🐼Holla

12 4 10
                                    

Panji Mas Adiguno, yang sering disapa Panji ini dikaruniai paras tampan bak pangeran dalam dunia nyata. Ya gimana nggak tampan coba, anggota keluarga Adiguno isinya visual semua. Bapaknya Panji dulunya sangat populer dikalangan para wanita, namun Pak Adiguno bukanlah seorang buaya darat, dia sudah bosan dibilang tampan setiap saat. Hingga pada akhirnya pak Adiguno dijodohkan dengan gadis cantik bernama Tyas, karena saking lamanya menjomblo dan umur yang sudah tidak muda lagi, lagian kan sayang kalau gen unggul begitu di sia-siakan. Selain itu juga neneknya Panji takut kalau pak Adiguno jadi bujang lapuk.
Namun, perjodohan itu nyatanya langgeng sampai saat ini dan mereka sudah mempunyai dua orang putra yang sama-sama tampan, yaitu Panji dan kakaknya Pandu Bara Adiguno atau yang sering disapa Pandu.

Jarak umur antara Pandu dan Panji adalah 8 tahun. Dan sekarang Pandu sudah bekerja sebagai abdi negara, dia lolos dan masuk dunia kemiliteran semenjak tiga bulan setelah lulus SMA dan saat itu Panji baru kelas empat SD. Bisa diperkirakan ini sudah tahun ke delapan Pandu menjadi tentara. Pandu memilih menjadi Angkatan Udara karena katanya dia suka ketinggian, dia merasa bebas ketika dia bisa terbang kesana kemari diluasnya langit dan melihat keindahan pulau dari atas. Sedangkan Panji, dia masih berada di kelas XII, di jurusan IPA bersama sahabatnya yaitu Nadin. Tapi Panji tidak ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi karena dia ingin menjadi tentara seperti kakaknya, usut punya usut katanya dia tertarik menjadi tentara karena merasa takjub saat kakaknya dilantik menjadi tentara.

"Din buruan ah, udah telat ini kita"

"Iya bentar" teriak wanita dari dalam.
"Lo lama gue tinggal nih, buruan" teriak Panji tak sabar.

'Si Nadin bener-bener ish, gue klaksonin juga nih' ucap Panji dalam hati. Tanpa babibu Panji langsung memainkan klakson motornya.

Tinnnn tinnnn tinnn Nadin tinnn tinnn
KETOMPRANG!!!

"Gusti" kaget Panji.

"BERISIK!!! orang lagi sakit gigi malah di ton tan tin tin" teriak seorang pria paruh baya dari teras rumahnya.

"Pak Tono geer banget si, orang saya ton tan tin tin manggil Nadin juga" kilah Panji.

"Ya tapikan saya lagi sakit gigi"

"Ya tapikan saya nggak tau kalo pak Tono lagi sakit gigi" balas Panji

"Kamu ini udah salah malah ngelawan, kurang ya lemparan panci dari saya!"

"Ngga kok pak cukup, Alhamdulillah makasi" jawab Panji dengan mengsopan.
"Wooooo nantangin" ucap pak Tono sambil masuk ke dalam rumah hendak mengambil panci.

duh gaswat

Tak lama kemudian Nadin datang dengan headset yang terpasang ditelinganya.
"Yuk" ucap Nadin.

"Hayuk yuk buruan naik"

'Alhamdulillah' batin Panji. Baru saja Panji menghela napas, pak Tono sudah muncul dengan panci yang lebih besar di tangan kanannya.
Dengan tergesa-gesa Panji menyalakan motor dan menancap gas meninggalkan pak Tono yang sedang menenteng panci dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.

"Dasar bocah tengik, mau kemana kamu? JANGAN KABUR!!" teriak pak Tono.

"Mau sekolah Pak, GWS ya"

Nadin yang melihat pak Tono heboh bawa-bawa panci pun bingung dan bertanya kepada Panji.

"Itu pak Tono kenapa Ji kok bawa-bawa panci?" tanya Nadin sambil melepas headsetnya.

"Mau ikut lomba Master chef kali"

"Loh emang iya?"

"Iyaa"

"Semoga pak Tono lolos ya Ji" ucap Nadin polos.

PANDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang