It's still a dark night
The stars are twinkling in the sky
Staring at my appearance in a while---
01.00 PM KST . 06 Oktober 2011
Malam ini langit begitu gelap. Ah Gi berdiri di balkon kamarnya. Memandang langit kelam yang hanya bertaburkan bintang-bintang tanpa bulan menemani. Ah Gi meneteskan air matanya. Ini sudah 1 tahun semenjak hatinya dihancurkan oleh seorang pria bernama Kai. Namun, dia masih belum juga bisa melupakan kenangan-kenangan bersama mantan kekasihnya itu.
"Ah Gi, masuklah. Ini sudah malam. Nanti kau sakit," seru suara perempuan dari arah belakang.
"Baik, Ibu." Ah Gi menyeka air matanya dan menuruti kata-kata ibunya untuk masuk ke kamarnya. Ah Gi menoleh ke arah langit lalu menutup pintu penghubung balkon dan kamarnya.
---
It's still a dark night
Now, the wind which has passed
bring the fresh air that surround me---
01.00 PM KST . 06 Oktober 2012
Malam ini langit masih juga gelap. Ah Gi berdiri di balkon apartemennya. Memandang langit yang tak berbintang dan berbulan. Angin berhembus sedikit kencang. Ah Gi mengusap-usap lengannya yang mulai kedinginan. Dia hanya mengenakan gaun tidur sutera tipis dan berlengan sejari. Tahun kedua semenjak peristiwa menyeramkan baginya itu terjadi. Namun, berbagai macam fikiran berkecamuk di kepalanya. Antara keinginan melupakan dan ikatan perasaan yang seolah-olah tidak ingin terlepas.
Ah Gi menarik nafasnya dalam-dalam menikmati hembusan angin malam. Tiba-tiba Ah Gi merasakan sebuah benda diletakkan di bahunya dan membuatnya sedikit merasakan kehangatan.
Sayang, masuklah. Ini sudah larut. Angin malam tidak baik untukmu."
Ah Gi menoleh ke arah pria yang kini tengah memeluk pinggangnya itu. Pria yang baru saja memakaikan sebuah jaket di bahunya. Pria yang satu tahun ini menjadi teman tidurnya. Pria yang satu tahun ini menjadi tempatnya berbagi suka dan duka. Namun, entah mengapa pria ini tidak bisa meluluhkan hatinya dan tidak bisa membuatnya melupakan masa lalunya.
"Tao Oppa...," bisiknya lirih.
"Ayo. Kasihan anak kita nanti," pria yang dipanggil Tao Oppa itu menarik tangan Ah Gi sambil tersenyum dan mengusap-usap perut Ah Gi.
Ah Gi hanya menurut mengikuti langkah namja yang telah mempersuntingnya satu tahun yang lalu itu.
---
Affraid that, oneday, every dark memory will return
Now, you have to forget the dark memories
Yeah!---
01.00 PM KST . 06 Oktober 2010
Ah Gi berlari mengelilingi taman kota. Matanya memanas saat melihat pemandangan yang menyesakkan hatinya. Bagaimana tidak?! Kai, kekasih yang sangat dicintainya kini tengah berciuman dengan gadis lain. Ah Gi merasakan dadanya sesak.
Ah Gi menyeka air matanya dengan punggung tangannya dan menguatkan hatinya untuk menemui pria yang selama 3 tahun ini menyandang gelar kekasihnya itu.
Plakk!!
Ah Gi menampar pipi gadis yang dicium oleh kekasihnya itu. "Dasar wanita jalang!"
Kai dan yeoja itu terkejut. Kai menarik tangan kiri Ah Gi, namun tangan kanannya menampar namja itu. Plakk!!
"Bajingan kau, Kai! Pembohong!"
Mata Kai memanas mendengar kata-kata kasar Ah Gi. "Pembohong?! Apa kau tidak salah ucap?! Mengapa kau lontarkan kata-kata yang seharusnya itu adalah untukmu sendiri?!"
Ah Gi membelalakkan matanya. "M-ma-maksudmu?!"
"Satu minggu yang lalu, saat ulangtahunmu, aku telah mempersiapkan kejutan untukmu. Saat itu aku ingin melamarmu. Namun, apa yang aku terima?! Ibumu mengatakan kau telah dijodohkan dengan teman ayahmu. Dia menyuruhku menjauhimu bahkan dia mengatakan aku tidak pantas untuk bersanding denganmu!" teriak Kai marah.
Air mata Ah Gi menetes.
Benarkah?! Inikah alasan seminggu ini dia tidak menghubungiku? Inikah alasan dia memilih mencari gadis lain? Hanya sebatas itukah perjuanganmu untuk cinta kita, Kai?!
Kai melepaskan tangan Ah Gi dengan kasar.
"Mianhae, Ah Gi. Mungkin kita memang tak berjodoh. Jadi, jangan pernah mencariku lagi," ujar Kai sambil menarik gadis yang di sampingnya pergi.Tubuh Ah Gi ambruk ke tanah. Kakinya terasa tak lagi bertenaga setelah mendengar kata-kata kekasihnya itu.
"Kai... Kaaaaaaaaiiiiiiiiiiiiiiiiiii!!!!!!!!" teriak Ah Gi.
"Hei! Sayang, apa kau bermimpi buruk?" Tanya Tao.
Ah Gi menoleh ke arah Tao yang tengah cemas di sampingnya.
Hah?! Mimpi buruk!! Kenapa kejadian buruk itu terulang dalam mimpi?!
"Kau tidak apa-apa?" Tao kembali bertanya.
Ah Gi hanya mengangguk.
"Ah, baiklah. Akan kuambilkan air minum," ujar Tao hendak beranjak dari tempatnya. Namun, Ah Gi menarik tangannya.
"Oppa...," Ah Gi menggeleng. "I just need you by my side."
Tao memeluk tubuh istrinya itu. "Don't worry, dear. I'll keep you save."
---
Our past, now, disappears like fireworks
We will act like strangers who meet for the first time
Oneday, and without regret!---
01.00 PM KST . 06 Oktober 2013
Malam ini langit gelap. Namun, begitu banyak bintang bersinar. Bulan pun bersinar sangat terang meskipun belum purnama sempurna. Ah Gi dan Tao berjalan menyusuri jalan setapak menuju rumah mereka. Ah Gi menggendong Calvin, anak pertamanya dan Tao yang baru berumur 1 tahun. Malam itu mereka kembali dari menjemput Calvin dari tempat kakeknya. Mereka terpaksa menitipkan anak mereka karena ada urusan bisnis yang tidak bisa mereka tinggalkan.
"Betapa cantiknya langit malam ini," ujar Ah Gi sambil memandang ke atas. "Aku selalu menunggu malam Oktober yang indah seperti malam ini."
Tao hanya tersenyum menanggapi ucapan Ah Gi barusan. "Sini. Biar aku yang menggendong Calvin. Kau pasti lelah."
"Tidak usah. Biar aku saja yang menggendongnya. Aku begitu merindukannya padahal hanya sehari tak melihatnya. Lagipula dia sudah tidur lelap." Ah Gi mencium kening Calvin.
Jantung Ah Gi berdegub kencang saat melihat sosok yang berjalan berlawanan arah dengannya. Kai! Tengah berjalan bersama seorang gadis yang tampaknya bukan gadis yang waktu itu dia tampar. Ah Gi melihat Kai meliriknya sekilas namun pura-pura tak ada apa-apa.
Come on! It's time to move on, Ah Gi!!
"Oppa, apa kau lapar?!" Tanya Ah Gi.
"Tidak. Kenapa?!" jawab Tao.
"Tidak. Aku sedikit lapar," kata Ah Gi sambil tertawa. Tanpa memperdulikan mantan kekasihnya yang baru saja berpapasan dan melewatinya.
---
Now, I have to forget about it!
-----END-----