"gue denger-denger katanya ada murid baru ya?" Tanya Selin kepada teman disebelahnya, Nadya.
"Kayaknya sih iya, soal tadi si Alip liat di ruang kepsek." Balas Nadya.
"Ih, semoga aja dia anak kelas ini."
"Aminin aja, lagi juga bosen gue temennya Lo doang."
"Anjir Lo."
°°°
"Baik pak, kalo gitu saya titip anak saya ya pak." Ujar seorang wanita paruh baya, Maya.
"Iya Bu, pasti. Kalo gitu Ayo Letta, ikut saya ke kelas kamu."
"Hati-hati, mama pulang dulu." Ujar Maya.
"Iya, mama juga hati-hati." Letta mencium punggung tangan Maya, dan selanjutnya ia mulai mengikuti langkah Pak Anton.
Saat ini jam pelajaran sudah dimulai. Tibanya di depan kelas, terlebih dahulu pak Anton yang masuk. "Letta, sini masuk." Suruh pak Anton.
Letta mulai melangkah memasuki kelas, semua mata langsung tertuju kepadanya. Letta mencoba menarik napas lalu ia tersenyum kepada semua murid di kelas.
"Hallo semua, nama gue Letta Dellizya, gue pindahan dari Bogor, salam kenal ya, btw bisa panggil gue Letta."
"Kamu boleh duduk di sebelah sana." Kata guru yang sedang berada di kelas itu. "Letta, sebelumnya perkenalkan nama ibu, Bu Tika, ibu mengajar pelajaran Bahasa Inggris sekaligus wali kelas, kelas ini." Lanjutnya.
"Baik bu, terimakasih." Letta melangkah ke arah yang di tunjuk oleh Bu Tika tadi.
Tempat duduk Letta kebetulan berada di barisan paling kiri tepat di meja ke-tiga.
"Kenalin gue Selin." Ucap seseorang yang duduk di depannya, sambil menjulurkan tangan.
Letta lalu membalas uluran tangan itu. "Letta." Balasnya.
"Gue Nadya." Ucap gadis yang duduk di sebelah Selin, sambil menjulurkan tangan.
Alaya kembali membalas uluran tangan itu. "Letta."
"Oke, pelajaran hari ini kita mulai ya, kalian tolong buka buku kalian halaman 57." Ujar Bu Tika.
"Bu, kan si Letta belom ada bukunya nih, gimana kalo saya duduk sama Letta dulu buat hari ini, kan kebetulan sih Pudin lagi gak masuk nih." Tiba-tiba saja suara itu terdengar dari salah seorang murid laki-laki yang duduk tak jauh dari tempat duduk Letta, nama Adam.
"Hilih, kamu mah, bisa aja cari-cari kesempatan. Yaudah kamu pindah dulu."
"Ah, ibu mah, ini tuh namanya strategi. Kan saya jomblo nih, nah kan kali aja si Letta jomblo juga. Nah kan cocok tuh."
"Kalo masalah Letta jomblo atau enggak itu bukan masalah, tapi masalahnya Letta Mao kaga sama Lo, haha." Sahut Selin.
"Selin kalo cemburu tuh bilang, tenang aa Adam gak akan berpaling kok dari neng Selin." Mendengar itu Selin rasanya seperti ingin muntah saja. "Dih, najis."
"Lagi juga gak yakin gue kalo si Letta masih jomblo, orang cantik begituu." Timpal Nadya.
"Kan yang jomblo itu elo, haha." Sahut Andre, cowok yang duduk di sebelah meja Nadya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Kedua
Teen FictionAwalnya si cuma sekedar temen cerita eh ga tau nya malah lebih dari itu. Hanya sekedar cerita fiksi remaja biasa.