part 1

2.4K 121 10
                                    

Hari demi hari terlewatkan, seorang Tawan Vihokratana yang sedang berusaha menjalani hidupnya sebaik mungkin walaupun dengan rasa keterpaksaan. Semua orang akan menganggap jika ia sedang baik-baik saja, terlebih masa lalu yang menyakitkan itu telah lama terlewatkan. Tidak ada yang tau, selama lima tahun lebih Tay memendam rasanya sendiri.

Tay yang sekarang lebih jauh dari kata Tay yang dahulu. Tay yang sekarang hidup dalam kebisuan dan hanya mengeluarkan suara jika seperlunya saja, sifatnya yang semakin dingin, dan tidak ada senyuman sedikitpun ditunjukkan di bibirnya, membuat orang di luar sana mengaggap Tay sebagai orang yang sombong.

Tay tidak memperdulikan semua omongan yang keluar dari mulut orang lain tentang dirinya, yang terpenting baginya sekarang adalah ia harus tetap menjalani hidupnya walaupun terasa sulit karena kekosongan hatinya.

Flashback______

Setelah selesai membaca buku album dari New, Tay terduduk di sudut kamar menangis sambil memeluk benda terakhir pemberian New. Tay menyesalinya, dan ia menyalahkan dirinya sendiri atas semua yang terjadi.

Di luar kamar, kedua orang tua Tay hanya diam berdiri di depan pintu kamar, ibu Tay menahan Isak tangisnya karena ikut sedih mendengar suara pilu dari sang anak, sedangkan ayah Tay berusaha menenangkan istrinya dengan hati yang ikut sakit melihat anak semata wayangnya terpuruk seperti itu.

Cukup lama hingga tidak ada lagi suara yang terdengar dari dalam kamar Tay, orang tua Tay mencoba untuk mengecek kondisi anaknya. Dengan perlahan, ayah Tay membuka pintu kamar Tay. ketika pintu sepenuhnya terbuka ibu Tay langsung terduduk lemah melihat kondisi anaknya, Tay sedang terbaring meringkuk di sudut kamar dengan masih memeluk buku album tersebut.

Dengan perlahan, ayah Tay mengangkat tubuh anaknya dan membaringkannya di atas tempat tidur. Ibu Tay duduk di pinggir ranjang, mengusap lembut kepala Tay agar Tay tidak terbangun dari tidurnya. Ibu Tay masih menahan Isak tangisnya, orang tua mana yang sanggup melihat anaknya dalam keadaan seperti itu.

Beberapa jam kemudian, Tay terbangun dan menyadari dirinya telah berpindah tempat. Tay langsung menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri, ia meraba nakas di sampingnya, mengakat bantal dan gulingnya dengan raut wajah panik.

"Tay? Kau sudah bangun?"

"Mae?"

Ibu Tay masuk ke dalam kamar Tay dan melihat anaknya sudah bangun, ada sedikit kelegaan di hatinya.

"Ada apa?" Tanya ibu Tay yang melihat Tay seperti sedang mencari sesuatu.

"Di mana buku albumku?" Tanyanya.

Ibu Tay duduk di pinggir ranjang dan menarik salah satu laci nakas yang berada di samping ranjang tersebut.

"Ini" ujarny sambil memberikan apa yang Tay cari.

Tay menerima buku album tersebut dan langsung memeluknya dengan erat. Tay hanya diam sambil memeluk album tersebut, hingga tanpa sadar air matanya kembali menetes.

"Hiks Hin....." Ujarny dengan lirih.

Ibu Tay hanya memandangnya sendu, yang ada di dalam pikirannya saat ini adalah bagaimana caranya agar Tay bisa kembali seperti semula dan tidak terlalu terpuruk dalam keadaannya, ibu Tay tidak ingin kejadian seperti saat Tay di tinggalkan oleh Mild terulang kembali.

"Sayang, kau lapar? Mae tadi membuatkan bubur untukmu" ujarnya sambil mengusap lembut kepala Tay. "Tunggu sebentar, Mae akan mengambilkannya" ibu Tay beranjak dari tempatnya dan keluar dari kamar Tay untuk mengambil makanan Tay.

Sepeninggalan ibunya, Tay hanya menangis dalam diam. Tay hanya memikirkan New, Tay menyesali semuanya.

Beberapa menit kemudian, ibu Tay masuk dengan membawa nampan yang berisi makanan dan minuman untuk Tay.

RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang