CHAPTER 3

9 1 0
                                    

- PERANGKAP TIKUS -
.
.
.
.
.
.
.

"Yang Mulia Raja, saya datang membawa kabar untuk anda" ucap Albert sang penasehat.

"Katakan padaku, kabar apa itu Albert?" tanya sang Raja.

"Semua para putra dari beberapa kerajaan seberang menolak untuk di jodohkan dengan Tuan Putri, Yang Mulia" jawab Albert dengan suara yang berat dan tertahan.

Sang Raja memegang dahinya, sangat terlihat saat ini dia sedang frustrasi memikirkan nasib putrinya. "Aku tidak tahu harus bagaimana lagi, Albert. Tak ada laki-laki dari kerajaan yang mau menikahi putriku, pasti alasan mereka menolak karena fisik Rebecca yang seperti itu. Mana mungkin ada laki-laki yang mau menikahi gadis lumpuh serta buta dan bisu" rintih sang Raja.

"Saya mohon anda jangan putus asa dulu, Yang Mulia. Saya yakin Tuan Putri memiliki jodoh yang sangat baik dan mau menerimanya apa adanya" cemas sang penasehat.

"Tapi sampai kapan? Sudah 2 tahun aku mencarikan jodoh untuk putriku, tapi tak ada satupun pria yang mau meliriknya" sahut sang Raja pasrah.

Albert merenungkan diri sebentar, kemudian dia mengangkat kepalanya dengan tiba-tiba. "Yang Mulia, saya punya usulan!" ucapnya.

"Usulan apa itu?"

"Bagaimana jika Kerajaan mengadakan sayembara. Siapapun laki-laki yang berhasil menyembuhkan penyakit tuan putri, maka dia akan di jadikan menantu Kerajaan!" usulnya.

"Kau benar Albert! Aku rasa dengan begitu, akan ada banyak orang yang mau mengikuti sayembara ini dan mau menikahi putriku!" sahut Raja yang langsung menyetujui usulan sang penasehatnya.

***

Beberapa hari kemudian, sayembara dimulai, ternyata ada banyak pria yang ikut serta dalam sayembara itu. Setelah melihat putri Rebecca yang sangat cantik bagaikan boneka hidup, mereka sangat antusias untuk mengikut sayembara. Dari pemburu, pedagang, pengelana, tabib, hingga seorang pangeran kerajaan.

Namun sayangnya, tak ada satupun yang berhasil menyembuhkan penyakit yang di derita sang Putri. Bahkan salah satu tabib terbaik yang juga mengikuti sayembara mengangkat tangannya karena penyakit Tuan Putri sulit untuk di sembuhkan. Dan akhirnya sayembara di tutup. Raja kembali stress. Dia bingung harus bagaimana lagi mengatasi masalah ini.

Beberapa bulan kemudian, seorang laki-laki tak dikenal dengan bertunggangan seekor naga datang ke istana. Dia menemui sang Raja dan meminta izin untuk menyembuhkan penyakit Putri Rebecca.

Karena sudah merasa buntu akan pikirannya, Raja memberi izin pria itu untuk menemui putrinya. Orang-orang istana bahkan sang Raja memang sempat meragukan kemampuan orang itu, tapi setelah apa yang dia lakukan kepada Tuan Putri..

"A-Ayah.." terdengar suara seorang gadis dari kejauhan.

Orang-orang istana sangat terkejut begitu tahu siapa pemilik suara gadis tersebut. Ya, dia adalah Rebecca. Dia bisa bicara meski masih terbata-bata. Rebecca datang bersama pria yang masih misterius itu dan tengah memagutnya untuk berjalan.

Begitu Rebecca berdiri di depannya sang Raja langsung memeluk putrinya dengan erat. Dia masih tidak percaya keajaiban ini benar terjadi.

Semua orang bersorak kegirangan dan mengucap terima kasih kepada Tuhan. Sang Raja sangat gembira sampai dia tidak bisa berkata-kata. Air mata kebahagiaan mengalir di pipi semua orang, mereka bersuka ria seperti menyambut kelahiran seorang bayi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kanon in Forgotten LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang