Bab IX

162 22 1
                                    

Kelas berjalan cepat, dan Donghyuck mampir ke toko favoritnya dalam perjalanan kembali ke apartemen, mengambil beberapa makanan ringan yang akan dia nikmati. Dia bahkan mengambil beberapa hal yang dia tahu bahwa teman sekamarnya suka, hanya karena dia memiliki keinginan untuk membuat mereka bahagia, karena itu akan membuat dirinya sendiri bahagia. Tidak lupa juga Donghyuck menyapa kasir yang ada disana dengan ramah, mereka sudah lama saling mengenal karena Donghyuck selalu mampir ke toko itu.

Saat pintu terbuka, Doyoung duduk di bar dengan ketakutan tertulis jelas di wajahnya. Donghyuck telah melihat Doyoung ketakutan sebelumnya, tapi dia belum pernah melihat sesuatu yang begitu menghancurkan sepanjang hidupnya.

"Apa yang salah?" Donghyuck hampir takut untuk bertanya, tetapi kata-kata itu keluar bahkan sebelum dia sempat berpikir secara menyeluruh. Doyoung tidak menjawab, matanya hanya melebar sedikit, bergerak perlahan melintasi ruangan sampai mereka mendarat di sepasang sepatu.

Donghyuck menatap yang lainnya juga, alisnya berkerut saat dia mencoba memahami hal-hal di sekitarnya. Dia melihat sekilas sepasang sepatu itu, ini hanya sepasang sepatu.

Tapi itu adalah sepasang sepatu sialan yang membuat Donghyuck merasa seolah-olah seluruh hidupnya telah membalik dirinya.

"Aku bersumpah untuk semua yang ada di bumi ini.. Aku akan membuang sepatu sialan itu, Taeyong hyung." Donghyuck akan memutar bola matanya saat Taeyong melacak banyak kotoran, sepatunya robek di jahitannya, tali sepatunya robek menjadi dua dan dimasukkan ke dalam sepatunya.

Taeyong akan berdiri di sana dengan senyum polos di wajahnya, sudah melepas sepatunya sehingga dia bisa mencium Donghyuck untuk membuat pria malang itu lupa bahwa Taeyong baru saja mengotori permadani favoritnya tepat di dalam apartemennya.

Matanya bergerak kembali ke arah Doyoung, dan yang dilakukan anak laki-laki itu hanyalah mengangguk ke arah kamarnya.

Tulang punggung Doyoung terlihat kencang, dia duduk tegak di bangku, dan dia terlihat seperti akan berteriak jika dia membuka mulutnya.

Saat itulah Donghyuck memperhatikan betapa gelapnya apartemen itu saat dia berjalan menyusuri lorong panjang.

Saat itulah dia menyadari betapa dinginnya apartemen itu sekarang karena dia tahu Taeyong ada di dalamnya.

Dia berhenti di jalurnya dan menatap pintu kamarnya, mengetahui bahwa Lee Taeyong...

Lee Taeyong yang dia cintai berdiri tepat di belakangnya.

Can We Go Back ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang