Tay memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah besar, ia turun dari mobil dan tanpa permisi ia masuk kedalam rumah tersebut. Tay melangkahkan kakinya untuk menaiki tangga menuju lantai dua hingga sampai di depan sebuah pintu dengan perlahan Tay membukanya.
"Apa yang kau lakukan?" Tay menatap tajam seseorang yang yang sedang berdiri di sudut kamar sambil memegang sebuah bingkai foto, orang tersebut terlonjak kaget ketika menyadari kehadiran Tay.
"Ak...aku hanya..."
"Lancang sekali kau menyentuh barang yang bukan milikmu"
Tay berjalan menghampiri orang tersebut, lalu melihat apa yang di pegangnya.
"Letakkan!" Tay berujung dengan suara dinginnya.
"M... maaf, ta...tadi aku hanya ingin melihat-lihat saja"
Tay merampas bingkai foto tersebut, melihatnya sebentar lalu meletakkannya kembali di tempatnya. Bingkai tersebut berisi foto New yang sedang menggendong Ara yang masih bayi.Tay menatap tajam seseorang yang berdiri di hadapannya membuat orang tersebut takut.
"Papa Daddy"
Tay menarik nafasnya lalu menghela, ia berbalik lalu tersenyum pada Ara yang masih duduk di atas ranjangnya, ia baru saja bangun.
"Hai sayang" Tay melangkah mendekati Ara.
Ara merentangkan kedua tangannya dan dengan senang hati Tay memeluk anak tersebut.
"Selamat pagi Daddy"
"Selamat pagi sayang" Tay memberikan ciuman pada dahi dan kedua pipi Ara.
"Papa"
Ara merentangkan kedua tangannya agar Kao melakukan hal yang sama seperti Tay, namun Kao hanya diam tak bergeming.
"Papa" Ara kembali memanggil Kao, dan Kao pun berjalan mendekati Ara.
"Ada apa?" Tanyanya bingung setelah berdiri di samping ranjang Ara.
"Peluk" ujar Ara dengan suara manjanya.
Kao terdiam, ia melirik pada Tay sebentar lalu dengan ragu ia mendekati dirinya pada Ara.
"Sayang papa" ujar Ara membuat Kao tersentak kaget.
"Pa...pa juga s...sayang Ara" jawab Kao dengan terbata-bata karena ia belum terbiasa.
"Ayo sayang mandi, setelah itu sarapan" Ara mengagguk dan Tay langsung menggendong Ara untuk mengantarnya ke kamar mandi.
Melihat Tay dan Ara yang berjalan masuk kedalam kamar mandi, Kao menghela nafasnya lalu ia memutuskan untuk keluar dari kamar tersebut.
Kemarin malam, Ara terbangun dari tidurnya lalu langsung mengakan keberadaan Kao yang ia anggap papanya. Ara menangis karena tidak menemukan Kao di sana, dan Mint berusaha untuk membujuk agar Ara berhenti menangis.
Semakin lama, tangisan Ara semakin kencang. Ara terus memanggil papanya dan mengatakan untuk jangan tinggalkan ia. Mint mengehela nafasnya, waktu hampir larut malam dan dengan terpaksa ia menghubungi Kao dengan melakukan panggilan video.
Ara berhenti menangis setelah melihat wajah Kao. Dari panggilan video yang mereka lakukan, Kao mengatakan agar Ara berhenti menangis dan Ara juga mengatakan jika ia ingin Kao sudah ada di sampingnya ketika ia terbangun, Ara juga ingin sarapan pagi bersama Kao.
Karena hal itu, pagi-pagi sekali Kao sudah berada di rumah Mint.
"Phi Kao? Apa Ara sudah bangun?" Tanya Mint sambil menyiapkan sarapan dengan di bantu oleh bibik ART.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember
Fanfictionsekuel Eye Tawan Vihokratana atau lebih akrab dengan panggilan Tay, menceritakan kisah hidup Tay setelah kepergian kekasih hatinya. Tay menjalani hari-harinya seperti sebelum kedatangan kekasih hatinya. Tay tampak baik di mata semua orang, namun sia...