*Tang!
"HARIS MUNDUR!"
Haris langsung berlari ke belakang ketika senjatanya lepas dari tangannya, menghampiri kawannya yang berada dibelakang.
"lo bikin gue kaget tau gak," kata Haris sembari mengatur napasnya. "Harusnya tadi udah gue matiin itu bocahnya," katanya.
"lo mau mati?" ujar Abin yang kesal karna melihat Haris yang terlalu percaya diri.
"maju lah cemen, anak anak masih ada napas nya tuh di depan," kata Haris sembari membawa cr dan langsung melawan musuh yang berada di depannya.
Haris Nata Januar, seorang remaja yang duduk dibangku sekolah menengah kejuruan. Sebelum menginjak sekolah menengah kejuruan ini hidupnya beraturan, taat agama, berbakti kepada orang tua, tapi tidak untuk sekarang.
Merokok, tauran, berkelahi itu sudah makanannya sehari-hari. Entah apa yang terjadi padanya yang jelas ada suatu hal yang membuatnya bisa begini. Ya, karna ayahnya. Ayahnya adalah seorang tokoh ternama di kota ini, Haris pun sangat menghormati ayahnya sampai akhirnya pada suatu hari ayahnya pulang kerumah dan membawa selingkuhannya disaat ibunya sedang sakit parah.
Karna kejadian itu ibunya syok dan tidak percaya lelaki yang sangat baik dan sangat memperlakukannya sebagai ratu itu selingkuh darinya, lalu jantungnya kumat dan akhirnya sudah tidak bisa tertolong lagi. Semenjak saat itu, ia sangat menaruh dendam kepada ayahnya, walau sampai sekarang masih tinggal bersama ia tidak pernah berbicara kepada ayahnya.
"woah gila pecah banget," ujar Lino.
"Gaada korban kan dari pihak kita?" tanya Chan.
"Engga bang," ujar Ayen sang adik kelas. "Korbannya di pihak mereka, ada yang kebacok tadi sama gue," ujarnya sembari sedikit tertawa.f
"widih cabe rawit juga lu," kata Abin tertawa.
"Nah, udah redam nih terserah dah kalian mau pulang apa mau tidur di basecamp," kata Haris.
"kayanya pada disini dah, ga aman juga bang balik jam segini takut ada yg jegat," ujar Jaemin.
"Yaudah dah, hayu berangkat," kata Haris menaiki motornya dan mereka pun pergi ke basecamp.
Sesampainya disana, sangat ramai karna tawuran tadi. Banyak yg luka-luka disana sampai akhirnya mereka saling mengobati.
*Kringggg~
Haris mendengar suara telpon tersebut dan ternyata itu milik Haidar.
"Dar, telpon tuh," kata Haris.
Haidar yang tengah mengobati luka lecet nya itu terkejut dan langsung panik. "buset, emak gue," katanya panik dan mengangkat telpon tersebut.
"hallo mak-?" ujar Haidar pelan-pelan.
"Ai sia kamana wae si! eta aya budak tawuran sia ngiluan nya?!"
"kaga mak, suer!" ujarnya panik.
"dimana sia?! BALIK!"
"nginep mak, udah malem ini,"
"bodoamat! balik!"
*tut!
Karna suara ibu Haidar terdengar banyak yang tertawa mendengarnya.
"Yaela mampus dah gue," kata Haidar.
Haris tertawa, "Emak lu ya?" tanyanya.
"Iya, segala tau lagi,"
"Disuruh balik?" tanya Jaemin.