pemuda imut dan cukup tampan tetapi karena keimutan nya lebih mendominasi menjadikan ketampanan nya terhalangi, walaupun memiliki wajah yang imut, badan yang mungil dan sangat baby face bahkan orang mengira ia adalah anak yang baru...