Chapter 1

51 4 0
                                    

RLC

Happy Reading 🐼

☘️ Stasiun Mukyeong

Malam hari. Stasiun tersebut sangat sepi, dan disana ada sebuah pamflet lama yang tergantung di dinding stasiun. "Pemberitahuan, Jangan masuk setelah 3 Mei 2015. Stasiun akan tutup dan kereta tidak beroperasi."

Jam yang berada di dinding stasiun sudah rusak dan tampak sangat berkarat yang menandakan, stasiun tersebut sudah lama kosong. Dan didekat rel kereta yang sudah tua, hanya ada terdapat seekor kucing saja.

Namun anehnya, sebuah kereta tiba- tiba lewat dengan sangat kencang.

“8 April 2008”

Hujan turun sangat deras pada malam hari. Seorang gadis SMA yang baru saja pulang, dia merasa heran melihat pintu rumahnya telah terbuka. Dan diapun masuk ke dalam nya.

Seorang pria SMA berlari tanpa payung di tengah hujan. Dia berteriak memanggil ‘Ayahnya’, dan melihat ke sekeliling untuk mencarinya.

“Ayah? Aku pulang,” kata si gadis saat masuk ke dalam rumah yang pintu nya juga terbuka. Dia menekan sakelar lampu di dinding, tapi lampu rumah sama sekali tidak mau menyala.

“Ayah! Ayah!” teriak si pria, mencari Ayahnya. Lalu dia melihat orang- orang berkumpul di pinggir jalan sambil berbisik- bisik, ‘kamu pikir dia sudah mati?’. Dan mendengar itu, si pria pun mendekati kerumunan tersebut.

Si gadis masuk secara perlahan- lahan ke dalam rumahnya. Dan dia merasa terkejut saat dia menginjak sesuatu yang basah di lantai. Lalu tiba- tiba kilat bercahaya diluar dan menembus masuk ke dalam rumah melalui jendela. Disaat itu, dia melihat Ayahnya meninggal di lantai dengan berlumuran banyak darah.

Si gadis merasa sangat terkejut melihat itu. Dan dia jatuh terduduk didekat Ayahnya.

Setelah mendekati kerumunan, si pria merasa sangat terkejut. Dia mendekati pria yang berlumuran darah dan terbaring di pinggir jalan tersebut. “Ayah,” panggil nya.

Kereta melintas dengan cepat melewati gelapnya malam.

Si pria membawa Ayahnya ke rumah sakit. Dan si gadis juga ada dirumah sakit tersebut. Disamping nya, ada seorang Bibi yang menemani nya. Ketika si Bibi melihat si pria, dia berdiri dan memanggil nya. “Sehun,” panggilnya.

Namun Sehun tidak menjawab, karena dia sibuk mengkhawatirkan tentang Ayah nya. “Ayah! Ayah…” panggilnya terus sambil menangis. Dan ketika Dokter yang memeriksa Ayahnya melepaskan oksigen yang di pakaikan sebelumnya kepada Ayahnya. Dia sudah mengerti apa maksud si Dokter, dan karena itu dia merasa sangat sedih dan semakin menangis.

Si gadis melihat hal tersebut, dan dia ikut merasa sedih.

Sehun dan Si Gadis, mereka berdua sama- sama menghadiri pemakaman Ayah mereka masing- masing.

Kereta terus melaju tanpa tanda berhenti.
Di rumah si gadis. Bibi yang barusan menemani si Gadis dirumah sakit, ternyata dia adalah seorang polisi. Dan dia datang ke rumah si Gadis untuk menyelidiki bersama dengan rekan nya.

“Nona Kim. Hasil sidik jarinya sudah keluar,” kata rekan Nona Kim, memanggil. Lalu dia memberikan data yang didapatkan nya. “Tukang reparasi pemanas yang datang tadi siang. Haruskah kita wawancarai dia sebagai saksi?” tanyanya.

“Oh Jungsoo sudah meninggal,” gumam Nona Kim “Kamu sudah dapat hasil autopsinya?” tanyanya.

“Penyebab kematiannya sesak napas. Dia dicekik sampai mati, lalu dipukul di kepala,” jawab si rekan.

“Pembunuhan brutal. Apa senjata pembunuhnya?”

“Sebuah kalung. Ada di kotak perhiasan yang sudah dikosongkan,” jelas si rekan sambil menunjukkan foto kotak perhiasan yang berisi sebelumnya.

Train (Seyoung Ver) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang