Hai teman namaku Naya, aku seorang mahasiswa di universitas swasta di kota Tanngerang selatan, aku pengidap penyakit mental dengan beberapa diagnose yaitu bipolar, anxiety disorder dan depresi mayor dan bahkan sering mengalami premenstruasi dysphoric disorder. Bahkan sudah berulang kali berkeinginan untuk bunuh diri, banyak kata orang orang yang mengatakan bahwa gangguan mental merupakan salah satu ketidak dekatannya dengan sang pencipta padahal penyakit jiwa itu sama kaya hal nya penyakit pada fisik yang sakit yang perlu di obati.
Dalam islam juga di pelajari tentang kesehatan mental yang di kenal sebagai at- tib ar- ruhani yang pertama kali di kembangkan oleh ilmuwan abu zayd ahmed ibnu sahl al baikhi dari persia. Ia membagi kesehatan mental sebagai tibb al qalb serta kesehatan spiritual sebagai at-tibb ar-ruhani. Al Balkhi menuliskan bahwa baik tubuh serta jiwa keduanya sama-sama bisa jatuh sakit. Jiwa yang tidak seimbang ditandai dengan rasa sedih, marah, gelisah, serta perasaan yang membuat rasa tidak tenang.
Selain Al Balkhi, ada pula Al Tabari yang menemukan konsep psikoterapi untuk mengobati pasien dengan gangguan kejiwaan. Menurut Al Tabari, rasa sakit pada pasien bisa timbul akibat keyakinan dan imajinasi sesat. Untuk mengatasinya maka dilakukanlah konseling bijak oleh dokter yang memiliki humor tinggi untuk meningkatkan rasa percaya diri pada pasien
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam juga menyampaikan indikator jiwa yang sehat di dalam beberapa haditsnya. Rasa aman adalah salah satu indikator tercapainya kesehatan serta kestabilan mental. Dalam hadits riwayat Tirmidzi beliau shalallahu alaihi wa salam menyampaikan bahwa seseorang seolah mendapat semua kenikmatan dunia apabila ia bangun di pagi hari dalam kondisi:
1. Rasa aman mengenai lingkungannya
2. Tubuh yang sehat
3. Adanya makanan untuk dimakan di hari itu
Maka dari itu jika setiap orang tidak mendapatkan itu semua maka tidak mendapatkan kenikmatan dunia,
Terkadang aku merasa minder dengan diagnose yang aku dapatkan, yang aku pikirkan apakah aku bisa sembuh? Bisakah aku seperti sedia kala? Kenapa aku mendapatkan diagnose itu? Kenapa bisa?
Mulai awal Juni pada tahun ini aku memulai mencari tahu apa yang aku alami? Dan apa yang terjadi?, aku memulai lebih ware kepada kesehatan mentalku sering ikut webinar, talkshow, bahkan terapi terapi menghadapi kesehatanku, yang aku pikirkan "aku harus sembuh dan aku ngga boleh menyusahkan orang lain atas apa yang aku alami" aku juga mulai terus mendekatkan diri kepada sang pencipta mulai lebih sering baca quran, menghayati dan mulai sering ikut pengajian dan terapi lewat quran
Dari awal aku aku mengalami ini di mulai dengan tanda tanda seperti; tidur tidak teratur hanya 2-3 jam atau kadang dengan siklus yang lebih seperti 20-21 jam dalam sehari, merasa cemas, sedih berkepanjangan bahkan sering lelah tetapi tidak ada alasan yang nyata, terkadang pikiran yang tidak nyaman, hati resah bahkan emosional yang tidak stabil, mulai dari senang ke sedih dengan jangka yang terhitung detik.
Aku merasa tidak nyaman dengan keadaan ini, aku merasa resah di satu sisi aku ingin sembuh di sisi lain aku bingung dengan pikiranku apa yang aku kejar dan apa yang aku gapai, semua kosentarasiku mulai tidak stabil bahkan membaca buku biasa atau sebuah berita aku harus membaca sampai lima kali dan tiga kali untuk memahami, aku resah dan benar benar merasa tertekan dengan keadaan yang aku alami saat ini.
Aku selalu datang ke masjid setiap setelah isya dan aku ungkapkan semua keresahaan yang aku alami kepada sang pencipta terkadang aku terus mengejar ampunan sang pencipta terkadang aku takut ada kesalahan aku yang menghambat ketenangan yang aku dapatkan.
Setelah aku mendapatkan diagnose penyakit yang aku alami aku mulai sering berkonsultasi ke psikolog untuk bantuan terapi tanpa obat, saat datang ke psikiater atau dokter jiwa aku diberikan obat obatan penenang sebagai salah satu ikhtiar ntu sembuh dari penyakit ini,
Aku konsul ke psikolog setiap minggu di akhir pekan beberapa terapi yang aku jalani seperti cognitive behavioral therapy,psychodynamic therapy, terapi seni dan psikoeduasi. Terapi yang aku suka itu cognitive behavioral terapi dan art therapy merasa lebih tenang dan merasa lebih mengerti dengan yang di alami, aku harus lebih ikhlas dan harus bisa lebih menerima keadaan.
Aku merasa gangguan yang aku alami dimulai dengan perkenalan aku dengan seorang pemuda asal majalengka... (aku tidak bisa meneruskan ceirta ini).
YOU ARE READING
Pengidap gangguan mental
Randomcerita ini hanya sekedar edukasi yang semoga bisa memotivasi diri agar lekas sembuh