Seonghwa menatap pasrah ke arah rumahnya. Bukan. Lebih tepatnya rumah yang ia kontrak kurang lebih dua bulan ini.
Ia barusaja mendapatkan tempat tinggal setelah diusir dari tempat tinggal sebelumnya.
Terlalu mahal memang. Dan kini ia mencari tempat tinggal yang lebih terjangkau.
Lagipula ia tak menghabiskan banyak waktu disana. Hanya membutuhkan tempat untuk tidur dan menyimpan barang-barangnya.
Selebihnya ia gunakan waktunya untuk bekerja. Mencari uang untuk kehidupan yang lebih baik.
Itu mimpinya.
Hidup sendiri tidaklah mudah. Beruntung ia memiliki usia yang masih muda. Setidaknya ia memiliki tenaga lebih untuk bekerja.
~.a.b.c.~
"Kalau kau melanjutkan pendidikanmu, mungkin hidupmu akan lebih baik"
Seonghwa hanya tersenyum kecut mendengarnya.
"Uang darimana?" sahutnya ketus.
"Mungkin kau bisa menjual... Tubuhmu?"
Kembali mendesis.
"Memangnya orang miskin sepertiku bisa menjual diri? Mungkin harganya tak lebih dari uang kontrakanku selama tiga bulan. Percuma"
Merutuki ide tak masuk akal dari sosok yang duduk di depannya.
Hanya seorang rekan kerja yang selalu saja memberikannya berbagai nasihat yang tidak perlu. Menyebalkan.
"Kalau ada pria atau wanita kaya yang datang, kau bisa menggodanya"
Nah, baru juga ia menutup mulutnya. Orang ini kembali memberikan ide super tidak pentingnya.
"Yang ada aku akan ditendang dan tak lama dipecat dari tempat ini"
Seonghwa membutuhkan pekerjaan. Ia tak boleh dipecat.
"Kalau saja ada orang yang tertarik denganmu, dan ternyata orang itu kaya. Bagaimana?"
"Mungkin aku akan berhenti dari semua pekerjaanku, tidur di kasur empuk yang luas, setiap hari bisa menikmati stroberi, dan hidup nyaman tanpa perlu berpikir apakah besok aku akan diusir dari kontrakan"
Jawaban panjang itu menghasilkan tawa dari sosok di depannya. Membuat Seonghwa lagi-lagi menunjukkan ekspresi ketusnya.
Sialan. Ia ditertawakan.
Mimpinya mungkin terlalu jauh. Terlalu sulit.
~.a.b.c.~
"Eomma kenalkan ke anak teman Eomma bagaimana? Tenang saja, dia cantik, baik dan-"
"Cukup. Lebih baik Eomma pergi saja daripada menggangguku"
Sosok wanita paruh baya itu berdecih kecil. Sudah biasa mendapatkan perlakuan seperti ini jika sudah membahas tentang hal ini. Pernikahan.
"Mau sampai kapan kau melajang?"
"Sudah kubilang aku tidak akan menikah. Menyusahkan"
Jawaban yang tak bisa diterima.
"Tapi Eomma ingin menimang cucu"
"Aku tidak butuh anak. Eomma cari saja cucu Eomma di jalanan"
Kembali mencebik. Kini sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada. Anak satu-satunya ini memang cukup keras kepala.
"Lalu kau? Akan hidup sendirian sampai tua nanti?"
"Memangnya salah?"
Cukup. Wanita paruh baya itu sudah gemas sekali rasanya. Setiap apa yang diucapkannya selalu diberi jawaban yang membuatnya naik darah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Because of Baby [JoongHwa]
ФанфикHongjoong tak menyukai anak-anak. Hingga usianya yang sudah menginjak tak muda lagi, ia memutuskan untuk tidak menikah. Sampai akhirnya sang Ibu memaksanya menikah dengan Seonghwa. Berdalih jika Hongjoong membutuhkan orang untuk berada di sisinya, j...