Bagian 1

5 0 0
                                    

Arsa terlihat sangat marah malam itu dia menghajar siapapun yang mendekatinya, di dalam arena tinju ilegal milik febriano hal seperti itu adalah sebuah keadaan yang wajar, bahkan beberapa orang mulai bertaruh berapa banyak orang yang akan di hajar jatuh oleh arsa

Lebih dari 50 teriak salah satu pengamat di samping ring tinju

Sampai ring itu kosong tinggal Arsa sendiri yang masih berdiri menggebu di sana staminanya masih benar benar bagus

Lalu datanglah kawan febriano dan Arsa yang bisa di bilang yang paling waras ibnu, Arsa adalah pria yang sabar dan pendiam sebenarnya, namun ketika marah jangan coba untuk mendekati nya

Kemudian Ibnu memasuki ring menepuk bahu Arsa

"Udah turun, lu udah menang banyak ga ada yang bisa berdiri lagi ngelawan lu, mending lu sekarang pulang tidur" ucapnya

Arsa dengan gusar keluar dari ring sambil melepas hand warp dan membuang nya sembarangan, Ibnu mengikutinya dari belakang di susul dengan temannya yang lain ada dhinendra dan miftah sedangkan febriano masih duduk di sudut ruangan sambil meminum wine nya yang tinggal setengah sebelum ikut menyusul teman temannya

"Tutup jam 2" ucap febriano pada orang kepercayaan yang dia titipi tempat itu

"Siap boss"

.
.
.
.

Saat perjalan keluar tak sengaja mata Arsa bertatapan dengan seorang gadis yang memiliki mata coklat hazel yang indah namun sangat dingin duduk di meja dekat pintu keluar sendirian, dengan berani gadis itu menatap langsung ke mata Arsa

Arsa hanya meneruskan langkahnya keluar dari gedung tua itu menuju mobil miliknya

Berharap amarahnya bisa segera menghilang saat sampai di rumah, naas nya Arsa malah teringat mata indah hazel milik gadis asing di tempat tinju yang membuatnya semakin frustasi

"Harusnya gua bawa pulang tuh cewek!" Teriaknya sambil memukul stir mobilnya

Satu jam mengemudi akhirnya Arsa sampai di rumah, mamanya masih bangun sambil menonton televisi

"Dari mana?" Tanya mama nya saat Arsa baru masuk rumah

Tanpa menjawab Arsa berjalan menaiki tangga menuju kamarnya

Selang beberapa menit datang lah seorang pria yang mirip dengan Arsa

"Arsa udah pulang ma?" Ucapnya saat memasuki rumah

"Alhamdulillah udah shy, kamu bersih bersih sana, laper ga? Mama bikinin makan ya" ucapnya ramah

"Arshy kenyang ma, mama tidur aja" ucap arshy sambil tersenyum

"Yaudah mama tidur ya" ucap wanita paruh baya yang masih cantik dan anggun itu, di angguki arshy sebagai jawaban

Setelah kepergian mama dari hadapannya arshy langsung naik berharap bisa berbicara dengan Arsa

Namun hasilnya mengecewakan pintu kamar Arsa terkunci, arshy mengetuk pintu itu

"Sa gua mau ngomong bukain" tidak ada sahutan dari dalam kamar itu malah terdengar kucuran air dari shower menyala

"Bangsat ngambekan lu" teriak arshy namun Arsa masih enggan menyahut

"Lu dulu bilang yurike frik dan ga bakal mau sama dia, giliran dia deketin gua lu pundung bangsat" teriak arshy lagi, tiba tiba pintu terbuka dan Arsa langsung membogem wajah arshy

Arshy terhuyung kebelakang namun beberapa detik kemudian langsung membalas memukul wajah Arsa membuat darah keluar dari sudut bibir Arsa

Arshy langsung berlari ke halaman belakang, bukan apa apa sejak kecil mereka memang begitu, setelah puas dan sama sama terkapar barulah mereka akan saling berbicara

"Gua ga masalah sama yurike mau suka lu atau siapapun, masalah gua bukan itu" ucap Arsa yang sudah berbaring di atas rumput halaman belakang bersama Arshy di sebelahnya yang keadaannya sama sama babak belur karena pergelutan mereka tadi

"Terus kenapa lu tiba tiba minggat bangsat" ucap arshy yang mengelap pelipisnya yang terasa perih

Hening beberapa menit sebelum akhirnya Arsa menjawab pelan

"Gua ga sengaja ketemu bapak lu"

Arshy langsung bangun tak terima
"Bapak lu juga ya bangsat"

Arsa terkekeh sebenarnya menjahili arshy adalah kebahagiaan tersendiri, yang masih tersisah dalam hidupnya

"Dih malah ketawa lu, terus terus gimana? Jadi lu ajakin duel?" tanya arshy penasaran

Arsa menggeleng
"Gimanapun dia tetep bapak kita, yang bikin gua marah dia bawa cewek baru sama anak kecil, adik baru kali" ucap Arsa dengan wajah datar menatap langit malam yang tak berbintang

Arshy menepuk jidatnya
"Udah bau tanah masih ga berubah juga bapak lu"

Kemudian keduanya sama sama terkekeh

"Masuk sana lu ntar masuk angin nyusahin gua" ucap arsa

"Dih, ngelawak yang gampang masuk angin lu ya" ucap arshy sambil bangkit lalu mengulurkan tangannya pada Arsa mengajaknya bangun

Mereka masuk dengan arshy yang merangkul pundak Arsa seperti biasa

Kemudian mereka masuk ke kamar masing masing

Arsa merebahkannya diri di atas kasur kesayangannya, kejadian tadi siang sangat memancing amarahnya bagaimana bisa papanya itu tertawa ceria bersama keluarga baru, tanpa memikirkan anak anaknya yang sebatang kara

Sosok mama yang ada di rumah Arsa Arshy adalah ibu tiri, namun lebih dekat dengan arshy, yang memang dari awal lebih dekat dengan arshy

.
.
.
.

Di lain tempat gadis bermata hazel sedang menghajar dua orang pria sampai terkapar

"Bajingan, cuihh" ucap gadis itu meludah kemudian pergi

Gadis itu hampir di rampok saat berjalan pulang, namun dua rampok ceking bukan lah lawan yang seimbang untuk gadis mata hazel itu

Sambil mengeluarkan rokok gadis itu berjalan menuju halte terdekat

.
.
.
.

Salam pergeludan 😚

Salam pergeludan 😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arshy _ Arsa

TWINS "A"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang