Dance with Me

128 10 14
                                    

Disclaimer: Hetalia milik Himaruya Hidekaz

Warning: Typo, OOC, Human au, dll.

.

.

.

.

The one that I came with, she had to go

But you look amazing

Standing alone

.

.

Klub itu ramai akan hiruk pikuk. Musik yang berdentang keras. Lampu berwarna yang berkelap-kelip. Orang-orang yang menari dan berlonjak mengikuti hentakan musik. Sorakan pesanan ke bar menggema diiringi denting gelas yang beradu sesaat sebelum orang-orang itu minum serentak.

Semuanya begitu meriah dan hidup. Semua orang tampak begitu bersemangat dan menikmati kebebasan mereka malam ini.

Terkecuali Joao. Ia duduk pada salah satu bangku di depan bar. Menyandarkan punggungnya dan siku ke konter. Kepalanya mendongak menatap langit-langit klub yang gelap. Menghembuskan napas panjang.

Kemudian ia menukar pose tubuhnya. Wajah menghadap keramaian yang begitu ceria, pipi ditopang oleh kepalan tangan. Mata hijau gelapnya menyapu lautan manusia yang tengah menari dengan pandangan malas.

Bukannya ia tidak suka ikut bersenang-senang, bukan juga ia tidak biasa berada di sebuah klub. Sebaliknya, ia cukup sering bersantai di akhir pekan bersama teman-temannya untuk minum-minum sembari tertawa lepas.

Hanya saja hari ini Joao tidak datang bersama mereka.

Ia datang bersama seorang wanita berambut cokelat panjang, bergaun merah ketat dan lipstik terang menyala. Wanita itu mendatanginya saat ia tengah bekerja, ia hanya seorang barista, tetapi itu cukup memenuhi kehidupannya dan juga cukup menyenangkan dilakukan. Dengan senyum genit dan pandangan percaya diri, mengerling pada Joao dan mengajaknya berkenalan kemudian mengundangnya untuk berkencan ke klub malam.

Begitu berani.

Joao akan mendapati sikapnya lucu, seberapa nekatnya wanita tersebut untuk mengajak pria menghabiskan akhir pekan minum bersama. Melewatkan pendekatan dengan saling berkirim pesan dan kencan ringan di kafe atau bioskop.

Ia akan berkata kalau hal berani itu gila dan luar biasa jika saja bukan dia yang digoda.

Wanita itu cantik, wajah dengan riasan yang sempurna, lekuk tubuh yang ideal, dan keinginan untuk bersenang-senang. Tapi Joao tidak tertarik.

Tidak mendapati wanita itu spesial.

Joao sedang memikirkan apakah lebih baik menolak saat sahabat dan sepupunya menyela. Membujuk Joao untuk menerima. Untuk tidak membuang kesempatan yang datang dalam bentuk wanita cantik yang menginginkan malam yang menyenangkan bersamanya.

Sudah lama mereka mendesak Joao untuk berkencan. Mencari pacar setelah cukup lama ia menyendiri.

Tiga tahun tanpa kekasih dirasa tidak masuk akal bagi pria seperti Joao. Tampan dan charming. Bisa dengan mudah membuat gadis-gadis memerah pipinya. Flirting dengan siapa pun yang ia inginkan.

Dan sebagai sahabat Joao, mereka cukup lelah melihatnya hanya melempar ucapan manis pada gadis-gadis sehingga mereka tertawa malu dan tidak menunjukkan ketertarikan untuk melanjutkan hubungan. Selalu akan hanya menghabiskan waktu bersama teman-temannya di bar dengan bir.

Dance with Me  ||  PortEngTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang