"Naiiiiiii, tungguin guee dong" Rey berlarian mengikuti arah jalan Naira.
"Apaan si"
bugh..
"ahh sial" rey terjatuh, sikunya berdarah akibat bertabrakan dengan salah seorang murid
Nai yang melihat kejadian itu tertawa puas.
"Mampusss"
"kalau jalan pake mata dong, gak liat gue lagi buru buru HAH!, udah ah awas gara gara lo nih siku gue berdarah"
"Maaf kak" murid itu berkata lirih, bersama perginya rey.
Author: apaan si dia, orang dia yang salah malah nyalahin orang. pengen di getok dah,serius.
Nai duduk di kursi kantin, memesan beberapa makanan yang bisa mengganjal perut laparnya. Tak lama Rey duduk di sebelahnya, menatap lirih Nai.
"Nai, lu kenapa si kalau sama gue kabur mulu? lu ga kasian apa sama gue, gue abis jatoh nih" beri unjuk lukanya
"gak..."
"lagian lu ngapain si ngikutin gue mulu, emangnya lo se enggak punya kerjaan sampe harus lo ngintilin gue terus HAH?!!"
Rey menatap intens nai, menopang dagu dan tersenyum
"lu tuh kalau marah bikin gemes deh Nai, makin cantik tau"
"Najis"
"Tuhkan lu bilang najis aja cakep nai"
"kalau lu jadi pacar gue pasti kita jadi best couple banget deh, beuuh keren banget nai kita"
"halu lu, udah ah sono" nai mendorong lengan rey
"aww" rey meringis kesakitan
"tanggung jawab lu, makin banyak nih darahnya gara gara lu dorong tadi"
"selain ribet, jengkelin, ternyata lo juga alay ya, jadi jengah gue sama lo"
"nai.."
"apaan si"
"lu gak takut kualat sama omongan lu sendiri? nanti lu suka sama gue lagi, gue si ikhlas banget mau nanggung jawab. langsung ke pelaminan juga gue siap lahir batin nai".
"mau gue atau elo yang pergi dari sini?"
"eh eh, iya deh gue yang pergi lu makan yang banyak ya biar bisa kuat jaga anak anak kita nanti"
Nai memutar bola matanya malas, bisa saja dari tadi nai pergi meninggalkan rey disini. Kalau bukan karna lapar mungkin nai tidak akan berlama lama menanggapi orang paling ngeselin di sekolah ini.
----
"Hi rey, apa kabar?"
sisil mendekat ke arah rey, menggoda rey dengan tingkahnya yang konyol.
"hai sil, baik kok, baik banget gue"
"makan yuk, laper nih"
"eh sorry sil gue gak laper"
sisil menggelayut di lengan rey, memaksa rey untuk ikut makan dengannya.
"ayoo rey"
"engga sil, sorry"
"issh"
sisil and the geng pergi meninggalkan kelas rey. tak lama dari kepergian sisil, naifa datang. masuk ke dalam kelas dan duduk di kursi meja tempat ia belajar.
"hai nai, ketemu lagi kita. kata pak ustadz kalau ketemu lagi itu tandanya jodoh, jangan jangan kita jodoh hmmm"
"eh nai, kabar bapak gimana? sehat? ibu? sehat juga nai? kalau karel gimana nai? pasti sehat dong?"
"kalau gue main ke rumah boleh dong nai?"
"hah!! ngapain?"
"bersilahturahmi aja, kangen gue pengen ketemu cabar dan camer sama ade ipar juga" tegas rey
"ENGGAK! lu gak boleh kerumah gue"
"lho kenapa? dosa tau memutus tali persaudaraan, lu emangnya mau masuk neraka? masuk surga aja sama gue"
"emangnya lo yakin bakal masuk surga? gue si gak yakin lo masuk surga"
"ih nai apa yang kamu ucapkan itu bikin hati aku terluka nai, kamu jahat"
"ALAY LO"
"udah pokoknya lu siap siapin aja makanan sama minuman yang enak buat gue, nanti gue dateng ok"
"gue kunciin"
"daaah naifaa" rey melambaikan tangan, tersenyum menggoda ke naifa.
----
Hai hai hai,... semoga suka.
sorry soalnya gue ga niat banget buat ini. ini real gue buat karna gue gabut, gue gak kopas punya orang lain ye!
-saaz.

KAMU SEDANG MEMBACA
Si Jengkel Pemikat Hati
Подростковая литератураKalau di tanya kenapa gue milih dia, jawabannya cuma 1 karena, gue SAYANG. Aneh si tapi gimana ya, dia itu ngeselin tapi selalu ada di saat gue butuh. -Naifa