Fabian menatap gadis di depannya dengan intens membuat si gadis sedikit gugup.
"Kak, bisa merem aja ga?" tanyanya.
"Kenapa hm?" pancing Fabian membuat pipi si gadis itu memerah.
"Y-ya merem aja," jawab gadis itu mengalihkan pandangannya, menyembunyikan wajah merahnya.
Fabian terkekeh, namun tetap menatap gadis di depannya intens, "tell me why, haziel?"
Oh god! Ga kuat kalo lama-lama di sini-batin Haziel berteriak.
"Forget it," balas Haziel menatap Fabian, meski sedikit mendongak, "btw, ada apa kakak manggil?"
Fabian berdehem, menghilangkan rasa gugup ketika Haziel balas menatapnya dalam, "kamu masih ingat, waktu itu saya bilang kalo saya penasaran sama kamu?" Haziel mengangguk.
"Sebenarnya penasaran yang saya maksud adalah satu kata yang menyembunyikan sebuah fakta. Fakta bahwa saya jatuh hati kepadamu."
"Tapi menurut artikel yang pernah saya baca, jatuh hati adalah sebuah ketertarikan atau kekaguman terhadap seseorang. Sedangkan, menurut psikolog sendiri biasanya orang yang jatuh hati tidak akan berlangsung lama. Karena jatuh hati hanya bermakna menyukai atau mengagumi, bukan mencintai," balas Haziel setelah beberapa detik terdiam.
Mendengar hal itu Fabian terkekeh, "Untuk saat ini saya hanya jatuh hati dengan tutur kata dan sikapmu, entah besok atau lusa. Mungkin sudah berganti menjadi jatuh cinta? Karena jatuh hati belum tentu jatuh cinta, sedangkan jatuh cinta sudah pasti jatuh hati."
Hazel terdiam kembali mendengar kalimat yang di lontarkan senior di depannya.
"Kenapa? Kamu ingin saya jatuh cinta ke kamu?" lanjut Fabian menahan senyumnya.
"Eh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FABIAN
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!] [VOTE] [COMMENT] ⚠️ WARNING • BAKU ADDICTED • MENGANDUNG UMPATAN DAN KATA-KATA KASAR SERTA UNSUR KEKERASAN! • KUATKAN HATI NOTE : AMBIL POSITIFNYA, YANG NEGATIF TINGGAL DIKALIIN SAMA NEGATIF BIAR JADI POSITIF. INTINYA...